Fajar pencerahan Gerakan Muhammadiyah di kabupaten ngawi dimulai pada tahun 1918 yang kemudian secara resmi menjadi perkumpulan pada tahun 1925, dimana saat itu pada tanggal 6/7 Agustus 1925 di rumah mas Prawirodihardjo seorang Hoofmandoer Hospitaal di kampung ketanggi Kota Ngawi. Selang beberapa tahun kemudian pada 1934 sampai 1950, Muhammadiyah di Ngawi sudah memiliki cabang-cabang dan ranting-ranting. Pengembangan terus berjalan dengan dinamis dan cepat setelah banyak ulama datang dari Yogyakarta yang telah menamatkan belajarnya kepada KH. Ahmad Dahlan secara langsung. Ditambah lagi ulama tamatan Mabaul Ulum Solo yang dikirim ke Yogyakarta untuk mengaji (belajar) ke pada KH. Ahmad Dahlan, seperti K. Rofi’I, H. Amin dan tokoh lainnya.
Penyebaran lambat laun semakin lancar melalui pengajian-pengajian, sehingga makin banyak menarik massa, yang pada akhirnya masuk menjadi warga Muhammadiyah. Sejalan dengan semangat dakwah, Muhammadiyah di Ngawi sampai saat ini sudah 96 tahun berikhtiar bersama masyarakat Ngawi membangun peradaban di Ngawi. Perjuangan Muhammadiyah di Ngawi pada sebagai Gerakan islam berkemajuan ditandai dengan berdirinya :
1. Madrasah Diniyah Muhammadiyah Tempurejo Banyubiru (1928)
Yang didirikan oleh :
- Kyai Imam Muhtar
- KH. Abdulah Muhsin
- KH. Muh Rofi’i
- KH. Muh Sjarqawi
- KH. Muh Hadi
- Kyai Marwan Mukti
- Kyai Muhtarom
- KH Abdani
- KH. Maksum sujitno
2. TK AISYIYAH 1 NGAWI
Dalam perjuangan dakwah pendidikan di bawah naungan AISYIYAH dalam upaya meningkatkan taraf pendidikan anak-anak di ngawi pada 17 april 1945 didirikan TK Aisyah Ngawi.
- TK Aisyiyah didirikan pada April 1945 dengan nama TK Aisyah. Pada periode 1945 s.d. 1966 pendidikan masih dilakukan dengan seadanya dengan kegiatan kajian dan mengaji bersama bahkan terkadang secara sembunyi-sembunyi TK AISYIYAH pada tahun 1967 dengan nama TK AISYIYAH yang berdomisili di jalan Patiunus INISIIATOR TK AISYIYAH :
- Ibu Karto Jumeno
- Ibu Sukirman
- Ibu Hadi Santosa
- Ibu Ali Murtadlo
Stagnasi dan kemunduran menyelimuti perkembangannya dan hal ini dirasa telah banyak merugikan kader-kadernya yang tidak memiliki aktifitas seperti biasanya. Baru pada tahun 1982 Muhammadiyah telah bangkit dan eksis kembali dengan berbagai kegiatan pemikiran dan bahkan menyelanggarakan Musyawarah Daerah (Musyda) di bawah kendali Bapak Isra’
Pada tahun 2021 seiring usia Muhammadiyah yang ke 109 dan 96 tahun Muhammadiyah berkiprah di Sosial keagamaan di ngawi, saat ini Muhammadiyah menjalankan amanat umat berupa :
- 19 Masjid
- 1 Klinik Kesehatan
- 121 lembaga Pendidikan dengan mendidik 7168 siswa
- 4 Minimarket
- 1 Lembaga Amil Zakat
- 1 LKSA
0 comments:
Posting Komentar