Media Pustaka, Informasi dan Digitalisasi

Kamis, 13 Juni 2024

Berawal dari Yoghurt [Satu Segmen Proses Kreatif Menulis] - Esai Kusfandiari MM Abu Nidhat*)


Di salah satu grup WhatsApp yang diikuti Guru Galib, ada pesan yang masuk sebagai berikut.

Ketika susu basi, ia menjadi yoghurt. Yoghurt lebih bernilai daripada susu. Jika bahkan menjadi lebih basi, ia berubah menjadi keju. Keju lebih bernilai daripada yoghurt dan susu. Dan jika jus anggur menjadi asam, ia berubah menjadi anggur, yang bahkan lebih mahal daripada jus anggur.

Anda tidak buruk karena Anda membuat kesalahan. Kesalahan adalah pengalaman yang membuat Anda lebih bernilai sebagai pribadi.

Christopher Columbus membuat kesalahan navigasi yang membuatnya melenceng dari tujuannya untuk menemukan route baru ke Asia, tapi malah menemukan benua Amerika.

Kesalahan Alexander Fleming membawanya menemukan Penisilin.
Jangan biarkan kesalahan membuat Anda terpuruk.
Selain latihan yang membuat sempurna. Kesalahan yang kita pelajaripun membuat kita belajar untuk lebih sempurna!

~ Reno Omokri
✍🏼blog Awesome quotes & notes


Di Grup Penggiat Literasi Indonesia 1, grup yang lain tentunya, Guru Galib menemukan pesan yang disampaikan oleh Nubarant Ronaldo Rozalino, bunyinya sebagai berikut.

MOTIVASI PLATO KEPADA MURID-MURIDNYA

Di Akademi Athena, Plato berbicara kepada sekelompok murid yang sedang merasa putus asa setelah menghadapi beberapa kegagalan dalam studi mereka. Dengan nada lembut namun penuh keyakinan, Plato mengajak mereka untuk merenungkan makna kegagalan.

Plato : "Anak-anakku, kegagalan bukanlah akhir dari perjalanan kita. Sebaliknya, itu adalah batu loncatan menuju kesuksesan. Setiap kali kita gagal, kita diberi kesempatan untuk belajar sesuatu yang baru. Kita bisa melihat kesalahan kita, memahami apa yang tidak berhasil, dan mencari cara untuk memperbaikinya."

Kemudian Seorang murid muda, terlihat sedih dan putus asa, bertanya dengan suara bergetar, "Tapi, Guru, bagaimana kita bisa melihat kegagalan sebagai hal yang positif ketika kita merasa begitu kecewa?"

Plato : "Aku mengerti perasaanmu. Kegagalan memang bisa membuat kita merasa kecewa. Namun, pikirkanlah tentang seorang anak yang belajar berjalan. Berapa kali dia jatuh sebelum akhirnya bisa berdiri dengan tegak dan berjalan? Setiap kali dia jatuh, dia belajar sesuatu yang baru tentang keseimbangan dan kekuatan. Tanpa kegagalan itu, dia tidak akan pernah bisa berjalan."

Murid lain mengangguk, mulai memahami. "Jadi, setiap kegagalan adalah pelajaran?" Tanya mereka.

Plato : "Tepat sekali. Setiap kegagalan adalah pelajaran yang membawa kita lebih dekat pada kesuksesan. Itu adalah kesempatan untuk memperbaiki diri, untuk menjadi lebih baik, lebih kuat, dan lebih bijaksana. Ketahanan kita diuji melalui kegagalan, dan ketekunan kita diperkuat. Ingatlah bahwa "Kesuksesan yang sejati tidak datang tanpa usaha dan perjuangan."

Para muridpun mulai melihat kegagalan dari sudut pandang yang berbeda. Mereka menyadari bahwa setiap kegagalan membawa mereka lebih dekat pada tujuan mereka, asalkan mereka mau belajar dan terus berusaha. Mereka berjanji pada diri sendiri untuk tidak menyerah dan menggunakan setiap kegagalan sebagai batu loncatan menuju kesuksesan.

Jadi filosofi Pernyataan Plato bahwa "kegagalan adalah batu loncatan menuju kesuksesan" mengajarkan kita untuk melihat kegagalan sebagai bagian penting dari proses belajar dan berkembang. Kegagalan memberikan pelajaran berharga, membangun ketahanan, dan memotivasi kita untuk berusaha lebih keras. Dengan memahami hal ini, kita bisa menghadapi kegagalan dengan sikap positif dan menggunakan setiap kegagalan sebagai kesempatan untuk tumbuh dan mencapai kesuksesan.


Karena merasa ada relevansinya dengan motivasi berwirausaha, Guru Galib meneruskan kedua tulisan tersebut di atas ke Grup Paguyuban Kelompok Pemanfaat Desa Pangkur, dengan menambah klausa :

Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang ulet dan tahan segala cuaca dan musim. Barakallaahu fii umrinaa.
🤲🤲 (tanda dua telapak tangan simbol berdoa)

Dari postingan diteruskan seperti tersebut di atas, Guru Galib “kepikiran” untuk mengembangkan bagian-bagian paragraf. Hasilnya diposting di Grup GPMB Ngawi, sebagai berikut.

Berawal dari Kegagalan

Yoghurt adalah produk pangan berupa hasil olahan susu melaui proses fermentasi menggunakan bakteri tertentu, yaitu Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Kombinasi kedua bakteri tersebut berfungsi untuk mengubah laktosa (gula susu) menjadi asam laktat yang berakibat pada penurunan pH dan terbentuknya gumpalan disebabkan koagulasi protein susu oleh asam sehingga menghasilkan cita rasa yang khas karena mengandung komponen flavor seperti diasetil, asetaldehit dan karbondioksida.

Paragraf tersebut hanyalah menunjukkan simpulan dari proses keberhasilan. Padahal jauh sebelumnya, "penemunya" secara tidak sengaja membiarkan satu tong (atau bertong-tong) air susu yang terlambat dikonsumsi atau didistribusikan untuk dikonsumsi.

Yoghurt adalah produk olahan susu basi yang dianggap sebagai kegagalan. Dalam proses selanjutnya, melalui uji coba dan keliru, yoghurt telah jadi produk yang berkualitas yang menunjukkan nilai ekonomi melebihi nilai ekonomi susu.

Bagaimana halnya dengan kita yang berkutat di zona literasi? Tidak ada kata terlambat untuk berbuat, menulis, berbicara, dan bereksperimen. Mungkin saja kemarin, kita gagal membuat "yoghurt", tidak mengapa. Simpan saja dokumen itu di file laptop yang mudah dicari dan ditemukan. Siapa tahu kelak, tulisan itu bisa kita olah jadi "Produk yang Berkualitas".

Salam Literasi, Tetaplah Berproduksi!


💪😃 (simbol wajah bersemangat dan tangan mengepal)
Barakallaahu fii umrinaa.
🤲🤲 (simbol kedua telapak tangan lagi berdoa)

Masih terinspirasi dari tulisan Reno Omokri ✍🏼blog Awesome quotes & notes terkait dengan istilah “keju” yang berawal dari suatu kegagalan, Guru Galib berburu menyusun tulisan hasilnya sebagai berikut.

Berlanjut Jadi Keju


Keju adalah jenis produk olahan berbahan baku susu. Keju terbuat dari susu yang digumpalkan. Proses penggumpalan ini bisa dilakukan dengan hanya menambahkan asam atau dengan menggunakan enzim yang dibantu oleh bakteri baik. Enzimnya dikenal dengan rennet.


Dengan daya imajinasinya, Guru Galib mengolah alinea :

Paragraf tersebut hanyalah menunjukkan simpulan dari proses keberhasilan. Padahal jauh sebelumnya, "penemunya" secara tidak sengaja membiarkan satu tong (atau bertong-tong) air susu yang terlambat dikonsumsi atau didistribusikan untuk dikonsumsi.

Menjadi alinea baru sebagai berikut.

Paragraf tersebut di atas hanyalan menunjukkan simpulan dari proses keberhasilan. Dulu “penemunya” yang lain tentunya secara tidak sengaja membiarkan “yoghurt” mengering dan atau mengalami penggumpalan. Ia tentu pernah mengalami kegagalan. Dan kegagalan itu bukan satu kali dua kali, melainkan berkali-kali, sampai ia benar-benar menemukan “produk baru” yang ia beri nama “keju” atau “cheeze”.

Lalu pada alinea di bawahnya yang berbunyi :

Yoghurt adalah produk olahan susu basi yang dianggap sebagai kegagalan. Dalam proses selanjutnya, melalui uji coba dan keliru, yoghurt telah jadi produk yang berkualitas yang menunjukkan nilai ekonomi melebihi nilai ekonomi susu.

Diolah dan atau diubah menjadi alinea :

Sebagai produk olahan susu basi atau yang mengalami fermentasi bolehlah dianggap pernah dan telah mengalami kegagalan berkali-kali, sampai “penemunya” menemukan produk baru yang bernama keju. Inilah yang namanya kegagalan berbuah keberhasilan.

Lalu pada alinea di bawahnya yang berbunyi :

Bagaimana halnya dengan kita yang berkutat di zona literasi? Tidak ada kata terlambat untuk berbuat, menulis, berbicara, dan bereksperimen. Mungkin saja kemarin, kita gagal membuat "yoghurt", tidak mengapa. Simpan saja dokumen itu di file laptop yang mudah dicari dan ditemukan. Siapa tahu kelak, tulisan itu bisa kita olah jadi "Produk yang Berkualitas".

Diolah dan atau diubah menjadi alinea :

Kita yang senantiasa berkutat di zona literasi “tak putus dirundung malang”, “tak pernah berhenti dirundung salah ketik ataupun salah dalam redaksi tulisan”. Inilah yang namanya perkembangan berpikir. Jangan pernah ada kata puas, sampai benar-benar tulisan kita enak dibaca dan penting. Perkara orang lain tidak memahami, itu persoalan lain. Perkara, saat diposting di grup kemudian tidak ada yang menanggapi sama sekali, kita tidak usah risau betul. Boleh jadi memang tulisan kita tidak berkualitas atau tidak dipahami para anggota dalam grup. Namun, boleh jadi pula tulisan kita diam-diam disimpan dan atau diteruskan kepada teman literat yang tidak ada dalam grup.

Kemudian menambahkannya dengan bagian tulisan berikutnya :

Christopher Columbus saja pernah membuat kesalahan navigasi. Orang-orang dalam satu kapal berlayar dengan tujuan yang melenceng dari yang direncanakan. Maksud hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai. Maksud hati berlayar sesuai dengan navigasi, apa daya kapal berlayar dengan “route baru” ke wilayah lain ke Asia, bahkan kemudian ia (atau mereka) menemukan benua Amerika. Tidak jelas (tidak ada berita) yang mungkin ada awak kapalnya berseru,”Perjalanan ini ngawur dan terasa sangat melelahkan, beruntunglah kalian tidak ikut pelayaran kami.”

Biasa, Guru Galib menyisipkan joke-joke yang menyegarkan otak untuk menepis kejenuhan. Juga ia menambahkan alinea yang baru.

Alexander Fleming saja pernah mengalami kesalahan. Buah kesalahan adalah keberhasilan juga. Fleming tidak banyak melakukan penelitian mengenai penisilin setelah pengamatan awalnya pada tahun 1928. Mulai tahun 1941, setelah wartawan berita mulai meliput uji coba awal antibiotik pada manusia, Fleming yang tidak memiliki kepemilikan sebagai penemu penisilin. Hal ini membuat Florey sangat khawatir bahwa kontribusi kelompok Oxford justru diabaikan. Masalah ini sebagian diperbaiki pada tahun 1945, ketika Fleming, Florey, dan Chain – tetapi bukan Heatley – dianugerahi Hadiah Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran. Dalam pidato penerimaannya, Fleming memperingatkan bahwa penggunaan penisilin yang berlebihan dapat menyebabkan resistensi bakteri.

Pada tahun 1990, Oxford menggantikan pengawasan komite Nobel dengan menganugerahkan Heatley gelar doktor kehormatan kedokteran pertama dalam 800 tahun sejarahnya.

Mungkin pada tanggal 28 September ini, saat kita merayakan pencapaian besar Alexander Fleming, kita ingat bahwa penisilin juga membutuhkan kebidanan Florey, Chain dan Heatley, serta pasukan pekerja laboratorium.


Referensi :
https://www-pbs-org.translate.goog/newshour/health/the-real-story-behind-the-worlds-first-antibiotic?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc

Tulisan tersebut di atas segera diposting di grup Guru Pembelajar Bahasa Indonesia. Tidak peduli ada yang membaca atau tidak. Tidak peduli ada tanggapan atau sekedar mengapresiasi dengan ikon.

Juga bercermin pada keberhasilan Flemming dan kawan-kawan, Guru Galib merasa berhutang budi kepada teman-teman literat yang punya andil besar dalam mengantarkan “daya berpikirnya” yang semakin lama semakin “liar” dan berkembang pesat. Meski mungkin tidak diakui dunia manapun, ia terus menulis dan menulis. Meski pula tulisannya tidak pernah dipahami orang, karena dirasa “aneh” dan “nyleneh” atau tidak lazim. Guru Galib memang galib dan bertahan pada galibnya.

Ia tentu tetap teringat saat guru SD di kota Mojokerto menerangkan kepada murid-muridnya di kelas IV bagaimana cara menggambar lampu teplok berbahan bakar minyak tanah.

“Pada galibnya, lampu teplok itu seperti ini,” sambil menunjukkan lukisan lampu teplok yang ada di papan tulis. Dulu papan tulis itu dicat hitam, dan alat tulisnya berupa kapur tulis batangan.

Tak urung di luar kelas “didengar” oleh wartawan yang akan mewawancarainya tentang kemajuan pendidikan. Sewaktu istirahat wartawan itu menemui Pak Guru. Sebelum wawancara dimulai, wartawan sempat bertanya,”Pada galibnya itu apa, Pak Guru?” “O... galibnya itu mblendhuknya,” jawab Pak Guru dengan enteng.

Kisah singkat Pak Guru menggambar galib lampu teplok itulah, penulis menggunakan tokoh yang bernama Guru Galib untuk peran-peran yang aneh, nyleneh, absurd, di luar nalar pada umumnya, dan lain-lain, dan sebagainya.

Pangkur-Ngawi, 11 Juni 2024 M / 03 Dzulhijjah 1445 H Pukul 02.44 WIB *) Penulis adalah Budayawan/Penasihat GPMB Ngawi bertempat tinggal di Desa Pangkur, Kecamatan Pangkur, Ngawi dan Pengurus PCM Pangkur
Share:

0 comments:

Posting Komentar