Terdapat belasan uraian Teori 100-1 = 0 baik berupa artikel maupun video yang ditayangkan di jagad maya yang sempat dilihat sekilas oleh Guru Galib. Salah satu di antaranya artikel yang disampaikan oleh Pak Sae’an, Guru MAN 1 Banjarnegara di https://man1banjarnegara.sch.id/berita-203-teori-100--1--0.html sebagai berikut (telah mengalami penyuntingan) :
Seorang guru menulis soal matematika dan jawabannya di papan tulis di depan kelas :
2 + 2 = 4
4 = 4 = 8
8 + 8 = 16
9 + 9 = 19
Begitu guru selesai menulis, tiba-tiba para murid serempak menertawakan dan berkata :
"Salah!... Salah!"
Guru membiarkan kelas gaduh untuk sementara waktu.
Setelah semua tenang, sang guru berkata :
“Anak-anak, saya memang bukan Guru Matematika. Saya tahu bahwa ini salah! Cuma saya ingin kalian belajar . Bukan hanya belajar menemukan jawaban benar. Bukan hanya belajar menemukan jawaban salah. Mari kita belajar sesuatu yang berbeda pada kesempatan ini. Kalian menertawakan karena kalian tahu ada yang tidak benar. Kalian benar bahwa ada satu kesalahan yang saya buat. Tetapi ada tiga jawaban saya yang benar, mengapa tidak ada yang memuji saya? Mengapa tidak ada yang membela saya, dan hal ini disebabkan oleh karena kalian hanya melihat satu kesalahan saja.
Anak-anak, hal apa yang bisa kita ambil pelajaran dari perjumpaan kita kali ini? Ialah apa yang baru saja kita alami merupakan salah satu di antara sekian banyak hal yang sama berlaku atas hidup kita sehari-hari.
Orang lain melakukan seratus kali kebaikan, tetapi ada satu masalah yang ia lakukan saja yang membuat kalian tidak berkenan di hati, maka kalian langsung mengabaikan "Seratus Kebaikan” yang lalu semuanya kalian lupakan. Inilah yang kita sebut “TEORI 100 – 1 = 0“.
Kita pernah mendengar pepatah : “Panas setahun dihapuskan oleh hujan sehari". Masih ingat artinya apa? Artinya “Segala kebaikan selama setahun dihapuskan oleh keburukan selama sehari“. Hal yang menyedihkan bahwa mungkin setiap kita hanya sibuk melihat kesalahan orang lain dan merasa diri sendiri yang paling benar. Apalagi kita kaitkan dengan peribahasa “Gajah di pelupuk mata tidak terlihat, semut di seberang pantai nampak jelas “ yang artinya : kesalahan diri sendiri tidak terlihat, tetapi kesalahan oran lain telihat jelas.
Melakukan kesalahan itu adalah manusiawi. Masalahnya adalah mengapa sikap kita cenderung melihat atau mencari kesalahan orang lain, lalu menghakiminya? Seharusnya kita menjadikan sebagai pelajaran dan tempat kita untuk bercermin agar kita tidak melakukan hal yang sama.
Tidak jarang diam-diam kita bersorak-sorai saat melihat kesalahan orang lain sebab hal itu bisa dijadikan bahan candaan atau perundungan. Apalagi ia tidak kita sukai, kita pikir ini adalah kesempatan untuk menjelek-jelekannya dan bersyukur atas kesalahan yang ia lakukan.
Tentu sikap tak terpuji ini harus kita hindari. Dalam etika kehidupan, kita harus belajar mengingat kebaikan orang lain. Jangan sampai kita fokus kepada kesalahan kecil lalu kita mengabaikan seluruh kebaikannya.
Ingatlah bahwa setiap orang mempunyai kelemahan dan kekurangannya sendiri! Jangan sampai kita dengan mudah menghakimi kelemahan atau kekurangan orang lain! Kita juga bukan manusia sempurna! Kita tidak usah memikirkan kekurangan orang lain. Kita harus sering memikirkan kebaikan orang lain dan dan bersyukur atas kebaikannya, maka hidup kita akan menjadi lebih baik, indah dan harmonis,” ujar guru kepada para murid.
Teman Literat yang dimuliakan Allah.
Dalam kehidupan berkeluarga juga demikian, kalau kita selalu mengingat-ingat kebaikan dari pasangan kita, maka keharmonisan memenuhi pernikahan dan keluarga kita.
Ingatlah kebaikan orang selagi masih hidup dan sayangah, kasihanilah, jangan kita baru mengingatnya orangnya sudah tidak ada. Ada baiknya kita perhatikan lirik lagu “Kehilangan” ciptaan Rhoma Irama, sebagai berikut.
Artis : Rhoma Irama. G F Am Kalau sudah tiada baru terasa G F Am Bahwa kehadirannya sungguh berharga E F Sungguh berat aku rasa kehilangan dia E F Am Sungguh berat aku rasa. Hidup tanpa dia G F Am Kalau sudah tiada baru terasa G F Am Bahwa kehadirannya sungguh berharga Am D E Dm Am Dm Am-Am-Am Am G Kutahu rumus dunia semua harus berpisah F G Am Dm Am Tetapi kumohon tangguhkan tangguhkanlah Am G Bukan aku mengingkari apa yang harus terjadi F G Am Dm Am Tetapi ku mohon kuatkan kuatkanlah G F Am Kalau sudah tiada baru terasa, G F Am Bahwa kehadiranya sungguh berharga E F Sungguh berat aku rasa kehilangan dia E F Am Sungguh berat aku rasa hidup tanpa dia G F Am Kalau sudah tiada..baru terasa G F Am Bahwa kehadiranya...sungguh berharga Am D E Dm Am Dm Am-Am-Am Am G Ku tahu rumus dunia semua harus berpisah F G Am Dm Am Tetapi kumohon tangguhkan tangguhkanlah Am G Bukan aku mengingkari apa yang harus terjadi F G Am Dm Am Tetapi ku mohon kuatkan kuatkanlah G F Am Kalau sudah tiada baru terasa, G F Am Bahwa kehadiranya sungguh berharga E F Sungguh berat aku rasa kehilangan dia E F Am Sungguh berat aku rasa hidup tanpa dia G F Am Kalau sudah tiada..baru terasa G F Am Bahwa kehadiranya...sungguh berhargahttps://www.kompas.com/hype/read/2020/07/23/182000366/lirik-dan-chord-lagu-kehilangan-dari-rhoma-irama.
Murid Imam Syafi'i
Diriwayatkan bahwa Yunus bin Abdi Al-'Ala, berselisih pendapat dengan sang guru, yaitu Al-Imam Muhammad bin Idris As-Syafi'i (Imam Asy Syafi'i) saat beliau mengajar di Masjid.
Hal ini membuat Yunus bangkit dan meninggalkan majelis itu dalam keadaan marah..
Kala malam menjelang, Yunus mendengar pintu rumahnya diketuk ... Ia berkata: "Siapa di pintu?"
Orang yang mengetuk menjawab : "Muhammad bin Idris."
Seketika Yunus berusaha untuk mengingat semua orang yang ia kenal dengan nama itu, hingga ia yakin tidak ada siapapun yang bernama Muhammad bin Idris yang ia kenal, kecuali Imam Asy Syafi'i.
Saat ia membuka pintu, ia sangat terkejut dengan kedatangan sang guru besar, yaitu Imam Syafi'i.
Imam Syafi'i berkata : "Wahai Yunus, selama ini kita disatukan dalam ratusan masalah, apakah karena satu masalah saja kita harus berpisah..?
Janganlah engkau berusaha untuk menjadi pemenang dalam setiap perbedaan pendapat.
Terkadang, meraih hati orang lain itu lebih utama daripada meraih kemenangan atasnya..
Jangan pula engkau hancurkan jembatan yang telah kau bangun dan kau lewati di atasnya berulang kali, karena boleh jadi, kelak satu hari nanti engkau akan membutuhkannya kembali.."
"Berusahalah dalam hidup ini agar engkau selalu membenci perilaku orang yang salah, tetapi jangan pernah engkau membeci orang yang melakukan kesalahan itu.
Engkau harus marah saat melihat kemaksiatan, tetapi berlapang dadalah dan bimbinglah para pelaku kemaksiatan.
Engkau boleh mengkritik pendapat yang berbeda, namun tetap menghormati terhadap orang yang berbeda pendapat.
Karena tugas kita dalam kehidupan ini adalah menghilangkan penyakit, dan bukan membunuh orang yang sakit.."
Maka apabila ada orang yang datang meminta maaf kepadamu, maka segera maafkan.
Apabila ada orang yang tertimpa kesedihan, maka dengarkanlah keluhannya.
Apabila datang orang yang membutuhkan, maka penuhilah kebutuhannya sesuai dengan apa yang Allâh Ta'ala berikan kepadamu.
Apabila datang orang yang menasehatimu, maka berterimakasihlah atas nasehat yang ia sampaikan kepadamu.
Bahkan seandainya satu hari nanti engkau hanya menuai duri, tetaplah engkau untuk senantiasa menanam bunga.
Karena sesungguhnya balasan yang dijanjikan oleh Allâh yang Maha Pengasih lagi Dermawan jauh lebih baik dari balasan apapun yang mampu diberikan oleh manusia.."
Beliaupun menangis dan merangkul Sang Imam sembari mohon maaf dan berterima kasih atas nasihatnya.
Setidak-tidaknya ada empat hal yang tidak akan bisa kembali, yaitu : 1. waktu yang telah berlalu, 2. kata-kata yang telah diucapkan, 3. kesempatan yang telah dilewatkan, 4. kepercayaan setelah hilang. Mungkin di antara kita sudah bisa memperhatikan dan mengelola empat hal ini. Mungkin pula ada yang bisa menyelejuga saikan 3, 2, 1, atau bahkan sama sekali tidak bisa mengelola dengan sebaik-baiknya. Kemampuan masing-masing tidaklah sama. Kita tidak boleh menyalahkan seseorang yang tidak bisa memenuhi empat kriteria tersebut.
Di pengajian umum terbuka dalam beragam kesempatan ceramah atau tausiah.kalangan ulama sering menyampaikan :
ألإِنْسِانُ مَحَلُّ الخَّطَاء وَالنِّسْيَان
"Al-Insanu mahalu l-khata wa n-nisyan”
"Manusia tempat salah dan lupa"
Ucapan ini merupakan pepatah bahasa Arab yang populer
Semoga kita menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat.
Insyâ Allâh kita semua akan dimuliakan oleh Allâh Ta'ala.
Allâhumma Shalli 'Alâ Sayyidinâ Muhammad, Wa 'Alâ Âli Sayyidinâ Muhammad Wallâhu A'lam Bisshawab
Yâ Allâh... Ampunilah dosa dan kesalahan Murrobi dan guru² kami. Ampunilah kedua orang tua kami, ampunilah kami, keluarga kami dan saudara² kami.
Yâ Allâh... Sehat dan sembuhkan saudara dan sahabat kami yang sakit. Jadikanlah sebaik-baik amal kami pada penutupannya.
Jadikan kami dan keluarga kami sehat dzohir dan bathin. Lindungilah kami dari berbagai penyakit, bencana dan kesulitan lainnya.
Yâ Allâh, dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu pagi, dan dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu petang. Dengan rahmat dan pertolongan Mu kami hidup dan dengan kehendak-Mu kami mati. Dan kepada-Mu kebangkitan (bagi semua makhluk).
Yâ Allâh, aku memohon petunjuk pada-Mu dan kehormatan dan kekayaan serta beramal sesuai dengan apa yang Engkau cintai dan ridhai.
Yâ Allâh, aku memohon kekuatan dari-Mu karena kelemahan kami, kekayaan dari-Mu karena kefakiran dan kepapaan kami, dan kearifan dan ilmu dari-Mu karena kejahilan kami.
Yâ Allâh, sampaikanlah shalawat kepada Nabi Muhammad SAW dan keluarganya dan bantulah kami supaya dapat bersyukur dan berzikir pada-Mu, dengan rahmat-Mu wahai Yang Maha Pengasih di antara yang mengasihi.
Jadikan kami, insan yang pandai bersyukur dan bisa membahagiakan orang lain.
Jadikan kami menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat. Jadikan negri ini menjadi lebih baik.
Pangkur-Ngawi, 18 Juli 2024 M / 12 Muharram 1446 H Pukul 05.24 WIB
0 comments:
Posting Komentar