Media Pustaka, Informasi dan Digitalisasi

Sejarah Singkat Muhammadiyah

Bulan Dzulhijjah (8 Dzulhijjah 1330 H) atau November (18 November 1912 M) merupakan momentum penting lahirnya Muhammadiyah. Itulah kelahiran sebuah gerakan Islam modernis terbesar di Indonesia, ...

SEJARAH MUHAMMADIYAH DI NGAWI

Fajar pencerahan Gerakan Muhammadiyah di kabupaten ngawi dimulai pada tahun 1918 yang kemudian secara resmi menjadi perkumpulan pada tahun 1925, ....

Majelis Pustaka, Informasi dan Digitalisasi PDM Ngawi Ikuti Rakerwil di PWM Jawa Timur

Majelis Pustaka, Informatika, dan Digitalisasi (MPID) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Ngawi mengikuti Rapat Kerja Wilayah (rakerwil),...

Dikdasmen PNF PDM Ngawi Adakan O2SM (Olimpiade Olahraga Sains Muhammadiyah)

O2SM (Olimpiade Olahraga Sains Muhammadiyah) tingkat Kabupaten pada tanggal 26 - 28 Februari 2024....

Pengukuhan PDPM Kabupaten Ngawi Periode 2023-2027

Proses pengukuhan ini dihadiri oleh Wakil Bupati Ngawi Dr. Dwi Rianto Jatmiko, MH, M.Si, unsur Forum Pimpinan Daerah, PWPM Jawa Timur,....

Sabtu, 19 Oktober 2024

Ahammiatut Tarbiyah - Ust. Drs. Ali Nurhidayat, M.Ag KAP PCM Ngawi


Ngawi – Pada Ahad, 20 Oktober 2024, Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Ngawi menggelar Kajian Ahad Pagi yang kali ini menghadirkan Ust. Drs. Ali Nurhidayat, M.Ag sebagai penceramah. Tema yang diangkat adalah "Ahammiatut Tarbiyah" atau pentingnya pendidikan dalam Islam, dengan pembahasan yang dikaitkan dengan contoh dari para Khulafaur Rasyidin, yaitu para khalifah yang mengikuti jejak Rasulullah SAW.

Dalam mukadimahnya, Ust. Ali Nurhidayat mengawali dengan kisah inspiratif dari Khulafaur Rasyidin—Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib—yang menjadi teladan dalam mendidik generasi Muslim. Beliau menekankan bagaimana keempat khalifah ini tidak hanya unggul dalam kepemimpinan politik, tetapi juga dalam membentuk karakter masyarakat melalui tarbiyah yang berlandaskan akhlak mulia.

"Para Khulafaur Rasyidin menjadi contoh terbaik dalam pendidikan moral dan spiritual. Mereka tidak hanya memimpin umat, tetapi juga mendidik mereka dengan nilai-nilai kejujuran, keadilan, dan kasih sayang. Inilah tarbiyah yang sejati, yang harus kita warisi dan terapkan dalam kehidupan kita, terutama dalam mendidik anak-anak kita," ujar Ust. Ali.

Beliau melanjutkan, bahwa pendidikan yang diberikan oleh para Khulafaur Rasyidin kepada masyarakat pada masanya berfokus pada penguatan iman dan penegakan keadilan. Abu Bakar dikenal dengan kelembutannya dalam mengajarkan keimanan, sementara Umar bin Khattab adalah contoh pemimpin yang tegas dalam menerapkan keadilan. Utsman bin Affan memberikan teladan dalam kedermawanan, dan Ali bin Abi Thalib dikenal dengan kebijaksanaan serta ilmunya yang mendalam.

Setelah menyampaikan mukadimah, Ust. Ali kemudian menghubungkan teladan dari para Khulafaur Rasyidin dengan situasi kekinian, termasuk kasus viral anak SMP yang tidur di kuburan saat jam pelajaran. Menurutnya, fenomena ini menunjukkan kurangnya pendidikan karakter yang seimbang dengan pendidikan formal. Tarbiyah yang diberikan oleh keluarga dan sekolah harus mengutamakan pembentukan akhlak, sebagaimana yang dicontohkan oleh para khalifah.

Beliau dalam menyampaikan materi, sangat mudah dipahami oleh jamaah. Kajian ini diakhiri dengan pesan agar masyarakat, khususnya orang tua dan pendidik, menjadikan fisik, akal dan hati sebagai satu kesatuan dalam memberikan pendidikan yang holistik—pendidikan yang tidak hanya mencakup ilmu dunia, tetapi juga nilai-nilai moral dan spiritual yang kokoh.
Share:

Minggu, 06 Oktober 2024

Khutbah Jum'at: Bumi, Manusia, dan Kebesaran Tuhan


Oleh: Sidik Saiful Anwar


إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه ُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا


Jamaah Jum’at Rahimakumullah

Marilah kita senantiasa meningkatkan kualitas keimanan, ketakwaan kita kepada Allah SwT dengan senantiasa beribadah kepada-Nya. Dan juga selalu meningkatkan intensitas amal salih kita setiap harinya. Dalam situasi apapun kita tetap bersyukur kepada Allah SwT. Dan marilah kita selalu meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita secara berkualitas dalam menjalankan perintah dan  menjauhi larangan-Nya.

Salah satu perkara penting yang yang dibahas dalam Al-Qur’an adalah tentang alam semesta termasuk di dalamya adalah bumi tempat kita tinggal. Alam Semesta sering disebut dalam berbagai ayat Al-Qur’an sebagai bukti kebesaran-Nya. Sehingga kita sebagai umat Islam harus mengimani kebesaran Allah SwT sebagai pencipta alam semesta ini, dengan segala kesempurnaa-Nya yang dibarengi tanda-tanda kekuasaan-Nya. Ketika datang siang maka tidak lupa pula menyusul malam, ketika datang kemarau tidak lupa pula datang hujan. Maka terdapat banyak sekali tanda-tanda dari penciptaan alam semesta oleh Allah SwT. Diantara tanda-Nya yaitu,

Pertama, alam semesta sebagai wujud yang benar dan nyata. Hal ini harus dipahami dengan hati yang mantap. Dalam Al-Qur’an dijelaskan alam semesta sebagai sesuatu yang haq, sebagai sesuatu yang benar serta nyata dan tidaklah Allah SwT menciptakan alam ini sebagai sesuatu yang main-main atau palsu (bathil). Jika kita sebagai umat manusia menganggap alam semesta ini sebagai hal yang diciptakan secara main-main maka akan memberikan pandangan bahwa pengalaman kehidupan di dunia ini juga bersifat palsu dan bukan nyata, sehingga tidak ada pikiran tentang tanggung jawab kepada Allah SwT atas kehidupan di dunia ini.

Kedua, alam semesta sarana mencari ibrah dan hikmah. Jagat raya yang diciptakan Allah SwT sebagai ayat-ayat yang menjadi sumber pelajaran bagi manusia. Sebagaimana tanda-tandanya yaitu keserasian, keharmonisan, dan ketertiban alam semesta. Dengan ini memberikan  makna bahwa alam semesta diciptakan dengan benar (haq) tidak dengan palsu (bathil) atau kebetulan belaka. Sebagai sesuatu yang baik lagi serasi alam raya juga harus diyakini diciptakannya penuh maksud dan tujuan yang menunjukkan kebesaran sang Maha Pencipta Allah SwT. Dilukiskan dalam kitab suci Al-Qur’an yang menyadari alam raya sebagai ayat-ayat Tuhan sebagai berikut

اِنَّ فِىۡ خَلۡقِ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِ وَاخۡتِلَافِ الَّيۡلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الۡاَلۡبَابِ  الَّذِيۡنَ يَذۡكُرُوۡنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوۡدًا وَّعَلٰى جُنُوۡبِهِمۡ وَيَتَفَكَّرُوۡنَ فِىۡ خَلۡقِ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِ​ۚ رَبَّنَا مَا خَلَقۡتَ هٰذَا بَاطِلًا ۚ سُبۡحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ‏ ‏

“sesungguhnya dalam penciptaan seluruh langit dan bumi (alam semesta) pastilah terdapat ayat-ayat bagi mereka yang berakal budi. Yaitu mereka yang selalu ingat kepada Allah SWT, baik pada saat berdiri, saat duduk, mau pun saat berbaring, dan memikirkan kejadian seluruh langit dan bumi, (seraya berkata), “ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan ini semua secara batil. Mahasuci Engkau. Maka lindungilah kami dari azab neraka”. (Q.S, Ali Imran/3 :190-191).

Jamaah Jum’at Rahimakumullah

Yang ketiga, yaitu alam semesta ditundukkan bagi manusia. Allah SwT menciptakan manusia sebagai puncak ciptaan-Nya sehingga seluruh alam berada dalam martabat yang lebih rendah dari pada manusia. Dengan begitu manusia berhak memanfaatkan alam dengan sebaik-baiknya tanpa menimbulkan kerusakan, serta menjadikan alam raya ini sebagai obyek kajian terbuka bagi manusia. 

ظَهَرَ ٱلۡفَسَادُ فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِي ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعۡضَ ٱلَّذِي عَمِلُواْ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ  

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar (Qs ar-Rum ayat 41).

Atas dasar inilah malaikat agak keberatan tentang penunjukkan manusi sebagai khalifah di bumi.

وَإِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٞ فِي ٱلۡأَرۡضِ خَلِيفَةٗۖ قَالُوٓاْ أَتَجۡعَلُ فِيهَا مَن يُفۡسِدُ فِيهَا وَيَسۡفِكُ ٱلدِّمَآءَ وَنَحۡنُ نُسَبِّحُ بِحَمۡدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَۖ قَالَ إِنِّيٓ أَعۡلَمُ مَا لَا تَعۡلَمُونَ  

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui" (Qs al-Baqarah ayat 30).

Merusakknya (alam) jelas tidak dibolehkan. Namun terlalu mengagungkannya juga tidak dibenarkan makakala itu justru melahirkan kesyirikan.

وَسَخَّرَ لَكُمْ مَّا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ جَمِيْعًا مِّنْهُ ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ 

“Dan Dia (Allah) merendahkan bagi kamu semua apa yang ada diseluruh langit dan apa yang ada di bumi, seluruhnya dari Dia. Sesungguhnya dalam hal itu ada tanda-tanda bagi mereka yang berpikir” (Q.S, al-Jatsiyah/45 : 13)

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْأَنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْأَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمِ، وَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.


Khutbah Kedua


اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ إِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ وَكَفَرَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْخَلَائِقِ وَالْبَشَرِ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ،
فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ، اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. وَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْأَنِ الْكَرِيْمِ إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا،
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ، اَللَّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ، اَللَّهُمَّ لَا تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا اِلَّا غَفَرْتَهُ وَلَا عَيْبًا اِلَّا سَتَرْتَهُ وَلَا هَمًّا اِلَّا فَرَجْتَهُ وَلَا ضَرًّا اِلَّا كَشَفْتَهُ وَلَا دَيْنًا اِلَّا أَدَيْتَهُ وَلَا حَجَةً مِنْ حَوَائِجِ الدُّنْيَا وَالْأَخِرَةِ اِلَّا قَضَيْتَهَا وَلَا مَرِيْضًا اِلَّا شَفَيْتَهُ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
عِبَادَ الله إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وِالْإِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

Sidik Saiful Anwar, Kader Muhammadiyah Lampung

Artikel ini telah tayang di suaramuhammadiyah.id dengan judul: Khutbah Jum'at: Bumi, Manusia, dan Kebesaran Tuhan, https://www.suaramuhammadiyah.id/read/khutbah-jum-at-bumi-manusia-dan-kebesaran-tuhan
Share:

Selepas Mengisi KAP, Prof. Dr. Biyanto, M.Ag. Meninjau Pembangunan Islamic Center Muhammadiyah (ICM) Ngawi


Kajian Ahad pagi yang diselenggarakan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Ngawi bersama Prof. Dr. Biyanto, M.Ag., mengangkat tema "Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah." Tema ini sangat relevan bagi warga Muhammadiyah, karena "Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah" (PHIWM) merupakan panduan yang dirancang untuk membantu anggota Muhammadiyah mengarahkan kehidupan mereka sesuai dengan nilai-nilai Islam dalam berbagai aspek kehidupan.

Pedoman ini mencakup berbagai hal seperti akidah, ibadah, akhlak, dan muamalah dalam perspektif Muhammadiyah, yang mengedepankan pendekatan Islam yang berkemajuan. Dalam kajian ini, Prof. Dr. Biyanto, yang juga dikenal sebagai pakar dalam bidang studi agama dan tokoh di Muhammadiyah, mengulas bagaimana pedoman tersebut diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, serta bagaimana warga Muhammadiyah dapat menjaga integritas dan konsistensi beragama di tengah tantangan modernitas.



Kajian Ahad pagi yang dilaksanakan pada 6 Oktober 2024 oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Ngawi tersebut, mendapatkan antusiasme tinggi dari warga Muhammadiyah se-Kabupaten Ngawi. Kehadiran warga Muhammadiyah dari berbagai Cabang Muhammadiyah se-kabupaten menunjukkan semangat untuk memperdalam pemahaman terhadap "Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah" (PHIWM), yang menjadi tema utama kajian tersebut.

Acara ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi bagi warga Muhammadiyah, tetapi juga sebagai sarana untuk memperkuat pemahaman keislaman dan mengukuhkan semangat berorganisasi dalam menjalankan visi Islam berkemajuan. Kajian tersebut kemungkinan besar berisi paparan mengenai bagaimana warga Muhammadiyah bisa menjalani kehidupan yang sesuai dengan ajaran Islam dalam konteks sosial, ekonomi, dan politik di era modern.



Dengan kehadiran Prof. Dr. Biyanto, seorang tokoh Muhammadiyah dan pakar dalam studi agama, acara ini memberikan kesempatan berharga bagi warga Muhammadiyah untuk mendalami lebih jauh tentang pedoman hidup Islami yang relevan dalam menghadapi tantangan zaman.

Setelah mengisi Kajian Ahad Pagi (KAP) pada 6 Oktober 2024, Prof. Dr. Biyanto, M.Ag., yang juga menjabat sebagai Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, melakukan peninjauan terhadap pembangunan Islamic Center Muhammadiyah (ICM) di Ngawi. Peninjauan ini merupakan bagian dari komitmen Muhammadiyah dalam memperkuat infrastruktur pusat keislaman di wilayah tersebut.

Pembangunan ICM Ngawi diharapkan menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial yang berkontribusi terhadap pengembangan masyarakat Islami di Ngawi serta sekitarnya, sekaligus menjadi simbol kemajuan Muhammadiyah dalam bidang dakwah berkemajuan.
Share:

Sabtu, 05 Oktober 2024

Khutbah Jum'at: Tiga Besaran Nikmat Allah


Khutbah Jum'at: Tiga Besaran Nikmat Allah
Oleh: Ismet Pahlevi
Guru Agama dan Mubhalig Muhammadiyah Kepulauan Anambas

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَعْطَىنَا بِالصَّبْرِ وَالشُّكْرِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ الصَّبُوْرُ الشَّكُوْرُ وَأَشْهَدُ اَنَّ حَبِيْبَنَا وَ نَبِيَّنّا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ أَخْرَجَنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ اِلَى النُّوْرِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

Alhamdulillah, kita bersyukur ke khadirat AllahSWT. yang dengan izin-Nya jualah, sehingga dapatlah kita pada siang ini kembali menunaikan fardhu Jum’at, sebagai salah satu wujud nyata dari taqwa kita kepada Allah SWT.

Kaum Muslimin Rahimakumullah
Sudah tidak dapat kita pungkiri, bahwa dalam kehidupan ini, kita selalu menerima ni’mat Allah yang melimpah ruah. Karena saking banyaknya, tidak ada satu mesin atau teknologi secanggih apapun yang mampu mencatat berapa banyak ni’mat Allah tersebut.

Sehingga jika seandainya ranting-ranting kayu yang ada di permukaan bumi ini di jadikan pena, dan seluruh lauatan yang luas dan dalam ini, dijadikan tinta, untuk menuliskan ni’matni’mat Allah, niscaya ranting-rangting kayu itu akan hancur atau musnah dan lautan itu akan kering, namun ni’mat-ni’mat Allah masih banyak yang belum tertuliskan.

Dalam hubungan ini, maka wajarlah kiranya, jika Allah SWT. Menantang kita dan mempersilakan kepada kita, kalau memang kita mau dan mampu melakukan penghitungan terhadap ni’mat-ni’mat Allah tersebut. Namun pasti, kata Allah, sekali lagi pasti, kita tidak akan mampu untuk menghitungnya.

Firman Allah dalam Al-Qur’an :
وَاٰتٰىكُمْ مِّنْ كُلِّ مَا سَاَلْتُمُوْهُۗ وَاِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ لَا تُحْصُوْهَاۗ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَظَلُوْمٌ كَفَّارٌ ࣖ

“Dan jika sekiranya kamu ingin menghitung- hitung ni’mat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu untuk menghitungnya” (QS. Ibrahim ayat 34).

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah.

Walaupun ada sebuah hadits Rasulullah SAW. yang menyatakan :
“Sesungguhnya Allah memiliki seratus ni’mat (rahmat). Satu ni’mat diantaranya telah diturunkan Allah dan dibagi-bagikan Nya kepada jin, manusia dan binatang. Dengan ni’mat yang satu tersebut, maka semua makhluk akan saling sayang menyayangi dan kasih mengasihi. Dengan ni’mat yang satu itu pulalah, seekor keledailiar mengasihi anaknya. Adapun ni’mat (rahmat) yang lainnya (99) itu, digunakan Allah untuk mengasihi hamba-Nya di akhirat (pada hari kiamat) kelak”.

Memang, kalau dilihat dari segiprosentasi, kelihatannya sangat sedikit.Dari 100 ni’mat yang dimiliki Allah, hanya 1 ni’mat yang diperuntukkan-Nya bagi makhluk di dunia ini. Sementara yang 99 ni’mat lainnya, Allah persiapkan untuk makhluk-Nya yang hidup di akhirat kelak.

Sepertinya ini tidak sebanding. Memang kalau dilihat dari segi pembagiannya jelas tidak seimbang. Namun, kalau kita lihat dan rasakan dari segi nilainya, tentu tidak dapat kita bayangkan betapa besarnya. Walaupun ni’mat yang diturunkan Allah ke dunia ini hanya 1% saja, akan tetapi bagi ukuran kita, atau bagi ukuran duniawi, sudah merupakan ni’mat yang sangat banyak, karena dari satu sumber ni’mat inilah terpancar ni’matni’mat lainnya yang beraneka ragam jenis dan macamnya dan sangat banyak jumlahnya, sehingga wajar jika tak seorangpun diantara kita yang mampu untuk menghitungnya.

Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at yang berbahagia
Kendatipun ni’mat Allah itu sangat banyak. Namun para ulama sepakat untuk mengelompokkan ni’mat Allah ini ke dalam tiga kelompok besar. Kelompok besar yang pertama adalah ni’mat hidup dan kehidupan. Ni’mat ini diberikan oleh Allah SWT.

Kepada seluruh makhluk-Nya, tanpa terkecuali. Tidak saja kepada manusia, tetapi binatang dan tumbuh-tumbuhan pun juga diberikan nikmat ini. Bahkan kepada malaikat dan jin, termasuksi durjana iblis dan syetan, semuanya diberikan ni’mat hidup dan kehidupan olehAllah SWT.

Muslimin rahimakumullah
Tahukah kita, bahwa yang menyebabkankita bisa hidup di permukaan bumi ini, dikarenakan bumi ini berputar. Dalamsatu kali putaran memakan waktu 24 jam atau satu hari. Bagi belahan bumi yang menghadap matahari, maka di sana terjadi siang. Sebaliknya, bagi belahan bumi yang membelakangi matahari, maka di sana terjadi malam.

Demikian seterusnya silih berganti, hingga hari kiamat nanti. Dengan berputarnya bumi, maka terjadilah siang dan malam. Di sinilah sebenarnya rahasia kehidupan kita. Dengan perputaran bumi inilah, kita bisa hidup dipermukaan bumi ini. Coba kalau kita bayangkan, bagaimana dan apa yang terjadi jika sekiranya bumi kita ini tidak berputar?

Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at yang berbahagia
Seandainya bumi ini tidak berputar, berarti ada belahan bumi yang mengalami siang terus-terusan dan ada belahan bumi yang mengalami malam terus-terusan.

Bagi belahan bumi yang mengalami siang terus-terusan, maka menurut prakiraan para ahli, bahwa dalam jangka waktu 100 jam saja, maka suhu udara yang ada di permukaan bumi tersebut akan mencapai 100 derajat celsius.

Ini berarti seluruh zat cair, baik itu air laut, air sungai, air danau air kali, air sumur dan sebagainya, semuanya akan mendidih, Bahkan persediaanair yang ada dalam tubuh kita, termasuk darah kita, karena darah juga merupakan zat cair, juga ikut mendidih. Kalau sudah demikian keadaannya, maka sudah dapat dipastikan, tidak akan ada kehidupan di permukaan bumi ini, bahkan lama kelamaan bumi ini hangus dan hancur lebur jadi debu.

Sebaliknya, bagi belahan bumi yang mengalami malam terus terusan, maka menurut prakiraan para ahli, bahwa dalam jangka waktu 100 jam saja, maka suhu udara yang ada di permukaan bumi tersebut menjadi 0 derajat celcius. Ini berarti seluruh benda cair akan menjadi beku. Maka kalau sudah demikian keadaannya, maka sudah dapat dipastikan, tidak akan ada kehidupan dipermukaan bumi ini.

Begitulah, dengan Rahman dan Rahim-Nya, Allah SWT. telah menjadikan bumi ini berputar, sehingga terjadilah siang dan malam secara silih berganti, yang karenanya maka suhu udara yang ada di permukaan bumi akan selalu stabil atau konstan, tidak terlalu panas, tidak pula terlalu dingin.

Cukup banyak ayat Al-Qur’an memberikan pernyataan, betapa ke Mahabesaran Allah SWT. yang dengan kuasa- Nya telah menciptakan langit dan bumi serta mengatur silih bergantinya siang dan malam. Allah berfirman

اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۙ

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal." (Qs. Ali Imran : 190).

Besaran ni’mat yang ke dua adalah ni’mat kebebasan berpikir atau kemerdekaan. Dengan ni’mat kebebasan berpikiratau kemerdekaan ini, manusia dipersilakan oleh Allah untuk memilih apa saja yang ia mau. Ketika ia sedang haus, di sebelahnya tersedia air teh manis, air susu, air kopi, air es dan sebagainya, tentu ia bebas memilih yang mana yang ia suka.

Demikian juga dalam kehidupan beragama, Allah dengan jelas dan tegas telah memberikan petunjuk-Nya kepada kita manusia, melalui Al-Qur’an dan Sunnah. baik mengenai perintah atau kewajiban yang harus dijalankan maupunberbagai larangan yang harus dihindarkan.

Namun Allah sama sekali tidak memaksa kita, mau dilaksanakan kewajiban itu, atau tidak. Mau dilanggar atau dipatuhi larangan itu, Allah tidak perduli. Yang jelas, Allah sudah memberikan garisan- garisan-Nya yang tegas dan jelas, yang kesemuanya tentu ada risiko atau konsekuensinya.

Demikianlah, memang kebebasan memilih selalu diiringi dengan penghargaan atau hukuman. Bagi yang rajin menjalankan perintah-Nya dan selalu menjauhi larangan-Nya, maka ia akan diberikan penghargaan oleh Allah berupa pahala sorga. Sebaliknya, bagi yang malas mejalankan perintah-Nya dan tidak mengindahkan larangan-Nya, maka ia akan diberikan hukuman berupa siksa neraka.

Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at yang berbahagia
Besaran ni’mat yang ketiga, atau ni’mat yang terakhir adalah ni’mat hidayah atau ni’mat Iman dan Islam. Berkaitan dengan ni’’mat ini Allah berfirman .

۞ سَيَقُوْلُ السُّفَهَاۤءُ مِنَ النَّاسِ مَا وَلّٰىهُمْ عَنْ قِبْلَتِهِمُ الَّتِيْ كَانُوْا عَلَيْهَا ۗ قُلْ لِّلّٰهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُۗ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ

orang-orang yang kurang akalnya diantara manusia akan berkata: "Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?" Katakanlah: "Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus (QS. Al- Baqarah: 142).

Hidayah adalah mutlak milik Allah. Wewenang sepenuhnya ada di tangan- Nya. Rasulullah sendiri tidak diberikan hak oleh Allah SWT. untuk memberikan hidayah kepada orang lain, sekalipun kepada keluarga, sahabat atau orang yang beliau cintai.

Sebagai contoh, seperti Abu Thalib, paman Nabi. Beliau adalah orang yang sangat mencintai Rasulullah. Beliau adalah orang yang sangat berjasa terhadap keberadaan Islam dan kaum Muslimin di masa Rasulullah.

Beliau adalah orang yang setiap saat menyaksikan betapa kemuliaan, kejujuran dan keindahan budi pekerti Rasulullah. Beliau adalah orang yang senantiasa menyaksikan betapa kebesaran mu’jizat Rasulullah. Namun apa hendak dikata, ternyata di akhir hayat beliau, paman Nabi yang bernama Abu Thalib ini, tidak sempat mengucapkan dua kalimat syahadat.

Kenapa? karena tidak mendapat hidayah Allah SWT. Padahal sebelumnya Rasulullah SAW. sudah berusaha sebisa-bisanya membujuk dan membimbing beliau, namun malah justeru tidak dihiraukan oleh beliau.

Melihat keadaan pamannya yang sedemikian ini, tak dapat dielakkan lagi, berlinanglah air mata beliau, Rasulullah benar-benar sedih hatinya, sehingga terucaplah permohonan sekaligus pengaduan beliau untuk meminta pertimbangan Allah terhadap keadaan pamannya ini. Namun justeru pengaduan Rasulullah tersebut mendapat teguran keras dari Allah SWT.

Karena itu Rasulullah menyadari akan kelemahan dirinya di hadapan Allah SWT. Beliau tidak bisa berbuat banyak tanpa izin Allah, tanpa kehendak Allah. Dan Allah Maha Tahu serta Maha Bijaksana terhadap apa yang menjadi keputusan-Nya kendati menurut kacamata manusia mungkin dirasa kurang adil.

Beruntunglah kita saat ini, karena telah ditakdirkan Allah menjadi orangorang yang dianugerahi ni’mat Hidayah atau ni’mat Iman dan Islam, sebab tidak semua orang dapat memperolehnya. Lagi pula, Rasulullah dalam sebuah hadits beliau pernah bersabda, kata beliau : “Sangat berbahagia sekali, orang yang pernah bertemu dengan aku, kemudian ia beriman”. Akan tetapi justeru Nabi mengulanginya sampai tiga kali, kata beliau : “Lebih berbahagia lagi, lebih berbahagia lagi, lebih berbahagia lagi, orang yang tak pernah bertemu dengan aku, namun ia beriman, ia percaya”

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم


Khutbah Kedua


الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَلَهُ الْحَمْدُ فِي الْآخِرَةِ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ
أَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه
أَللهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا
رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ
رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر
Share: