Media Pustaka, Informasi dan Digitalisasi

Sejarah Singkat Muhammadiyah

Bulan Dzulhijjah (8 Dzulhijjah 1330 H) atau November (18 November 1912 M) merupakan momentum penting lahirnya Muhammadiyah. Itulah kelahiran sebuah gerakan Islam modernis terbesar di Indonesia, ...

SEJARAH MUHAMMADIYAH DI NGAWI

Fajar pencerahan Gerakan Muhammadiyah di kabupaten ngawi dimulai pada tahun 1918 yang kemudian secara resmi menjadi perkumpulan pada tahun 1925, ....

Majelis Pustaka, Informasi dan Digitalisasi PDM Ngawi Ikuti Rakerwil di PWM Jawa Timur

Majelis Pustaka, Informatika, dan Digitalisasi (MPID) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Ngawi mengikuti Rapat Kerja Wilayah (rakerwil),...

Dikdasmen PNF PDM Ngawi Adakan O2SM (Olimpiade Olahraga Sains Muhammadiyah)

O2SM (Olimpiade Olahraga Sains Muhammadiyah) tingkat Kabupaten pada tanggal 26 - 28 Februari 2024....

Pengukuhan PDPM Kabupaten Ngawi Periode 2023-2027

Proses pengukuhan ini dihadiri oleh Wakil Bupati Ngawi Dr. Dwi Rianto Jatmiko, MH, M.Si, unsur Forum Pimpinan Daerah, PWPM Jawa Timur,....

Sabtu, 30 November 2024

Kajian Ahad Pagi PDM Ngawi: "Keluarga sebagai Benteng Kaderisasi" bersama Ust. H. Sukidi, M.Pd


Ngawi – Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Ngawi kembali mengadakan Kajian Ahad Pagi pada Minggu (1/12/2024) bertempat di KBIHU Surya Mabrur, Jl. Barnadib No. 3 Ngawi. Kajian ini menghadirkan Ustaz H. Sukidi, M.Pd dari PDM Surakarta, yang mengupas tema mendalam tentang pentingnya mempersiapkan bekal masa depan, yaitu kehidupan di akhirat.

Kegiatan ini diawali dengan penguatan oleh Ustaz Hadi Mustofa, perwakilan PDM Ngawi. Dalam sambutannya, beliau menegaskan pentingnya menjadikan kajian sebagai sarana meningkatkan kualitas keimanan dan keilmuan. “Mari kita jadikan momen kajian ini sebagai wahana introspeksi dan semangat untuk terus menghidupkan dakwah Muhammadiyah,” ujarnya.

Kajian kali ini mengangkat tema strategis yakni "Keluarga sebagai Benteng Kaderisasi". Dalam mukadimah tausiyahnya, Ustaz H. Sukidi, M.Pd menyampaikan pesan mendalam tentang bekal kehidupan akhirat. Ia mengingatkan jamaah bahwa dunia hanyalah persinggahan sementara. “Kehidupan sejati ada di akhirat. Maka, jadikan dunia ini sebagai ladang amal untuk menggapai ridha Allah,” tutur beliau.

Dalam tausiyahnya, Ustaz H. Sukidi, M.Pd mengarahkan pembahasan pada peran keluarga dalam mencetak kader-kader unggul. “Keluarga adalah madrasah pertama bagi anak. Dari keluargalah lahir generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berakhlak mulia dan berkomitmen pada perjuangan Muhammadiyah,” jelasnya.

Ustaz H. Sukidi, M.Pd mengingatkan jamaah tentang tujuan utama hidup, yaitu beribadah kepada Allah. Beliau menekankan pentingnya kesadaran bersama dalam keluarga untuk menjadikan ibadah sebagai inti kehidupan. “Keluarga yang kuat dalam ibadah adalah benteng yang mampu menghadapi segala tantangan. Mari mulai dari keluarga kita untuk membangun rumah tangga yang senantiasa taat kepada Allah,” ujar beliau.

Lanjutnya “Kalau ingin keluarga kita bahagia, syaratnya harus sakinah, mawaddah, dan rahmah. Kebahagiaan bukan sekadar materi, tetapi ketenangan jiwa yang hanya bisa diraih dengan mendekatkan diri kepada Allah,” tegas Ustaz Sukidi.

Kemudian Ust. Sukidi menyampaikan Qur'an Surah At-Tahrim ayat 66.

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

Dalam Islam, keluarga memiliki peran sentral sebagai tempat pembentukan generasi yang akan meneruskan risalah Rasulullah ﷺ. Membangun keluarga yang mampu melahirkan kader penerus dakwah memerlukan persiapan matang dan berkesinambungan. Ada tiga tahap penting yang harus diperhatikan:

1. Saat Memilih Pasangan: Mengutamakan Agama.

Pemilihan pasangan menjadi langkah awal yang menentukan kualitas keluarga. Rasulullah ﷺ bersabda:

"Wanita dinikahi karena empat perkara: hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka pilihlah wanita karena agamanya, niscaya engkau beruntung." (HR. Bukhari dan Muslim).

2. Setelah Menikah: Memulai Hubungan dengan Doa

Islam mengajarkan pentingnya melibatkan Allah dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam hubungan suami istri. Sebelum berhubungan,

3. Orang Tua sebagai Teladan yang Baik

Anak-anak adalah peniru ulung. Oleh karena itu, orang tua harus menjadi contoh yang baik dalam akhlak, ibadah, dan perilaku.

Dengan memenuhi ketiga aspek ini, keluarga menjadi tempat yang ideal untuk mencetak generasi penerus yang siap melanjutkan risalah Rasulullah ﷺ. Kader masa depan yang lahir dari keluarga seperti ini akan memiliki landasan iman yang kuat, akhlak mulia, dan semangat untuk menyebarkan nilai-nilai Islam ke masyarakat.

Di akhir kajiannya, Ustaz H. Sukidi, M.Pd, menekankan pentingnya mempersiapkan generasi penerus (kader) dalam Islam. Beliau merujuk pada QS. An-Nisa: 9 sebagai landasan penting dalam memahami tanggung jawab generasi saat ini terhadap generasi mendatang.

وَلۡيَخۡشَ ٱلَّذِينَ لَوۡ تَرَكُواْ مِنۡ خَلۡفِهِمۡ ذُرِّيَّةٗ ضِعَٰفًا خَافُواْ عَلَيۡهِمۡ فَلۡيَتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلۡيَقُولُواْ قَوۡلٗا سَدِيدًا

Artinya: "Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar."

Dengan merujuk pada ayat ini, Ustaz H. Sukidi mengingatkan bahwa mempersiapkan kader adalah bentuk ibadah dan tanggung jawab besar yang harus diemban oleh setiap keluarga dan komunitas Muslim. Beliau mengajak jamaah untuk menjadikan kaderisasi sebagai prioritas dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai pelaksana kegiatan kajian, SD Muhammadiyah Paron turut mendukung suksesnya acara ini. Kepala sekolah menyampaikan rasa syukur atas kepercayaan yang diberikan kepada sekolahnya untuk menjadi panitia KAP PDM Ngawi.

Kegiatan ini diharapkan menjadi inspirasi bagi keluarga Muhammadiyah untuk terus mengokohkan peran rumah tangga sebagai benteng utama dalam membangun generasi penerus yang berkarakter islami.
Share:

Sabtu, 16 November 2024

Kajian Ahad Pagi PCM Ngawi: "Ilmu dalam Pandangan Al-Qur'an" Bersama Ust. Mahfudzi, M.Ag


Ngawi, 17 November 2024 – Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Ngawi kembali menggelar Kajian Ahad Pagi yang rutin dilaksanakan di Masjid Tamam Ali Hasan, Jl. Barnadib, No.3 Kec. Ngawi. Kegiatan yang berlangsung pada Ahad pagi ini menghadirkan Ust. Mahfudzi, M.Ag, salah satu tokoh dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Ngawi, sebagai pemateri utama.

Dalam kajian yang berlangsung di Masjid Tamam Ali Hasan tersebut, beliau mengangkat tema "Ilmu dalam Pandangan Al-Qur'an", yang mendapat perhatian penuh dari para jamaah.

Ust. Mahfudzi mengawali ceramahnya dengan menegaskan bahwa Al-Qur'an menempatkan ilmu pengetahuan sebagai fondasi utama kehidupan umat manusia. Dalam ceramahnya, Ust. Mahfudzi menyitir firman Allah dalam Surah An-Nahl ayat 78 yang berbunyi:

"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberikan kamu pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur." (QS. An-Nahl: 78)

Beliau menjelaskan bahwa ayat ini mengingatkan manusia akan hakikatnya sebagai makhluk pembelajar. Allah menciptakan manusia tanpa pengetahuan, tetapi menganugerahkan alat-alat untuk mencari ilmu, yaitu pendengaran, penglihatan, dan akal.

"Ayat ini menunjukkan bahwa kewajiban menuntut ilmu adalah bagian dari rasa syukur kita kepada Allah atas nikmat yang diberikan. Ilmu bukan hanya untuk dunia, tetapi juga untuk memahami kehidupan dan mendekatkan diri kepada Allah," tegas Ust. Mahfudzi.

Lebih lanjut Ust. Mahfudzi, M.Ag menyampaikan Pernyataan Allah SWT dalam QS. Al-Mujadalah: 11 yang menegaskan keutamaan ilmu dalam firman-Nya:

"Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat." (QS. Al-Mujadalah: 11)

Ayat ini menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan memiliki kedudukan istimewa dalam Islam. Tidak hanya itu, Rasulullah SAW pun bersabda:

"Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim." (HR. Ibnu Majah)


Selain menyitir QS. An-Nahl ayat 78, beliau juga menjelaskan QS. Al-Baqarah ayat 30-33 untuk menekankan pentingnya ilmu sebagai keutamaan manusia.

Beliau membacakan firman Allah:

"Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda) seluruhnya, kemudian Dia menghadapkan (benda-benda) itu kepada para malaikat, lalu berfirman, 'Sebutkanlah kepada-Ku nama-nama benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!' Mereka menjawab, 'Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkau-lah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.' (QS. Al-Baqarah: 31-32).

Ust. Mahfudzi menjelaskan bahwa ayat ini menegaskan keutamaan manusia atas makhluk lain karena Allah telah mengajarkan ilmu pengetahuan kepada Nabi Adam AS. Pengetahuan yang diberikan kepada Adam meliputi nama-nama benda, simbol kemampuan manusia untuk memahami, mempelajari, dan mengembangkan ilmu.

"Ilmu adalah anugerah Allah yang menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi. Dengan ilmu, manusia diberi tanggung jawab untuk memakmurkan bumi dan menjaga keseimbangan alam sesuai perintah Allah," jelas beliau.

Di akhir kajian, beliau menegaskan bahwa salah satu karakter iman sejati adalah semangat membaca dan menuntut ilmu, sebagaimana digambarkan dalam QS. Al-‘Alaq ayat 1-5.

Beliau membacakan firman Allah:
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu-lah yang Maha Mulia, yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya." (QS. Al-‘Alaq: 1-5)

Ust. Mahfudzi menjelaskan bahwa wahyu pertama ini menegaskan pentingnya membaca sebagai pintu gerbang ilmu pengetahuan. Dalam konteks iman, membaca tidak hanya berarti memahami teks, tetapi juga merenungkan tanda-tanda kebesaran Allah di alam semesta.

Lebih lanjut, Ust. Mahfudzi menegaskan bahwa iman sejati adalah iman yang mendorong seseorang untuk terus belajar dan berbuat baik. Membaca merupakan bagian dari upaya memenuhi tanggung jawab sebagai khalifah di muka bumi.


Beliau juga mengingatkan jamaah untuk menanamkan budaya membaca sejak dini, terutama di kalangan generasi muda. "Apabila kita membaca dan mentadaburi al Qur'an maka akan banyak kita jumpai berbagai ilmu pengetahuan" Pungkasnya. Menurutnya, membaca harus dilandasi niat mencari ridha Allah agar ilmu yang diperoleh menjadi bermanfaat dan mendekatkan diri kepada-Nya.
Share:

Jumat, 15 November 2024

SD Muhasa Ngawi Gelar Jalan Sehat, Rayakan Milad Ke-112 Muhammadiyah dan Milad ke-28 SD Muhasa


Ngawi, 16 November 2024 – Dalam semangat peringatan Milad Ke-112 Muhammadiyah dan Milad ke-28 SD Muhammadiyah 1 Ngawi (SD Muhasa), sekolah ini menggelar kegiatan jalan sehat yang melibatkan siswa, paguyuban wali murid, dan guru. Acara yang berlangsung penuh keceriaan ini dibuka langsung oleh Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Ngawi, Drs. Suhardi, M.Pd.

Dalam sambutannya, Drs. Suhardi, M.Pd. menyampaikan apresiasi terhadap SD Muhasa yang telah menjadi bagian penting dari dakwah Muhammadiyah di bidang pendidikan selama 28 tahun terakhir. "Kegiatan ini adalah bukti nyata bahwa SD Muhasa tidak hanya fokus pada pendidikan formal, tetapi juga membangun kebersamaan dan kesehatan masyarakat, sejalan dengan tema Milad Muhammadiyah ke-112, 'Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua' " ungkapnya.


Peserta jalan sehat memulai perjalanan dari Alun alun Kota Ngawi, melewati rute Jl. Jaksa Agung Suprapto - Jl. Dr. Sutomo kemudian ke Jl. Ronggo Warsito menuju Jl. imam Bonjol lalu lewat depan Masjid Agung Baiturrahman dan berakhir di Finish (panggung utama). Para siswa tampak antusias membawa balon warna-warni, menciptakan suasana meriah sepanjang perjalanan.

Acara ini semakin semarak dengan pembagian doorprize menarik, termasuk hadiah utama berupa sepeda, kulkas, dll. Selain itu, bazar murah dan pentas seni peserta didik muhasa turut memeriahkan kegiatan, untuk memberikan kesempatan bagi peserta didik menunjukkan kreativitas mereka.


Kepala SD Muhasa Ngawi, Bapak Joko Santoso, S.Pd., menyampaikan rasa syukur atas kesuksesan acara tersebut. "Kami berharap Milad ke-28 ini menjadi momentum untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan dan kebermanfaatan SD Muhasa bagi masyarakat," ujarnya.

Salah satu wali murid, Bapak Imam Syamsuddin, mengaku bangga bisa berpartisipasi. “Kegiatan ini sangat positif, terlebih dengan kehadiran Ketua PDM yang memberikan motivasi bagi kita semua,” katanya.

Kegiatan peringatan Milad Muhammadiyah ke-112 dan Milad ke-28 SD Muhasa ini menjadi wujud komitmen sekolah untuk terus mendukung terciptanya kemakmuran, kebersamaan, dan kebermanfaatan bagi masyarakat.
Share:

Senin, 11 November 2024

SD Muhasa Gelar Outing Class ke Yogyakarta, Carter 5 Gerbong Kereta Api


Ngawi, 12 November 2024 – SD Muhammadiyah 1 Ngawi (SD Muhasa) menggelar outing class seru ke Yogyakarta untuk siswa kelas 4, 5, dan 6. Dalam kegiatan edukatif ini, pihak sekolah menyediakan 5 gerbong kereta api khusus, berangkat dari Stasiun Ngawi, dengan tujuan berbagai destinasi menarik dan penuh pembelajaran di Yogyakarta.

Kegiatan ini diawali dengan keberangkatan siswa dari Stasiun Ngawi, di mana suasana antusias dan keceriaan tampak dari wajah para siswa yang didampingi oleh guru serta beberapa wali murid. Titik destinasi pertama yang dikunjungi adalah Taman Pintar Yogyakarta, sebuah wahana edukasi yang dirancang untuk merangsang kreativitas dan rasa ingin tahu anak-anak. Di sini, para siswa mendapatkan pengalaman belajar interaktif melalui berbagai percobaan sains, permainan edukatif, serta berbagai instalasi yang memadukan unsur teknologi dan sains.


Berdasarkan rundown kegiatan, setelah menghabiskan waktu di Taman Pintar, rombongan Peserta didik SD Muhasa ke Situs Warisan Dunia UNESCO, yaitu Candi Prambanan. Di candi Hindu terbesar di Indonesia ini, peserta didik diajak untuk mengenal sejarah dan budaya Indonesia lebih dalam, serta mengagumi keindahan arsitektur kuno yang sarat nilai sejarah. Para siswa juga diberikan penjelasan oleh pemandu mengenai kisah dan makna di balik relief-relief yang terpahat di dinding candi.

Kepala Sekolah SD Muhasa, Bapak Joko Santoso, S.Pd., menyampaikan bahwa outing class ini tidak hanya bertujuan sebagai sarana rekreasi, namun juga untuk menambah wawasan serta membangun kedekatan emosional antar siswa dan guru. "Melalui kunjungan ke tempat-tempat bersejarah seperti Taman Pintar dan Candi Prambanan, kami berharap para siswa dapat belajar dengan cara yang menyenangkan dan lebih memahami kekayaan budaya bangsa," ujar beliau.


Para peserta didik terlihat sangat antusias dan gembira karena mendapatkan pengalaman berharga naik kereta api. Bagi sebagian besar dari mereka, ini adalah kali pertama mereka naik kereta, sehingga suasana penuh keceriaan terasa sejak keberangkatan dari Stasiun Ngawi.

Salah seorang siswa kelas 4, Lantip, mengungkapkan kegembiraannya, "Aku senang sekali bisa naik kereta api bersama teman-teman! Selama perjalanan, kami bisa melihat pemandangan yang indah, dan rasanya seru sekali berbeda dari naik kendaraan lain."


Pengalaman naik kereta api ini bukan hanya menjadi momen yang menyenangkan, tetapi juga menjadi pelajaran bagi siswa untuk mengenal moda transportasi umum, merasakan perjalanan bersama, serta mempererat kebersamaan.

Para wali murid juga mendukung penuh kegiatan outing class ini. Banyak dari mereka merasa kegiatan ini memberikan manfaat positif bagi anak-anak mereka, baik dalam hal pengetahuan maupun pengembangan karakter. Beberapa wali murid menyatakan bahwa perjalanan ini adalah kesempatan langka bagi anak-anak untuk belajar secara langsung di lapangan, mengamati hal-hal yang biasanya hanya dipelajari di buku.

Salah satu wali murid, Bapak Slamet, mengungkapkan, "Kami sangat mendukung kegiatan seperti ini karena anak-anak bisa belajar dengan cara yang menyenangkan, mengenal sejarah dan budaya Indonesia secara langsung. Mereka juga belajar mandiri, tanggung jawab, dan bekerja sama dengan teman-teman."

Selain itu, para wali murid juga mengapresiasi pihak sekolah yang telah merencanakan kegiatan dengan baik, termasuk menyediakan fasilitas transportasi yang nyaman dan aman. Keterlibatan aktif wali murid dalam kegiatan ini menunjukkan sinergi antara pihak sekolah dan orang tua untuk mendukung proses belajar yang lebih variatif dan bermakna bagi anak-anak.

Kegiatan ini diharapkan mampu meninggalkan kesan mendalam bagi para siswa, memberikan pengalaman belajar langsung di luar kelas, serta memupuk kecintaan terhadap sejarah dan budaya Indonesia.
Share:

Sabtu, 02 November 2024

Kajian "Managemen Hati dan Lisan" Bersama DR. H. Khoiruddin Bashori, M.S.I,


Ngawi – Kajian Ahad Pagi Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Ngawi kembali digelar dengan menghadirkan Dr. H. Khoirudin Bashori, M.S.I, seorang pakar dari LP2M Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dengan tema "Manajemen Hati dan Lisan," kajian yang dilaksanakan pada Ahad pagi ini berhasil menarik perhatian jamaah yang hadir.

Dalam Kajiannya Dr. H. Khoiruddin Bashori, M.S.I, menyampaikan materi "Manajemen Hati dan Lisan" mengacu pada pentingnya mengelola pikiran dan ucapan kita dalam konteks QS. Al-Fathir: 32, beliau menyampaikan bahwa manusia terbagi menjadi tiga kelas, yaitu:

1. Kelas Terendah (dzalimul li nafsih)

Kelompok terendah dari pewaris Al-Qur'an dalam surat Al Fatir ayat 32 disebut sebagai dzalimul li nafsih. Kelompok dzalimul li nafsih dijelaskan oleh DR. Khoiruddin Bashori, M.S.I, dalam kajian tersebut yakni orang yang suka mengeluh/Sambat dan suka komentar, serta sering emosi/marah.

2. Kelas Pertengahan (muqtashid)

Kelompok pertengahan dari pewaris Al-Qur'an dikatakan sebagai muqtashid. Lebih lanjut beliau memberi contoh orang yang suka ngaji. Ciri orang yang suka ngaji memiliki sifat sabar, menahan diri dari perbuatan yang tidak baik.

Artinya, orang tersebut telah mengerjakan segala kewajiban sekaligus meninggalkan larangan-larangannya. Akan tetapi, terkadang seorang muqtashid tidak mengerjakan perbuatan yang dikatakan sunnah atau masih mengerjakan sebagian pekerjaan yang dikatakan makruh.

3. Kelas Terdepan (sabiqum bil khairat)

Kelompok terdepan yang menjadi pewaris Al-Qur'an disebut sebagai sabiqum bil khairat. Masih dalam sumber yang sama, sabiqum bil khairat dijelaskan sebagai golongan orang-orang yang beriman kepada Al-Qur'an.

Kelompok inilah yang dikatakan sebagai 'Ahlul Qur'an.' Mereka begitu sering membaca Al-Qur'an, menghafalkan seluruh isinya, dan dapat mengamalkan isinya dalam kehidupan sehari-hari. Ciri-cirinya orang yang selalu mensyukuri ujian/permasalahan hidupnya, Apapun kesulitannya dihadapi dengan senyuman.

Di akhir kajian beliau mengajak para jama'ah untuk hijrah hati, menata rasa. Karena "rasa" tergantung yang punya hati dan cara pandangnya. Sehingga ketika kita sudah masuk ke kelas 3 sabiqum bil khairat, maka kita mudah untuk menata hati dan rasa.

Dengan adanya kajian ini, diharapkan para jamaah semakin termotivasi untuk mempraktikkan manajemen hati dan lisan yang baik, sehingga mampu menciptakan harmoni dan kedamaian di tengah masyarakat.
Share: