Media Pustaka, Informasi dan Digitalisasi

Sabtu, 16 November 2024

Kajian Ahad Pagi PCM Ngawi: "Ilmu dalam Pandangan Al-Qur'an" Bersama Ust. Mahfudzi, M.Ag


Ngawi, 17 November 2024 – Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Ngawi kembali menggelar Kajian Ahad Pagi yang rutin dilaksanakan di Masjid Tamam Ali Hasan, Jl. Barnadib, No.3 Kec. Ngawi. Kegiatan yang berlangsung pada Ahad pagi ini menghadirkan Ust. Mahfudzi, M.Ag, salah satu tokoh dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Ngawi, sebagai pemateri utama.

Dalam kajian yang berlangsung di Masjid Tamam Ali Hasan tersebut, beliau mengangkat tema "Ilmu dalam Pandangan Al-Qur'an", yang mendapat perhatian penuh dari para jamaah.

Ust. Mahfudzi mengawali ceramahnya dengan menegaskan bahwa Al-Qur'an menempatkan ilmu pengetahuan sebagai fondasi utama kehidupan umat manusia. Dalam ceramahnya, Ust. Mahfudzi menyitir firman Allah dalam Surah An-Nahl ayat 78 yang berbunyi:

"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberikan kamu pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur." (QS. An-Nahl: 78)

Beliau menjelaskan bahwa ayat ini mengingatkan manusia akan hakikatnya sebagai makhluk pembelajar. Allah menciptakan manusia tanpa pengetahuan, tetapi menganugerahkan alat-alat untuk mencari ilmu, yaitu pendengaran, penglihatan, dan akal.

"Ayat ini menunjukkan bahwa kewajiban menuntut ilmu adalah bagian dari rasa syukur kita kepada Allah atas nikmat yang diberikan. Ilmu bukan hanya untuk dunia, tetapi juga untuk memahami kehidupan dan mendekatkan diri kepada Allah," tegas Ust. Mahfudzi.

Lebih lanjut Ust. Mahfudzi, M.Ag menyampaikan Pernyataan Allah SWT dalam QS. Al-Mujadalah: 11 yang menegaskan keutamaan ilmu dalam firman-Nya:

"Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat." (QS. Al-Mujadalah: 11)

Ayat ini menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan memiliki kedudukan istimewa dalam Islam. Tidak hanya itu, Rasulullah SAW pun bersabda:

"Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim." (HR. Ibnu Majah)


Selain menyitir QS. An-Nahl ayat 78, beliau juga menjelaskan QS. Al-Baqarah ayat 30-33 untuk menekankan pentingnya ilmu sebagai keutamaan manusia.

Beliau membacakan firman Allah:

"Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda) seluruhnya, kemudian Dia menghadapkan (benda-benda) itu kepada para malaikat, lalu berfirman, 'Sebutkanlah kepada-Ku nama-nama benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!' Mereka menjawab, 'Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkau-lah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.' (QS. Al-Baqarah: 31-32).

Ust. Mahfudzi menjelaskan bahwa ayat ini menegaskan keutamaan manusia atas makhluk lain karena Allah telah mengajarkan ilmu pengetahuan kepada Nabi Adam AS. Pengetahuan yang diberikan kepada Adam meliputi nama-nama benda, simbol kemampuan manusia untuk memahami, mempelajari, dan mengembangkan ilmu.

"Ilmu adalah anugerah Allah yang menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi. Dengan ilmu, manusia diberi tanggung jawab untuk memakmurkan bumi dan menjaga keseimbangan alam sesuai perintah Allah," jelas beliau.

Di akhir kajian, beliau menegaskan bahwa salah satu karakter iman sejati adalah semangat membaca dan menuntut ilmu, sebagaimana digambarkan dalam QS. Al-‘Alaq ayat 1-5.

Beliau membacakan firman Allah:
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu-lah yang Maha Mulia, yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya." (QS. Al-‘Alaq: 1-5)

Ust. Mahfudzi menjelaskan bahwa wahyu pertama ini menegaskan pentingnya membaca sebagai pintu gerbang ilmu pengetahuan. Dalam konteks iman, membaca tidak hanya berarti memahami teks, tetapi juga merenungkan tanda-tanda kebesaran Allah di alam semesta.

Lebih lanjut, Ust. Mahfudzi menegaskan bahwa iman sejati adalah iman yang mendorong seseorang untuk terus belajar dan berbuat baik. Membaca merupakan bagian dari upaya memenuhi tanggung jawab sebagai khalifah di muka bumi.


Beliau juga mengingatkan jamaah untuk menanamkan budaya membaca sejak dini, terutama di kalangan generasi muda. "Apabila kita membaca dan mentadaburi al Qur'an maka akan banyak kita jumpai berbagai ilmu pengetahuan" Pungkasnya. Menurutnya, membaca harus dilandasi niat mencari ridha Allah agar ilmu yang diperoleh menjadi bermanfaat dan mendekatkan diri kepada-Nya.
Share:

0 comments:

Posting Komentar