Media Pustaka, Informasi dan Digitalisasi

Sabtu, 30 November 2024

Kajian Ahad Pagi PDM Ngawi: "Keluarga sebagai Benteng Kaderisasi" bersama Ust. H. Sukidi, M.Pd


Ngawi – Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Ngawi kembali mengadakan Kajian Ahad Pagi pada Minggu (1/12/2024) bertempat di KBIHU Surya Mabrur, Jl. Barnadib No. 3 Ngawi. Kajian ini menghadirkan Ustaz H. Sukidi, M.Pd dari PDM Surakarta, yang mengupas tema mendalam tentang pentingnya mempersiapkan bekal masa depan, yaitu kehidupan di akhirat.

Kegiatan ini diawali dengan penguatan oleh Ustaz Hadi Mustofa, perwakilan PDM Ngawi. Dalam sambutannya, beliau menegaskan pentingnya menjadikan kajian sebagai sarana meningkatkan kualitas keimanan dan keilmuan. “Mari kita jadikan momen kajian ini sebagai wahana introspeksi dan semangat untuk terus menghidupkan dakwah Muhammadiyah,” ujarnya.

Kajian kali ini mengangkat tema strategis yakni "Keluarga sebagai Benteng Kaderisasi". Dalam mukadimah tausiyahnya, Ustaz H. Sukidi, M.Pd menyampaikan pesan mendalam tentang bekal kehidupan akhirat. Ia mengingatkan jamaah bahwa dunia hanyalah persinggahan sementara. “Kehidupan sejati ada di akhirat. Maka, jadikan dunia ini sebagai ladang amal untuk menggapai ridha Allah,” tutur beliau.

Dalam tausiyahnya, Ustaz H. Sukidi, M.Pd mengarahkan pembahasan pada peran keluarga dalam mencetak kader-kader unggul. “Keluarga adalah madrasah pertama bagi anak. Dari keluargalah lahir generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berakhlak mulia dan berkomitmen pada perjuangan Muhammadiyah,” jelasnya.

Ustaz H. Sukidi, M.Pd mengingatkan jamaah tentang tujuan utama hidup, yaitu beribadah kepada Allah. Beliau menekankan pentingnya kesadaran bersama dalam keluarga untuk menjadikan ibadah sebagai inti kehidupan. “Keluarga yang kuat dalam ibadah adalah benteng yang mampu menghadapi segala tantangan. Mari mulai dari keluarga kita untuk membangun rumah tangga yang senantiasa taat kepada Allah,” ujar beliau.

Lanjutnya “Kalau ingin keluarga kita bahagia, syaratnya harus sakinah, mawaddah, dan rahmah. Kebahagiaan bukan sekadar materi, tetapi ketenangan jiwa yang hanya bisa diraih dengan mendekatkan diri kepada Allah,” tegas Ustaz Sukidi.

Kemudian Ust. Sukidi menyampaikan Qur'an Surah At-Tahrim ayat 66.

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

Dalam Islam, keluarga memiliki peran sentral sebagai tempat pembentukan generasi yang akan meneruskan risalah Rasulullah ﷺ. Membangun keluarga yang mampu melahirkan kader penerus dakwah memerlukan persiapan matang dan berkesinambungan. Ada tiga tahap penting yang harus diperhatikan:

1. Saat Memilih Pasangan: Mengutamakan Agama.

Pemilihan pasangan menjadi langkah awal yang menentukan kualitas keluarga. Rasulullah ﷺ bersabda:

"Wanita dinikahi karena empat perkara: hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka pilihlah wanita karena agamanya, niscaya engkau beruntung." (HR. Bukhari dan Muslim).

2. Setelah Menikah: Memulai Hubungan dengan Doa

Islam mengajarkan pentingnya melibatkan Allah dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam hubungan suami istri. Sebelum berhubungan,

3. Orang Tua sebagai Teladan yang Baik

Anak-anak adalah peniru ulung. Oleh karena itu, orang tua harus menjadi contoh yang baik dalam akhlak, ibadah, dan perilaku.

Dengan memenuhi ketiga aspek ini, keluarga menjadi tempat yang ideal untuk mencetak generasi penerus yang siap melanjutkan risalah Rasulullah ﷺ. Kader masa depan yang lahir dari keluarga seperti ini akan memiliki landasan iman yang kuat, akhlak mulia, dan semangat untuk menyebarkan nilai-nilai Islam ke masyarakat.

Di akhir kajiannya, Ustaz H. Sukidi, M.Pd, menekankan pentingnya mempersiapkan generasi penerus (kader) dalam Islam. Beliau merujuk pada QS. An-Nisa: 9 sebagai landasan penting dalam memahami tanggung jawab generasi saat ini terhadap generasi mendatang.

وَلۡيَخۡشَ ٱلَّذِينَ لَوۡ تَرَكُواْ مِنۡ خَلۡفِهِمۡ ذُرِّيَّةٗ ضِعَٰفًا خَافُواْ عَلَيۡهِمۡ فَلۡيَتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلۡيَقُولُواْ قَوۡلٗا سَدِيدًا

Artinya: "Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar."

Dengan merujuk pada ayat ini, Ustaz H. Sukidi mengingatkan bahwa mempersiapkan kader adalah bentuk ibadah dan tanggung jawab besar yang harus diemban oleh setiap keluarga dan komunitas Muslim. Beliau mengajak jamaah untuk menjadikan kaderisasi sebagai prioritas dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai pelaksana kegiatan kajian, SD Muhammadiyah Paron turut mendukung suksesnya acara ini. Kepala sekolah menyampaikan rasa syukur atas kepercayaan yang diberikan kepada sekolahnya untuk menjadi panitia KAP PDM Ngawi.

Kegiatan ini diharapkan menjadi inspirasi bagi keluarga Muhammadiyah untuk terus mengokohkan peran rumah tangga sebagai benteng utama dalam membangun generasi penerus yang berkarakter islami.
Share:

0 comments:

Posting Komentar