Media Pustaka, Informasi dan Digitalisasi

Sejarah Singkat Muhammadiyah

Bulan Dzulhijjah (8 Dzulhijjah 1330 H) atau November (18 November 1912 M) merupakan momentum penting lahirnya Muhammadiyah. Itulah kelahiran sebuah gerakan Islam modernis terbesar di Indonesia, ...

SEJARAH MUHAMMADIYAH DI NGAWI

Fajar pencerahan Gerakan Muhammadiyah di kabupaten ngawi dimulai pada tahun 1918 yang kemudian secara resmi menjadi perkumpulan pada tahun 1925, ....

Majelis Pustaka, Informasi dan Digitalisasi PDM Ngawi Ikuti Rakerwil di PWM Jawa Timur

Majelis Pustaka, Informatika, dan Digitalisasi (MPID) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Ngawi mengikuti Rapat Kerja Wilayah (rakerwil),...

Dikdasmen PNF PDM Ngawi Adakan O2SM (Olimpiade Olahraga Sains Muhammadiyah)

O2SM (Olimpiade Olahraga Sains Muhammadiyah) tingkat Kabupaten pada tanggal 26 - 28 Februari 2024....

Pengukuhan PDPM Kabupaten Ngawi Periode 2023-2027

Proses pengukuhan ini dihadiri oleh Wakil Bupati Ngawi Dr. Dwi Rianto Jatmiko, MH, M.Si, unsur Forum Pimpinan Daerah, PWPM Jawa Timur,....

Sabtu, 15 Juni 2024

Asma Allah Ada di Telapak Tangan Kita - Esai Kusfandiari MM Abu Nidhat


Mari Belajar Sepanjang Hayat

Sebagai petunjuk, rahmat dan cahaya Allah bagi umat manusia, Al-Qur’an merupakan mujizat yang berlaku sepanjang zaman. Sejak lebih dari empat belas abad silam tak ada satupun teori ilmiah atau fenomena alam yang tidak disebutkan dalam Al-Qur’an. Oleh sebab itu, sepanjang hayat mari kita belajar tanda-tanda kebesaran Allah baik secara Qauliyah maupun Kauniyah.

Firman Allah dalam QS Fuṣṣilat 41: 53
سَنُرِيۡهِمۡ اٰيٰتِنَا فِى الۡاٰفَاقِ وَفِىۡۤ اَنۡفُسِهِمۡ حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَهُمۡ اَنَّهُ الۡحَـقُّ‌ ؕ اَوَلَمۡ يَكۡفِ بِرَبِّكَ اَنَّهٗ عَلٰى كُلِّ شَىۡءٍ شَهِيۡدٌ

Sanuriihim Aayaatinaa fil aafaaqi wa fiii anfusihim hattaa yatabaiyana lahum annahul haqq; awa lam yakfi bi Rabbika annahuu 'alaa kulli shai-in Shahiid

Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kebesaran) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur'an itu adalah benar. Tidak cukupkah (bagi kamu) bahwa Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?

Untuk membuktikan bahwa Al-Qur’an benar, mari kita memperhatikan tanda-tanda kebesaran Allah yang ada pada diri kita masing-masing.

Asmaul-Husna (Kode 99) Ada di Kedua Telapak Tangan Kita

Pada telapak tangan kiri dan kanan kita, jika kita perhatikan dengan cermat, kita melihat simbol seperti huruf “M” yang merupakan pencerminan (berkebalikan bagai pinang dibelah dua). Padahal tidak demikian. Pada telapak tangan kiri kita terlihat seperti huruf “/\” dan huruf “l”. Jika kita gabung menjadi (/\l) yang dalam Abjad Arab merupakan angka 81 (delapan puluh satu). Sebaliknya, pada telapak tangan kanan kita terlihat seperti huruf “l” dan huruf “/\”. Jika kita gabung menjadi (l/\) yang dalam Abjad Arab merupakan angka 18 (delapan belas). Jika kedua telapak tangan kita, kita dekatkan maka terbaca (/\l)| (l/\).

Hal tersebut di atas menunjukkan dua makna.

Pertama, 18 + 81 = 99. Ini menandakan bahwa diwakili oleh kedua telapak tangan kita, kita mesti bertashbih dan berdzikir dengan mengingat dan menyebut Asma Allah.

Kedua, jika terbaca (/\l)| (l/\) tanpa pembatas, akan terbaca (/\ll/\) atau 1881 (seribu delapan ratus delapan puluh satu). Dan 1881 ini merupakan perkalian 19 dan 99 atau 19x99. Jelasnya, 19x99 = 1881 mendeskripsikan angka kelipatan 19 yang ke-99 atau angka kelipatan 99 yang ke-19.

Ketiga, artinya bahwa Allah dengan asmaul-husna (99 asma wa shifat) memelihara jagad raya, dan tentu saja yang ada dalam diri kita secara terus-menerus. Hal ini diwakili Ar-Rabb, Ar-Rahman, Ar-Rahiim, Al-Malik, Al-Ilaah, Al-Hadi yang tersirat dan tersurat dalam QS Al-Fatihah. In sya’a Allah angka 19 dan 99 akan dibicarakan tersendiri dalam tulisan berikutnya (yang lain, yang baru). Subhanallaah wa l-hamdu lillaah, tentu di balik perumpamaan tersebut di atas, kita berusaha mengambil hikmah bahwa kita sebagai makhluk dan hamba wajib banyak bersyukur kepada Allah atas karunia yang besar dan tak terperikan ini. Ibarat ada 1881 kenikmatan yang kita terima secara terus-menerus di sepanjang hayat kita.

Dengan kata lain, dengan memahami ayat-ayata Kauniyah seperti tersebut ini, membuat kita semakin tekun beribadah dan beramal shalih lillaahi ta’ala, semata-mata karena Allah. Dengan asma Allah yang ada di diri kita masing-masing, seharusnya kita menjauhi perbuatan mungkar, seperti kufur nikmat, berbuat jahil, serakah, tidak mau bersedekah, dan sebagainya.

Saksikan juga suara dari Ilma Plojovic – Esma ul Husna (99 Names of Allah): https://youtu.be/lm9S_K17-XU

Asma Allah Ada di Kedua Telapak Tangan Kita

Tahukah kita, bahwa ruas-ruas tulang jari (tapak tangan maupun telapak kaki) kita, terkandung jejak-jejak nama Allah, Tuhan yang sebenar pencipta alam semesta beserta isinya ini. Kalau tidak percaya bisa didemonstrasikan. Silakan perhatikan salah satu tapak tangan kita (bisa tangan sebelah kanan bisa juga tangan sebelah kiri). Perhatikan lagi dengan lebih seksama:
  • jari kelingking membentuk huruf alif
  • jari manis, jari tengah, dan jari telunjuk membentuk huruf lam(double)
  • jari jempol (ibu jari) membentuk huruf ha’
Jadi jika digabung, maka bagi anda yang mengerti huruf Arab akan mendapati bentuk tapak tangan itu bisa dibaca sebagai Allah (dalam bahasa Arab). Sesungguhnya Allah, Tuhan yang Maha Agung lagi Maha Bijaksana, Dia telah menunjukkan keagungan-Nya melalui penciptaan lima jari manusia, yang melambangkan huruf-huruf : Alif, Lam, Lam dan Ha yang membentuk kalimah Allah dalam perkataan dan tulisan Arab.

Keistimewaan pada jari jemari kita menunjukkan kebenaran firman Allah yang menyatakan bahwa segala sesuatu ada bekasnya. Allah tidak akan menyia-nyiakan bekas-bekas ini untuk dituntut di yaumil akhir nanti. “Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan".
… وَنَڪۡتُبُ مَا قَدَّمُواْ وَءَاثَـٰرَهُمۡۚ وَكُلَّ شَىۡءٍ أَحۡصَيۡنَـٰهُ فِىٓ إِمَامٍ۬ مُّبِينٍ۬

Artinya, ”Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Yaasin 36:12)

Kode 19 Ada di Telapak Tangan Kita

Terdapat 14 ruang jari pada telapak tangan kita dan 5 ruas yang membangun bagian telapan tangan. Rinciannya tergambar pada tabel berikut,

Al-Quran diawali Bismillah. Jumlah huruf Bismillah itu terdiri dari 19 huruf, yaitu, 1. ba, 2. sin, 3. mim, 4. alif, 5. lam, 6. lam, 7. ha, 8. alif, 9. lam, 10. ra, 11. ha, 12. mim, 13. nun, 14. alif, 15. lam, 16. ra, 17. ha, 18. ya, dan 19. mim.

Kalimat ِبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمmerupakan sebuah kalimat yang sangat penting dan sakral dalam ajaran agama Islam. Mengawali setiap pekerjaan dengan membaca ِبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم merupakan ajaran serta perkara yang penting oleh umat Islam. Hal ini sesuai dengan Sabda dari Rasulullah yang artinya : “Setiap perkara yang baik di awali dengan membaca Bismillah maka perkara itu akan mendapatkan keberkahan”. (Hadits Riwayat Al-Khatib dalam Al-Jami (di dalam Al-Qur’an setiap surah, terkecuali surah At-Taubah, selalu diawali dengan
ِبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Dan yang mesti kita ingat bahwa bagian dari aktivitas kita dilakukan oleh tangan. Dalam hal ini telapak tangan kita yang mewakili seluruh tubuh untuk mengucapkan
ِبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم.

Kode 8 Ada di Pergelangan Tangan Kita

Tulang-tulang pergelangan tangan ada di pangkal telapak tangan kita berjumlah 8 ruas.

Hal ini mengingatkan kita kepada 8 golongan penerima zakat, yaitu : 1. fakir, 2. miskin, 3. amil, 4. mualaf, 5. budak, 6. orang yang berhutang, 7. orang yang berjihad, dan 8. anak jalanan.

Golongan penerima zakat termaktub dalam surat QS At Taubah 9:60 yang artinya :
"Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berutang, untuk jalan Allah dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Maha bijaksana."

Zakat merupakan salah satu rukun Islam diwajibkan bagi umat muslim yang mampu menjalankannya. Adapun zakat fitrah adalah zakat yang wajib ditunaikan oleh semua umat muslim di bulan puasa Ramadan dan ditunaikan sebelum melaksanakan salat Idulfitri.

Bukti Menguatkan bahwa Al-Qur’an Diturunkan dalam Bahasa Arab

Ada empat kitab yang diturunkan Allah SWT kepada empat nabi dan rasul berbeda. Adalah kitab Taurat yang diterima Nabi Musa AS, Zabur diterima Nabi Daud AS, Injil diterima Nabi Isa AS, dan terakhir Al-Qur’an diterima Rasulullah SAW. Selain penerimanya, bahasa yang digunakan keempat kitab Allah ini juga berbeda-beda. Taurat menggunakan bahasa Ibrani, Zabur dengan bahasa Qibti, Injil dengan bahasa Suryani, dan Al-Qur’an berbahasa Arab.

Saat ini kitab suci yang berlaku bagi umat Islam adalah Al-Qur’an. Al-Qur’an merupakan pedoman hidup manusia penyempurna kitab-kitab terdahulunya. Al-Qur’an adalah petunjuk untuk selamat di dunia dan akhirat. Sebagaimana disebut sebelumnya, Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW ini menggunakan bahasa Arab.

Mengapa Al-Qur’an menggunakan bahasa Arab?

Menurut Prof Quraish Shihab , alasan Al-Qur’an berbahasa Arab :

Pertama, Karena Masyarakat saat Itu Berbahasa Arab.
“Tidak ada satu ajaran yang ingin disampaikan pada suatu masyarakat kecuali bahasa yang digunakannya adalah bahasa yang dipahami oleh masyarakat itu. Mengingat saat itu Al-Qur’an diturunkan di Makkah dan Madinah, maka Al-Qur’an menggunakan bahasa Arab.”

Alasan pertama ini bisa saja muncul pertanyaan berikutnya. Kenapa Al-Qur’an harus turun di Makkah dan Madinah? Kenapa tidak di Amerika, Inggris, atau Australia?

“Kalau ada satu ajaran yang ingin ditujukan kepada semua penjuru di mana sebaiknya di mulai? Apa di ujung atau di tengah? Mestinya di tengah. Posisi tengah itu bisa di Timur Tengah yang secara strategis bisa ke arah Barat, Timur, Selatan, atau Utara. Sehingga memudahkan penyebaran Al-Qur’an ke seluruh penjuru dunia, apalagi saat itu alat transportasi dan informasi masih sangat terbatas.” tuturnya, dikutip dari video yang diunggah YouTube Pase Blinken, Senin (8/1/2024).

Kedua, Karena Diturunkan di Makkah
“Kalau bicara Timur Tengah, Al-Qur’an bisa diturunkan di Irak, Iran, Mesir, atau Yaman. Akan tetapi, di Timur Tengah saat itu ada dua kekuatan besar dunia yaitu Persia dan Romawi. Persia menyembah api, Romawi menganut agama Kristen walaupun akhlaknya bukan akhlak yang diajarkan Nabi Isa. Seandainya Islam yang mengajar tauhid ini muncul di Persia kira-kira akan dibiarkan oleh penguasa? Tidak. Kalau muncul di Romawi? Tidak. Oleh karenanya, Al-Qur’an turun di satu wilayah di tengah yang belum dikuasai oleh Persia dan Romawi. Makkah saat itu belum dikuasai. Makkah itu oleh Al-Qur’an dinamai ummul-qura, pusat bumi.”

Ketiga, Karena Bahasa Paling Kaya
Pertanyaan kembali muncul, di Makkah kan banyak orang, kenapa harus Nabi Muhammad SAW?
“Karena orang paling terpercaya pada masa turunnya Al-Qur’an adalah Nabi Muhammad SAW. “Wajar gak? Dia bahasa Arab. Masyarakat yang diajar ini berbahasa Arab, Al-Qur’an turun dalam bahasa Arab, apalagi bahasa Arab itu diakui oleh semua ahli adalah bahasa yang paling kaya yang dikenal umat manusia.”

Al-Qur’an Tak Terlepas dari Asbab al-Nuzul

Memahami al-Qur’an tidak cukup hanya dengan mengandalkan penguasaan bahasa Arab, apalagi hanya dengan bekal terjemah. Dibutuhkan banyak piranti untuk dapat memahami al-Qur’an dengan benar agar tidak terjatuh dalam penafsiran yang arbriter. Salah satu piranti yang dibutuhkan dalam memahami al-Qur’an adalah asbāb al-nuzūl. Ibnu Daqīq al-‘Īd berkata, “Penjelasan sabab Nuzūl adalah jalan yang kuat untuk memahami al-Qur’an”. Sementara al-Wāhidī menjelaskan, “tidak mungkin mengetahui penafsiran suatu ayat tanpa mengacu pada kisah ayat tersebut dan penjelasan turunnya.”. Sedangkan Ibnu Taimiyah berpandangan, “mengetahui sabab Nuzuūl dapat membantu memahami al-Qur’an. Sebab, mengetahui ‘sebab’ dapat melahirkan pengetahuan tentang ‘akibat’ ”.

Di samping itu asbāb al-nuzūl merupakan konteks situasi yang dapat menentukan makna teks. Tanpa memahami konteks, pemahaman terhadap teks dapat mengalami distorsi. Dengan mengetahui asbāb al-nuzūl, kemugkinan terjadinya distorsi pemahaman dapat dikurangi, bahkan dihilangkan. Sebab, seperti dikatakan al-Shāṭibī, mengetahui asbāb al-nuzūl sama artinya dengan mengetahui konteks situasi.

Wajar bahwa Asma Allah Menggunakan Abjad Arab

Dengan memperhatikan penjelasan tersebut di atas, wajar bahwa Asma Allah menggunakan Abjad Arab sebagai Ayat-ayat Kauniyah. Bahasa Arab adalah bahasa al-Qur’an. Bahasa Arab sebagai media Ayat-ayat Qauliyah. Allah memilih Bahasa Arab untuk transformasi pesan abadi dan generalnya. Dalil pilihan ini tepat, karena beragam tipologi khusus dan kemampuan bahasa Arab dalam transformasi pelbagai konsep dan makna dapat menjadi dalil pilihan Tuhan atas bahasa ini. Berdasarkan hal itu, bahasa Arab yang merupakan bahasa al-Qur’an merupakan bentuk kemurahan Allah yang mengemuka pada sebelas ayat dalam al-Qur’an.

Nashrun min Allah wa fathun qariib.

Referensi :
  • http://adanikmatdisini.blogspot.com/2013/04/rahasia-telapak-tangan.html?m=1
  • http://www.voa-islam.com/read/muslimah/2013/12/15/28140/allahu-akbartanda-tanda-kebesaran-allah-pada-tubuh-manusia/#sthash.1V9sINZq.dpbs
  • https://erfan.ir/indonesian/83643.html
  • https://hendronoorherbanto.wordpress.com/2018/06/08/99-asmaul-husna-di-kedua-tangan-kita/
  • https://staialanwar.ac.id/problematika-asbab-al-nuzul/
  • https://tips-belajar-matematika.blogspot.com/2016/10/metode-jarimatika-untuk-penjumlahan-dan.html?m=1
  • https://www.daarelqolam.ac.id/artikel/pelajaran/2010/08/mukjizat-jari-jemari/
  • https://www.gramedia.com/literasi/telapak-tangan/
  • https://www.kaskus.co.id/thread/54595d07bccb17aa3a8b4573/subhanalloh-jumlah-asmaul-husna-dalam-telapak-tangan-manusia
  • https://www.liputan6.com/islami/read/5500413/3-alasan-al-quran-berbahasa-arab-menurut-prof-quraish-shihab-kenapa-turun-di-makkah?page=4

Pangkur-Ngawi, 14 Juni 2024 M / 06 Dzulhijjah 1445 H Pukul 17.06 WIB
*) Penulis adalah Budayawan/Penasihat GPMB Ngawi bertempat tinggal di Desa Pangkur, Kecamatan Pangkur, Ngawi dan Pengurus PCM Pangkur
Share:

Kamis, 13 Juni 2024

Khutbah Jumat: Keutamaan Puasa Arafah

الخطبة الأولى لعيد الأضحى

إِنَّ الحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِيْرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلَا هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهَ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ لاَ نَبِيَ وَلَا رَسُولَ بَعْدَهُ.
قَالَ تَعَالَى فِي القُرْآنِ الكَرِيمِ : يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيْرًا وَّنِسَاۤءً ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْ تَسَاۤءَلُوْنَ بِهٖ وَالْاَرْحَامَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًاۙ ٧٠ يُّصْلِحْ لَكُمْ اَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْۗ وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا
وَقَالَ أَيْضاً : يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَأْكُلُوْٓا اَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ اِلَّآ اَنْ تَكُوْنَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِّنْكُمْ ۗ وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَنْفُسَكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيْمًا اللَّهُمَّ صَلِّي عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِينْ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسِانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ :

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Pada kesempatan yang penuh berkah ini, marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Salah satu amal ibadah yang sangat dianjurkan untuk kita laksanakan adalah puasa Arafah, yang jatuh pada tanggal 9 Zulhijah. Puasa ini sangat dianjurkan bagi kita yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji di tanah suci.

Keutamaan puasa Arafah ditegaskan dalam beberapa hadis Nabi Muhammad SAW. Salah satunya adalah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Qatadah. Dalam hadis tersebut, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa puasa pada hari Arafah dapat menghapus dosa-dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.

Sebagaimana diriwayatkan dalam hadis berikut ini:
عَنْ أَبِى قَتَادَةَ الأَنْصَارِىِّ رَضِىَ الله عنه أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ … صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ …[رواه الجماعة إلا البخارى والترمذى]

“Dari Abu Qatadah (diriwayatkan) bahwa Rasulullah SAW ditanya tentang puasa hari Arafah, lalu beliau menjawab: (Puasa hari Arafah itu) menghapus dosa-dosa satu tahun lalu dan satu tahun yang akan datang…” [HR jemaah ahli hadis kecuali al-Bukhari dan at-Tirmidzi].

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,
Sebagaimana telah disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Qatadah, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa puasa pada hari Arafah dapat menghapus dosa-dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang. Namun, jamaah sekalian, perlu kita pahami bersama bahwa yang dimaksud dengan penghapusan dosa dalam konteks ini adalah dosa-dosa kecil. Dosa-dosa besar seperti syirik, zina, meninggalkan salat, dan sebagainya, memerlukan pertaubatan yang sungguh-sungguh.

Pertobatan dari dosa-dosa besar ini harus melalui prosesi khusus yang melibatkan penyesalan mendalam, komitmen untuk tidak mengulangi perbuatan tersebut, permohonan ampun kepada Allah, serta mengganti keburukan dengan amal saleh.

Dalam QS. At-Tahrim ayat 8 Allah berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ تُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّـَٔاتِكُمْ

“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu.” (QS. At-Tahrim: 8).

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,
Puasa Arafah menawarkan kesempatan bagi kita untuk membersihkan diri dari dosa-dosa kecil yang mungkin telah kita lakukan selama setahun penuh. Ini adalah momen untuk merefleksikan diri, merenungkan kesalahan, dan memperbaiki diri. Dengan menjalankan puasa ini, seorang Muslim diharapkan dapat mencapai derajat ketakwaan yang lebih tinggi, mendekatkan diri kepada Allah, dan mempersiapkan diri untuk menghadapi masa depan dengan lebih baik.

Pengampunan ini merupakan bagian dari kasih sayang Allah terhadap umat-Nya. Dalam QS. Ali Imran ayat 31, Allah berfirman:
قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

“Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Ali Imran: 31).

Pada ayat lain, Allah berfirman:
اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمٰنُ وُدًّا

“Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, kelak (Allah) Yang Maha Pengasih akan menanamkan rasa kasih sayang (dalam hati mereka).” (QS. Maryam: 96).

Kasih sayang Allah yang begitu besar memberikan kita berbagai kesempatan untuk selalu kembali kepada-Nya, memohon ampunan, dan memperbaiki diri. Marilah kita manfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya, berpuasa dengan penuh keikhlasan dan ketulusan hati, serta memohon ampunan kepada Allah atas segala dosa dan kesalahan kita. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan hidayah dan taufik-Nya kepada kita semua, agar kita selalu berada di jalan yang diridhai-Nya.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ




الخطبة الثانية لعيد الأضحى
الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ هَدَانَا لِهذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللهُ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِيْنُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ صَادِقُ الْوَعْدِ الْأَمِيْنُ اللّهُمَّ فَصَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ فَأُوْصِيْنِي وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ حَقَّ تُقَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ

Marilah kita bersama-sama mengamalkan puasa Arafah dengan penuh keikhlasan dan ketulusan hati. Semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosa kita yang telah lalu dan yang akan datang, serta memberikan kekuatan kepada kita untuk terus meningkatkan amal ibadah kita.

Marilah kita juga berdoa untuk saudara-saudara kita yang sedang menunaikan ibadah haji, semoga mereka diberikan kemudahan dan keberkahan dalam menjalankan ibadah tersebut, serta kembali ke tanah air dengan membawa haji yang mabrur.
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَقَرَابَتِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ أَجْمَعِيْنَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Sumber: https://muhammadiyah.or.id/2024/06/khutbah-jumat-keutamaan-puasa-arafah/
Share:

Berawal dari Yoghurt [Satu Segmen Proses Kreatif Menulis] - Esai Kusfandiari MM Abu Nidhat*)


Di salah satu grup WhatsApp yang diikuti Guru Galib, ada pesan yang masuk sebagai berikut.

Ketika susu basi, ia menjadi yoghurt. Yoghurt lebih bernilai daripada susu. Jika bahkan menjadi lebih basi, ia berubah menjadi keju. Keju lebih bernilai daripada yoghurt dan susu. Dan jika jus anggur menjadi asam, ia berubah menjadi anggur, yang bahkan lebih mahal daripada jus anggur.

Anda tidak buruk karena Anda membuat kesalahan. Kesalahan adalah pengalaman yang membuat Anda lebih bernilai sebagai pribadi.

Christopher Columbus membuat kesalahan navigasi yang membuatnya melenceng dari tujuannya untuk menemukan route baru ke Asia, tapi malah menemukan benua Amerika.

Kesalahan Alexander Fleming membawanya menemukan Penisilin.
Jangan biarkan kesalahan membuat Anda terpuruk.
Selain latihan yang membuat sempurna. Kesalahan yang kita pelajaripun membuat kita belajar untuk lebih sempurna!

~ Reno Omokri
✍🏼blog Awesome quotes & notes


Di Grup Penggiat Literasi Indonesia 1, grup yang lain tentunya, Guru Galib menemukan pesan yang disampaikan oleh Nubarant Ronaldo Rozalino, bunyinya sebagai berikut.

MOTIVASI PLATO KEPADA MURID-MURIDNYA

Di Akademi Athena, Plato berbicara kepada sekelompok murid yang sedang merasa putus asa setelah menghadapi beberapa kegagalan dalam studi mereka. Dengan nada lembut namun penuh keyakinan, Plato mengajak mereka untuk merenungkan makna kegagalan.

Plato : "Anak-anakku, kegagalan bukanlah akhir dari perjalanan kita. Sebaliknya, itu adalah batu loncatan menuju kesuksesan. Setiap kali kita gagal, kita diberi kesempatan untuk belajar sesuatu yang baru. Kita bisa melihat kesalahan kita, memahami apa yang tidak berhasil, dan mencari cara untuk memperbaikinya."

Kemudian Seorang murid muda, terlihat sedih dan putus asa, bertanya dengan suara bergetar, "Tapi, Guru, bagaimana kita bisa melihat kegagalan sebagai hal yang positif ketika kita merasa begitu kecewa?"

Plato : "Aku mengerti perasaanmu. Kegagalan memang bisa membuat kita merasa kecewa. Namun, pikirkanlah tentang seorang anak yang belajar berjalan. Berapa kali dia jatuh sebelum akhirnya bisa berdiri dengan tegak dan berjalan? Setiap kali dia jatuh, dia belajar sesuatu yang baru tentang keseimbangan dan kekuatan. Tanpa kegagalan itu, dia tidak akan pernah bisa berjalan."

Murid lain mengangguk, mulai memahami. "Jadi, setiap kegagalan adalah pelajaran?" Tanya mereka.

Plato : "Tepat sekali. Setiap kegagalan adalah pelajaran yang membawa kita lebih dekat pada kesuksesan. Itu adalah kesempatan untuk memperbaiki diri, untuk menjadi lebih baik, lebih kuat, dan lebih bijaksana. Ketahanan kita diuji melalui kegagalan, dan ketekunan kita diperkuat. Ingatlah bahwa "Kesuksesan yang sejati tidak datang tanpa usaha dan perjuangan."

Para muridpun mulai melihat kegagalan dari sudut pandang yang berbeda. Mereka menyadari bahwa setiap kegagalan membawa mereka lebih dekat pada tujuan mereka, asalkan mereka mau belajar dan terus berusaha. Mereka berjanji pada diri sendiri untuk tidak menyerah dan menggunakan setiap kegagalan sebagai batu loncatan menuju kesuksesan.

Jadi filosofi Pernyataan Plato bahwa "kegagalan adalah batu loncatan menuju kesuksesan" mengajarkan kita untuk melihat kegagalan sebagai bagian penting dari proses belajar dan berkembang. Kegagalan memberikan pelajaran berharga, membangun ketahanan, dan memotivasi kita untuk berusaha lebih keras. Dengan memahami hal ini, kita bisa menghadapi kegagalan dengan sikap positif dan menggunakan setiap kegagalan sebagai kesempatan untuk tumbuh dan mencapai kesuksesan.


Karena merasa ada relevansinya dengan motivasi berwirausaha, Guru Galib meneruskan kedua tulisan tersebut di atas ke Grup Paguyuban Kelompok Pemanfaat Desa Pangkur, dengan menambah klausa :

Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang ulet dan tahan segala cuaca dan musim. Barakallaahu fii umrinaa.
🤲🤲 (tanda dua telapak tangan simbol berdoa)

Dari postingan diteruskan seperti tersebut di atas, Guru Galib “kepikiran” untuk mengembangkan bagian-bagian paragraf. Hasilnya diposting di Grup GPMB Ngawi, sebagai berikut.

Berawal dari Kegagalan

Yoghurt adalah produk pangan berupa hasil olahan susu melaui proses fermentasi menggunakan bakteri tertentu, yaitu Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Kombinasi kedua bakteri tersebut berfungsi untuk mengubah laktosa (gula susu) menjadi asam laktat yang berakibat pada penurunan pH dan terbentuknya gumpalan disebabkan koagulasi protein susu oleh asam sehingga menghasilkan cita rasa yang khas karena mengandung komponen flavor seperti diasetil, asetaldehit dan karbondioksida.

Paragraf tersebut hanyalah menunjukkan simpulan dari proses keberhasilan. Padahal jauh sebelumnya, "penemunya" secara tidak sengaja membiarkan satu tong (atau bertong-tong) air susu yang terlambat dikonsumsi atau didistribusikan untuk dikonsumsi.

Yoghurt adalah produk olahan susu basi yang dianggap sebagai kegagalan. Dalam proses selanjutnya, melalui uji coba dan keliru, yoghurt telah jadi produk yang berkualitas yang menunjukkan nilai ekonomi melebihi nilai ekonomi susu.

Bagaimana halnya dengan kita yang berkutat di zona literasi? Tidak ada kata terlambat untuk berbuat, menulis, berbicara, dan bereksperimen. Mungkin saja kemarin, kita gagal membuat "yoghurt", tidak mengapa. Simpan saja dokumen itu di file laptop yang mudah dicari dan ditemukan. Siapa tahu kelak, tulisan itu bisa kita olah jadi "Produk yang Berkualitas".

Salam Literasi, Tetaplah Berproduksi!


💪😃 (simbol wajah bersemangat dan tangan mengepal)
Barakallaahu fii umrinaa.
🤲🤲 (simbol kedua telapak tangan lagi berdoa)

Masih terinspirasi dari tulisan Reno Omokri ✍🏼blog Awesome quotes & notes terkait dengan istilah “keju” yang berawal dari suatu kegagalan, Guru Galib berburu menyusun tulisan hasilnya sebagai berikut.

Berlanjut Jadi Keju


Keju adalah jenis produk olahan berbahan baku susu. Keju terbuat dari susu yang digumpalkan. Proses penggumpalan ini bisa dilakukan dengan hanya menambahkan asam atau dengan menggunakan enzim yang dibantu oleh bakteri baik. Enzimnya dikenal dengan rennet.


Dengan daya imajinasinya, Guru Galib mengolah alinea :

Paragraf tersebut hanyalah menunjukkan simpulan dari proses keberhasilan. Padahal jauh sebelumnya, "penemunya" secara tidak sengaja membiarkan satu tong (atau bertong-tong) air susu yang terlambat dikonsumsi atau didistribusikan untuk dikonsumsi.

Menjadi alinea baru sebagai berikut.

Paragraf tersebut di atas hanyalan menunjukkan simpulan dari proses keberhasilan. Dulu “penemunya” yang lain tentunya secara tidak sengaja membiarkan “yoghurt” mengering dan atau mengalami penggumpalan. Ia tentu pernah mengalami kegagalan. Dan kegagalan itu bukan satu kali dua kali, melainkan berkali-kali, sampai ia benar-benar menemukan “produk baru” yang ia beri nama “keju” atau “cheeze”.

Lalu pada alinea di bawahnya yang berbunyi :

Yoghurt adalah produk olahan susu basi yang dianggap sebagai kegagalan. Dalam proses selanjutnya, melalui uji coba dan keliru, yoghurt telah jadi produk yang berkualitas yang menunjukkan nilai ekonomi melebihi nilai ekonomi susu.

Diolah dan atau diubah menjadi alinea :

Sebagai produk olahan susu basi atau yang mengalami fermentasi bolehlah dianggap pernah dan telah mengalami kegagalan berkali-kali, sampai “penemunya” menemukan produk baru yang bernama keju. Inilah yang namanya kegagalan berbuah keberhasilan.

Lalu pada alinea di bawahnya yang berbunyi :

Bagaimana halnya dengan kita yang berkutat di zona literasi? Tidak ada kata terlambat untuk berbuat, menulis, berbicara, dan bereksperimen. Mungkin saja kemarin, kita gagal membuat "yoghurt", tidak mengapa. Simpan saja dokumen itu di file laptop yang mudah dicari dan ditemukan. Siapa tahu kelak, tulisan itu bisa kita olah jadi "Produk yang Berkualitas".

Diolah dan atau diubah menjadi alinea :

Kita yang senantiasa berkutat di zona literasi “tak putus dirundung malang”, “tak pernah berhenti dirundung salah ketik ataupun salah dalam redaksi tulisan”. Inilah yang namanya perkembangan berpikir. Jangan pernah ada kata puas, sampai benar-benar tulisan kita enak dibaca dan penting. Perkara orang lain tidak memahami, itu persoalan lain. Perkara, saat diposting di grup kemudian tidak ada yang menanggapi sama sekali, kita tidak usah risau betul. Boleh jadi memang tulisan kita tidak berkualitas atau tidak dipahami para anggota dalam grup. Namun, boleh jadi pula tulisan kita diam-diam disimpan dan atau diteruskan kepada teman literat yang tidak ada dalam grup.

Kemudian menambahkannya dengan bagian tulisan berikutnya :

Christopher Columbus saja pernah membuat kesalahan navigasi. Orang-orang dalam satu kapal berlayar dengan tujuan yang melenceng dari yang direncanakan. Maksud hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai. Maksud hati berlayar sesuai dengan navigasi, apa daya kapal berlayar dengan “route baru” ke wilayah lain ke Asia, bahkan kemudian ia (atau mereka) menemukan benua Amerika. Tidak jelas (tidak ada berita) yang mungkin ada awak kapalnya berseru,”Perjalanan ini ngawur dan terasa sangat melelahkan, beruntunglah kalian tidak ikut pelayaran kami.”

Biasa, Guru Galib menyisipkan joke-joke yang menyegarkan otak untuk menepis kejenuhan. Juga ia menambahkan alinea yang baru.

Alexander Fleming saja pernah mengalami kesalahan. Buah kesalahan adalah keberhasilan juga. Fleming tidak banyak melakukan penelitian mengenai penisilin setelah pengamatan awalnya pada tahun 1928. Mulai tahun 1941, setelah wartawan berita mulai meliput uji coba awal antibiotik pada manusia, Fleming yang tidak memiliki kepemilikan sebagai penemu penisilin. Hal ini membuat Florey sangat khawatir bahwa kontribusi kelompok Oxford justru diabaikan. Masalah ini sebagian diperbaiki pada tahun 1945, ketika Fleming, Florey, dan Chain – tetapi bukan Heatley – dianugerahi Hadiah Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran. Dalam pidato penerimaannya, Fleming memperingatkan bahwa penggunaan penisilin yang berlebihan dapat menyebabkan resistensi bakteri.

Pada tahun 1990, Oxford menggantikan pengawasan komite Nobel dengan menganugerahkan Heatley gelar doktor kehormatan kedokteran pertama dalam 800 tahun sejarahnya.

Mungkin pada tanggal 28 September ini, saat kita merayakan pencapaian besar Alexander Fleming, kita ingat bahwa penisilin juga membutuhkan kebidanan Florey, Chain dan Heatley, serta pasukan pekerja laboratorium.


Referensi :
https://www-pbs-org.translate.goog/newshour/health/the-real-story-behind-the-worlds-first-antibiotic?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc

Tulisan tersebut di atas segera diposting di grup Guru Pembelajar Bahasa Indonesia. Tidak peduli ada yang membaca atau tidak. Tidak peduli ada tanggapan atau sekedar mengapresiasi dengan ikon.

Juga bercermin pada keberhasilan Flemming dan kawan-kawan, Guru Galib merasa berhutang budi kepada teman-teman literat yang punya andil besar dalam mengantarkan “daya berpikirnya” yang semakin lama semakin “liar” dan berkembang pesat. Meski mungkin tidak diakui dunia manapun, ia terus menulis dan menulis. Meski pula tulisannya tidak pernah dipahami orang, karena dirasa “aneh” dan “nyleneh” atau tidak lazim. Guru Galib memang galib dan bertahan pada galibnya.

Ia tentu tetap teringat saat guru SD di kota Mojokerto menerangkan kepada murid-muridnya di kelas IV bagaimana cara menggambar lampu teplok berbahan bakar minyak tanah.

“Pada galibnya, lampu teplok itu seperti ini,” sambil menunjukkan lukisan lampu teplok yang ada di papan tulis. Dulu papan tulis itu dicat hitam, dan alat tulisnya berupa kapur tulis batangan.

Tak urung di luar kelas “didengar” oleh wartawan yang akan mewawancarainya tentang kemajuan pendidikan. Sewaktu istirahat wartawan itu menemui Pak Guru. Sebelum wawancara dimulai, wartawan sempat bertanya,”Pada galibnya itu apa, Pak Guru?” “O... galibnya itu mblendhuknya,” jawab Pak Guru dengan enteng.

Kisah singkat Pak Guru menggambar galib lampu teplok itulah, penulis menggunakan tokoh yang bernama Guru Galib untuk peran-peran yang aneh, nyleneh, absurd, di luar nalar pada umumnya, dan lain-lain, dan sebagainya.

Pangkur-Ngawi, 11 Juni 2024 M / 03 Dzulhijjah 1445 H Pukul 02.44 WIB *) Penulis adalah Budayawan/Penasihat GPMB Ngawi bertempat tinggal di Desa Pangkur, Kecamatan Pangkur, Ngawi dan Pengurus PCM Pangkur
Share: