Media Pustaka, Informasi dan Digitalisasi

Sejarah Singkat Muhammadiyah

Bulan Dzulhijjah (8 Dzulhijjah 1330 H) atau November (18 November 1912 M) merupakan momentum penting lahirnya Muhammadiyah. Itulah kelahiran sebuah gerakan Islam modernis terbesar di Indonesia, ...

SEJARAH MUHAMMADIYAH DI NGAWI

Fajar pencerahan Gerakan Muhammadiyah di kabupaten ngawi dimulai pada tahun 1918 yang kemudian secara resmi menjadi perkumpulan pada tahun 1925, ....

Majelis Pustaka, Informasi dan Digitalisasi PDM Ngawi Ikuti Rakerwil di PWM Jawa Timur

Majelis Pustaka, Informatika, dan Digitalisasi (MPID) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Ngawi mengikuti Rapat Kerja Wilayah (rakerwil),...

Dikdasmen PNF PDM Ngawi Adakan O2SM (Olimpiade Olahraga Sains Muhammadiyah)

O2SM (Olimpiade Olahraga Sains Muhammadiyah) tingkat Kabupaten pada tanggal 26 - 28 Februari 2024....

Pengukuhan PDPM Kabupaten Ngawi Periode 2023-2027

Proses pengukuhan ini dihadiri oleh Wakil Bupati Ngawi Dr. Dwi Rianto Jatmiko, MH, M.Si, unsur Forum Pimpinan Daerah, PWPM Jawa Timur,....

Senin, 17 Juni 2024

Rasio Emas Ada di Telapak Tangan Kita - Esai Kusfandiari MM Abu Nidhat*)

Definisi Rasio Emas

Rasio Emas (The Golden Section, Yunani : phi Op) merupakan sebuah rasio yang sama dengan atau mendekati bilangan 1.618033988749895 or (1+’q5)/2 (The Golden Mean, MathSoft Constants) yang termasuk di dalamnya satu set konstruksi geometrik untuk memisahkan satu ruas garis menjadi banyak bagian di mana nilai rasio (perbandingan) garis yang panjang berbanding total panjang garis sama dengan atau mendekati nilai perbandingan dari garis yang pendek berbanding dengan garis yang panjang (The Golden Section).

The Golden Mean sebagai sebuah rasio/perbandingan kompleks yang menggambarkan satu set figur geometrik yang termasuk di dalamnya ; garis, segiempat, dan spiral. Figur-figur tersebut jika digambar sesuai dengan the Divine proportion dianggap sebagai bentuk yang sempurna dan paling memuaskan secara estetis. The Golden Section telah digunakan sejak zaman klasik dalam berbagai penerapan termasuk dalam bidang seni, arsitektur, dan spiritual karena pendekatannya terkait dengan hal yang bersifat ideal dan tentunya menyentuh sisi-sisi ketuhanan sebagai sesuatu yang absolut.

Tabel Rasio Emas
Rasio Emas bisa digambarkan dalam tabel sebagai berikut.


Keterangan :
  • Formulasi menggunakan aplikasi Excel
  • Tabel terdiri atas 8 kolom, yaitu kolom A, B, C, D, E, F, dan G
  • Kolom C merupakan Faktor 1 Kolom D merupakan Faktor 2 Kolom E menggunakan rumus [=C6+E6] Kolom F tidak usah diisi Kolom G menggunakan rumus [=E7/E6]
  • Kolom C – D – E – G dengan ruas ke bawah masing-masing merupakan hasil deret Fibonacci yang tidak terputus
  • Angka Fibonacci sampai deret ke-50, sebagai berikut :
  • 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, 233, 377, 610, 987, 1597, 2584, 4181, 6765, 10946, 17711, 28657, 46368, 75025, 121393, 196418, 317811, 514229, 832040, 1346269, 2178309, 3524578, 5702887, 9227465, 14930352, 24157817, 39088169, 63245986, 102334155, 165580141, 267914296, 433494437, 701408733, 1134903170, 1836311903, 2971215073, 4807526976, 7778742049, 12586269025, 20365011074, dan seterusnya.
  • Tabel dibatasi sampai dengan kolom 19 dengan alasan dibatasi oleh ruang yang tersedia
  • Mulai dari ruas 8 sampai dengan ruas 19 dan seterusnya menunjukkan hasil yang sama, yaitu : 1,61.., kemudian mulai ruas 16 dan seterusnya menunjukkan hasil yang sama 1,618 sebagai Rasio Emas.

Dengan memperhatikan penjelasan tersebut di atas, deret 1, 2, 3, 5, 8, dan seterusnya memberikan pengertian bahwa :
2:1 = 2
3:2 = 1,5
5:3 = 1,667
8:5 = 1,625
Dan seterusnya

Bahkan
233:144 = 1,618
377:233 = 1,618
610:377 = 1,618
987:610 = 1,618
1597:987 = 1,618
Dan seterusnya yang menunjukkan konstanta absolut.

Rasio 2:3:5:8 di Ruas-ruas Jemari Kita

Falang adalah tulang kecil yang menyusun jari tangan dan kaki. Mereka dibagi menjadi tiga kategori: falang proksimal, falang tengah, dan falang distal. Setiap jari memiliki ketiga jenis ruas jari kecuali jempol kaki dan ibu jari, yang tidak memiliki ruas tengah (hanya falang proksimal dan falang distal).

Terdapat 14 ruan jari pada telapak tangan kita dan 4 ruas yang membangun bagian telapak tangan. Rinciannya tergambar pada tabel berikut,


Misalnya kita mengambil contoh Metakarpus II (Jari Telunjuk) yang terdiri atas 4 ruas, jika ruas paling ujung panjangnya 1 cm maka perbandingan antarruas sebagai berikut.


Dengan cara yang sama berlaku pada Metakarpus III, IV, dan V secara perbandingan berdasarkan Rasio Emas. Demikian pula berlaku bagi Ibu Jari (Metakarpus I), meski terdiri atas Falang Distal, Falang Proksimal dan dan Metakarpal, perbandingannya berlaku 2:3:5. Ingat bahwa tabel tersebut di atas merupakan contoh yang berlaku bagi Metakarpus II (Jari Telunjuk), sedangkan jari-jari lainnya tetap berlaku perbandingan 2:3:5:8. Dan dari ujung jari telunjuk sampai dengan pangkal metakarpal panjangnya 18 cm. Yang jelas bahwa jemari tangan kita dirancang secara proporsional. Rasio Emas berlaku secara universal sejak awal penciptaan manusia sampai akhir zaman.

Rasio Emas yang ada pada telapak tangan kita berlaku secara universal. Artinya Rasio Emas berlaku secara adil kepada setiap ciptaan, dalam hal ini insan. Sedangkan ciptaan lainnya atau bagian-bagian ciptaan yang lain tetap membutuhkan penelitian lebih lanjut.

Subhanallah wa l-hamdu lillah. Kita mesti menyaksikan betapa hebat Allah, yang dengan Rasio Emas ini menyajikan dan atau menunjukkan keberadaan Allah.

Kata Kunci “Yad”
Kata kunci yang disebutkan dalam Al-Qur'an memiliki peranan penting dalam membentuk struktur konseptual dasar pandangan dunia Al-Qur'an. Salah satu kata kunci ini adalah "yad". Penggunaan kata yad dalam Al-Qur'an memiliki fleksibilitas dan keragaman makna ketika ditempatkan dalam berbagai struktur kalimat. Kata yad disebutkan sebanyak 122 kali dalam Al-Qur'an dengan berbagai derivasinya.

Meskipun makna umumnya adalah "tangan" secara fisik, baik milik manusia maupun hewan, dalam Al-Qur'an, kata yad memiliki sejumlah makna yang lebih luas dan bervariasi dari makna aslinya. Ini menjadi ide penelitian untuk meminimalisir kesalahpahaman dalam memahami keseluruhan Al-Qur'an. Dalam skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan semantik yang dikembangkan Toshihiko Izutsu, dengan harapan dapat memunculkan pesan-pesan yang dinamik dari kosa kata yad yang terdapat di dalam Al-Quran. Semantik Al-Qur’an menurut Toshihiko Izutsu berusaha menyingkap pandangan dunia Al-Qur’an (Weltanscahuung) melalui analisis semantik terhadap kosakata atau istilah-istilah kunci Al-Qur’an.

Apakah penyebutan “yad” sebanyak 122 kali dalam Al-Qur’an menunjukkan rahasia tersendiri?. Bagaimana halnya (hubungannya) dengan jumlah surat dalam Al-Qur’an sebanyak 114 surat? Tentu perlu penelitian lebih lanjut. Kita mesti yakin ada hikmah tersendiri dan merupakan tantangan bagi kita untuk melakukan eksplorasi secara ilmiah, dan tentu saja semakin meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah.

QS Al-Qamar 54:49

Menutup esai ini, marilah kita ingat kembali firman Allah, salah satu di antarnya QS Al-Qamar 54:49.
Allah menciptakan semuanya itu dengan cepat, tepat, serasi, dan indah. Semua yang diciptakan telah disesuaikan dengan fungsi dan manfaatnya masing-masing. Dalam QS Al-Qamar 54:49 Allah berfirman :
اِنَّا كُلَّ شَىۡءٍ خَلَقۡنٰهُ بِقَدَرٍ
Artinya: “Sungguh, Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.”

Melansir Tafsir Kementrian Agama Republik Indonesia, ayat tersebut menjelaskan bahwa seluruh makhluk diciptakan-Nya sesuai ketentuan dan hukum-hukum yang telah ditetapkan-Nya. Rasulullah SAW bersabda: “Segala sesuatu telah ditetapkan ukurannya bahkan kelemahan dan kecerdasan.” (Hadits Riwayat Ahmad dan Muslim dari Ibnu Umar).

Terkait dengan Rasio Emas 1,618 yang diuraikan tersebut berlaku bagi seluruh umat manusia, kecuali, mohon maaf, yang mengalami kecelakaan genetika, Rasio Emas ini tidak berlaku.

Nashrun min Allah wa fathun qariib.

Referensi:
  • https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/61970/
  • https://kumparan.com/berita-hari-ini/surat-al-qamar-ayat-49-allah-menciptakan-seluruh-alam-semesta-sesuai-ukurannya-1weadIDRfcO/2
  • https://www.kompasiana.com/komjenrg6756/5fada6f38ede485eac4feef2/rasio-emas-tubuh-manusia-apakah-panjang-otong-sama-dengan-panjang-jari
  • https://www.pzhgenggong.or.id/2476/mukjizat-allah-swt-pada-penciptaan-dan-golden-ratiothe-golden-section/
  • https://www-mathnasium-com.translate.goog/blog/14-interesting-examples-of-the-golden-ratio-in-nature?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc

Pangkur-Ngawi, 15 Juni 2024 M / 07 Dzulhijjah 1445 H Pukul 16.07 WIB
*) Penulis adalah Budayawan/Penasihat GPMB Ngawi bertempat tinggal di Desa Pangkur, Kecamatan Pangkur, Ngawi dan Pengurus PCM Pangkur
Share:

Sabtu, 15 Juni 2024

Asma Allah Ada di Telapak Tangan Kita - Esai Kusfandiari MM Abu Nidhat


Mari Belajar Sepanjang Hayat

Sebagai petunjuk, rahmat dan cahaya Allah bagi umat manusia, Al-Qur’an merupakan mujizat yang berlaku sepanjang zaman. Sejak lebih dari empat belas abad silam tak ada satupun teori ilmiah atau fenomena alam yang tidak disebutkan dalam Al-Qur’an. Oleh sebab itu, sepanjang hayat mari kita belajar tanda-tanda kebesaran Allah baik secara Qauliyah maupun Kauniyah.

Firman Allah dalam QS Fuṣṣilat 41: 53
سَنُرِيۡهِمۡ اٰيٰتِنَا فِى الۡاٰفَاقِ وَفِىۡۤ اَنۡفُسِهِمۡ حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَهُمۡ اَنَّهُ الۡحَـقُّ‌ ؕ اَوَلَمۡ يَكۡفِ بِرَبِّكَ اَنَّهٗ عَلٰى كُلِّ شَىۡءٍ شَهِيۡدٌ

Sanuriihim Aayaatinaa fil aafaaqi wa fiii anfusihim hattaa yatabaiyana lahum annahul haqq; awa lam yakfi bi Rabbika annahuu 'alaa kulli shai-in Shahiid

Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kebesaran) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur'an itu adalah benar. Tidak cukupkah (bagi kamu) bahwa Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?

Untuk membuktikan bahwa Al-Qur’an benar, mari kita memperhatikan tanda-tanda kebesaran Allah yang ada pada diri kita masing-masing.

Asmaul-Husna (Kode 99) Ada di Kedua Telapak Tangan Kita

Pada telapak tangan kiri dan kanan kita, jika kita perhatikan dengan cermat, kita melihat simbol seperti huruf “M” yang merupakan pencerminan (berkebalikan bagai pinang dibelah dua). Padahal tidak demikian. Pada telapak tangan kiri kita terlihat seperti huruf “/\” dan huruf “l”. Jika kita gabung menjadi (/\l) yang dalam Abjad Arab merupakan angka 81 (delapan puluh satu). Sebaliknya, pada telapak tangan kanan kita terlihat seperti huruf “l” dan huruf “/\”. Jika kita gabung menjadi (l/\) yang dalam Abjad Arab merupakan angka 18 (delapan belas). Jika kedua telapak tangan kita, kita dekatkan maka terbaca (/\l)| (l/\).

Hal tersebut di atas menunjukkan dua makna.

Pertama, 18 + 81 = 99. Ini menandakan bahwa diwakili oleh kedua telapak tangan kita, kita mesti bertashbih dan berdzikir dengan mengingat dan menyebut Asma Allah.

Kedua, jika terbaca (/\l)| (l/\) tanpa pembatas, akan terbaca (/\ll/\) atau 1881 (seribu delapan ratus delapan puluh satu). Dan 1881 ini merupakan perkalian 19 dan 99 atau 19x99. Jelasnya, 19x99 = 1881 mendeskripsikan angka kelipatan 19 yang ke-99 atau angka kelipatan 99 yang ke-19.

Ketiga, artinya bahwa Allah dengan asmaul-husna (99 asma wa shifat) memelihara jagad raya, dan tentu saja yang ada dalam diri kita secara terus-menerus. Hal ini diwakili Ar-Rabb, Ar-Rahman, Ar-Rahiim, Al-Malik, Al-Ilaah, Al-Hadi yang tersirat dan tersurat dalam QS Al-Fatihah. In sya’a Allah angka 19 dan 99 akan dibicarakan tersendiri dalam tulisan berikutnya (yang lain, yang baru). Subhanallaah wa l-hamdu lillaah, tentu di balik perumpamaan tersebut di atas, kita berusaha mengambil hikmah bahwa kita sebagai makhluk dan hamba wajib banyak bersyukur kepada Allah atas karunia yang besar dan tak terperikan ini. Ibarat ada 1881 kenikmatan yang kita terima secara terus-menerus di sepanjang hayat kita.

Dengan kata lain, dengan memahami ayat-ayata Kauniyah seperti tersebut ini, membuat kita semakin tekun beribadah dan beramal shalih lillaahi ta’ala, semata-mata karena Allah. Dengan asma Allah yang ada di diri kita masing-masing, seharusnya kita menjauhi perbuatan mungkar, seperti kufur nikmat, berbuat jahil, serakah, tidak mau bersedekah, dan sebagainya.

Saksikan juga suara dari Ilma Plojovic – Esma ul Husna (99 Names of Allah): https://youtu.be/lm9S_K17-XU

Asma Allah Ada di Kedua Telapak Tangan Kita

Tahukah kita, bahwa ruas-ruas tulang jari (tapak tangan maupun telapak kaki) kita, terkandung jejak-jejak nama Allah, Tuhan yang sebenar pencipta alam semesta beserta isinya ini. Kalau tidak percaya bisa didemonstrasikan. Silakan perhatikan salah satu tapak tangan kita (bisa tangan sebelah kanan bisa juga tangan sebelah kiri). Perhatikan lagi dengan lebih seksama:
  • jari kelingking membentuk huruf alif
  • jari manis, jari tengah, dan jari telunjuk membentuk huruf lam(double)
  • jari jempol (ibu jari) membentuk huruf ha’
Jadi jika digabung, maka bagi anda yang mengerti huruf Arab akan mendapati bentuk tapak tangan itu bisa dibaca sebagai Allah (dalam bahasa Arab). Sesungguhnya Allah, Tuhan yang Maha Agung lagi Maha Bijaksana, Dia telah menunjukkan keagungan-Nya melalui penciptaan lima jari manusia, yang melambangkan huruf-huruf : Alif, Lam, Lam dan Ha yang membentuk kalimah Allah dalam perkataan dan tulisan Arab.

Keistimewaan pada jari jemari kita menunjukkan kebenaran firman Allah yang menyatakan bahwa segala sesuatu ada bekasnya. Allah tidak akan menyia-nyiakan bekas-bekas ini untuk dituntut di yaumil akhir nanti. “Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan".
… وَنَڪۡتُبُ مَا قَدَّمُواْ وَءَاثَـٰرَهُمۡۚ وَكُلَّ شَىۡءٍ أَحۡصَيۡنَـٰهُ فِىٓ إِمَامٍ۬ مُّبِينٍ۬

Artinya, ”Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Yaasin 36:12)

Kode 19 Ada di Telapak Tangan Kita

Terdapat 14 ruang jari pada telapak tangan kita dan 5 ruas yang membangun bagian telapan tangan. Rinciannya tergambar pada tabel berikut,

Al-Quran diawali Bismillah. Jumlah huruf Bismillah itu terdiri dari 19 huruf, yaitu, 1. ba, 2. sin, 3. mim, 4. alif, 5. lam, 6. lam, 7. ha, 8. alif, 9. lam, 10. ra, 11. ha, 12. mim, 13. nun, 14. alif, 15. lam, 16. ra, 17. ha, 18. ya, dan 19. mim.

Kalimat ِبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمmerupakan sebuah kalimat yang sangat penting dan sakral dalam ajaran agama Islam. Mengawali setiap pekerjaan dengan membaca ِبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم merupakan ajaran serta perkara yang penting oleh umat Islam. Hal ini sesuai dengan Sabda dari Rasulullah yang artinya : “Setiap perkara yang baik di awali dengan membaca Bismillah maka perkara itu akan mendapatkan keberkahan”. (Hadits Riwayat Al-Khatib dalam Al-Jami (di dalam Al-Qur’an setiap surah, terkecuali surah At-Taubah, selalu diawali dengan
ِبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Dan yang mesti kita ingat bahwa bagian dari aktivitas kita dilakukan oleh tangan. Dalam hal ini telapak tangan kita yang mewakili seluruh tubuh untuk mengucapkan
ِبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم.

Kode 8 Ada di Pergelangan Tangan Kita

Tulang-tulang pergelangan tangan ada di pangkal telapak tangan kita berjumlah 8 ruas.

Hal ini mengingatkan kita kepada 8 golongan penerima zakat, yaitu : 1. fakir, 2. miskin, 3. amil, 4. mualaf, 5. budak, 6. orang yang berhutang, 7. orang yang berjihad, dan 8. anak jalanan.

Golongan penerima zakat termaktub dalam surat QS At Taubah 9:60 yang artinya :
"Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berutang, untuk jalan Allah dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Maha bijaksana."

Zakat merupakan salah satu rukun Islam diwajibkan bagi umat muslim yang mampu menjalankannya. Adapun zakat fitrah adalah zakat yang wajib ditunaikan oleh semua umat muslim di bulan puasa Ramadan dan ditunaikan sebelum melaksanakan salat Idulfitri.

Bukti Menguatkan bahwa Al-Qur’an Diturunkan dalam Bahasa Arab

Ada empat kitab yang diturunkan Allah SWT kepada empat nabi dan rasul berbeda. Adalah kitab Taurat yang diterima Nabi Musa AS, Zabur diterima Nabi Daud AS, Injil diterima Nabi Isa AS, dan terakhir Al-Qur’an diterima Rasulullah SAW. Selain penerimanya, bahasa yang digunakan keempat kitab Allah ini juga berbeda-beda. Taurat menggunakan bahasa Ibrani, Zabur dengan bahasa Qibti, Injil dengan bahasa Suryani, dan Al-Qur’an berbahasa Arab.

Saat ini kitab suci yang berlaku bagi umat Islam adalah Al-Qur’an. Al-Qur’an merupakan pedoman hidup manusia penyempurna kitab-kitab terdahulunya. Al-Qur’an adalah petunjuk untuk selamat di dunia dan akhirat. Sebagaimana disebut sebelumnya, Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW ini menggunakan bahasa Arab.

Mengapa Al-Qur’an menggunakan bahasa Arab?

Menurut Prof Quraish Shihab , alasan Al-Qur’an berbahasa Arab :

Pertama, Karena Masyarakat saat Itu Berbahasa Arab.
“Tidak ada satu ajaran yang ingin disampaikan pada suatu masyarakat kecuali bahasa yang digunakannya adalah bahasa yang dipahami oleh masyarakat itu. Mengingat saat itu Al-Qur’an diturunkan di Makkah dan Madinah, maka Al-Qur’an menggunakan bahasa Arab.”

Alasan pertama ini bisa saja muncul pertanyaan berikutnya. Kenapa Al-Qur’an harus turun di Makkah dan Madinah? Kenapa tidak di Amerika, Inggris, atau Australia?

“Kalau ada satu ajaran yang ingin ditujukan kepada semua penjuru di mana sebaiknya di mulai? Apa di ujung atau di tengah? Mestinya di tengah. Posisi tengah itu bisa di Timur Tengah yang secara strategis bisa ke arah Barat, Timur, Selatan, atau Utara. Sehingga memudahkan penyebaran Al-Qur’an ke seluruh penjuru dunia, apalagi saat itu alat transportasi dan informasi masih sangat terbatas.” tuturnya, dikutip dari video yang diunggah YouTube Pase Blinken, Senin (8/1/2024).

Kedua, Karena Diturunkan di Makkah
“Kalau bicara Timur Tengah, Al-Qur’an bisa diturunkan di Irak, Iran, Mesir, atau Yaman. Akan tetapi, di Timur Tengah saat itu ada dua kekuatan besar dunia yaitu Persia dan Romawi. Persia menyembah api, Romawi menganut agama Kristen walaupun akhlaknya bukan akhlak yang diajarkan Nabi Isa. Seandainya Islam yang mengajar tauhid ini muncul di Persia kira-kira akan dibiarkan oleh penguasa? Tidak. Kalau muncul di Romawi? Tidak. Oleh karenanya, Al-Qur’an turun di satu wilayah di tengah yang belum dikuasai oleh Persia dan Romawi. Makkah saat itu belum dikuasai. Makkah itu oleh Al-Qur’an dinamai ummul-qura, pusat bumi.”

Ketiga, Karena Bahasa Paling Kaya
Pertanyaan kembali muncul, di Makkah kan banyak orang, kenapa harus Nabi Muhammad SAW?
“Karena orang paling terpercaya pada masa turunnya Al-Qur’an adalah Nabi Muhammad SAW. “Wajar gak? Dia bahasa Arab. Masyarakat yang diajar ini berbahasa Arab, Al-Qur’an turun dalam bahasa Arab, apalagi bahasa Arab itu diakui oleh semua ahli adalah bahasa yang paling kaya yang dikenal umat manusia.”

Al-Qur’an Tak Terlepas dari Asbab al-Nuzul

Memahami al-Qur’an tidak cukup hanya dengan mengandalkan penguasaan bahasa Arab, apalagi hanya dengan bekal terjemah. Dibutuhkan banyak piranti untuk dapat memahami al-Qur’an dengan benar agar tidak terjatuh dalam penafsiran yang arbriter. Salah satu piranti yang dibutuhkan dalam memahami al-Qur’an adalah asbāb al-nuzūl. Ibnu Daqīq al-‘Īd berkata, “Penjelasan sabab Nuzūl adalah jalan yang kuat untuk memahami al-Qur’an”. Sementara al-Wāhidī menjelaskan, “tidak mungkin mengetahui penafsiran suatu ayat tanpa mengacu pada kisah ayat tersebut dan penjelasan turunnya.”. Sedangkan Ibnu Taimiyah berpandangan, “mengetahui sabab Nuzuūl dapat membantu memahami al-Qur’an. Sebab, mengetahui ‘sebab’ dapat melahirkan pengetahuan tentang ‘akibat’ ”.

Di samping itu asbāb al-nuzūl merupakan konteks situasi yang dapat menentukan makna teks. Tanpa memahami konteks, pemahaman terhadap teks dapat mengalami distorsi. Dengan mengetahui asbāb al-nuzūl, kemugkinan terjadinya distorsi pemahaman dapat dikurangi, bahkan dihilangkan. Sebab, seperti dikatakan al-Shāṭibī, mengetahui asbāb al-nuzūl sama artinya dengan mengetahui konteks situasi.

Wajar bahwa Asma Allah Menggunakan Abjad Arab

Dengan memperhatikan penjelasan tersebut di atas, wajar bahwa Asma Allah menggunakan Abjad Arab sebagai Ayat-ayat Kauniyah. Bahasa Arab adalah bahasa al-Qur’an. Bahasa Arab sebagai media Ayat-ayat Qauliyah. Allah memilih Bahasa Arab untuk transformasi pesan abadi dan generalnya. Dalil pilihan ini tepat, karena beragam tipologi khusus dan kemampuan bahasa Arab dalam transformasi pelbagai konsep dan makna dapat menjadi dalil pilihan Tuhan atas bahasa ini. Berdasarkan hal itu, bahasa Arab yang merupakan bahasa al-Qur’an merupakan bentuk kemurahan Allah yang mengemuka pada sebelas ayat dalam al-Qur’an.

Nashrun min Allah wa fathun qariib.

Referensi :
  • http://adanikmatdisini.blogspot.com/2013/04/rahasia-telapak-tangan.html?m=1
  • http://www.voa-islam.com/read/muslimah/2013/12/15/28140/allahu-akbartanda-tanda-kebesaran-allah-pada-tubuh-manusia/#sthash.1V9sINZq.dpbs
  • https://erfan.ir/indonesian/83643.html
  • https://hendronoorherbanto.wordpress.com/2018/06/08/99-asmaul-husna-di-kedua-tangan-kita/
  • https://staialanwar.ac.id/problematika-asbab-al-nuzul/
  • https://tips-belajar-matematika.blogspot.com/2016/10/metode-jarimatika-untuk-penjumlahan-dan.html?m=1
  • https://www.daarelqolam.ac.id/artikel/pelajaran/2010/08/mukjizat-jari-jemari/
  • https://www.gramedia.com/literasi/telapak-tangan/
  • https://www.kaskus.co.id/thread/54595d07bccb17aa3a8b4573/subhanalloh-jumlah-asmaul-husna-dalam-telapak-tangan-manusia
  • https://www.liputan6.com/islami/read/5500413/3-alasan-al-quran-berbahasa-arab-menurut-prof-quraish-shihab-kenapa-turun-di-makkah?page=4

Pangkur-Ngawi, 14 Juni 2024 M / 06 Dzulhijjah 1445 H Pukul 17.06 WIB
*) Penulis adalah Budayawan/Penasihat GPMB Ngawi bertempat tinggal di Desa Pangkur, Kecamatan Pangkur, Ngawi dan Pengurus PCM Pangkur
Share:

Kamis, 13 Juni 2024

Khutbah Jumat: Keutamaan Puasa Arafah

الخطبة الأولى لعيد الأضحى

إِنَّ الحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِيْرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلَا هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهَ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ لاَ نَبِيَ وَلَا رَسُولَ بَعْدَهُ.
قَالَ تَعَالَى فِي القُرْآنِ الكَرِيمِ : يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيْرًا وَّنِسَاۤءً ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْ تَسَاۤءَلُوْنَ بِهٖ وَالْاَرْحَامَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًاۙ ٧٠ يُّصْلِحْ لَكُمْ اَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْۗ وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا
وَقَالَ أَيْضاً : يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَأْكُلُوْٓا اَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ اِلَّآ اَنْ تَكُوْنَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِّنْكُمْ ۗ وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَنْفُسَكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيْمًا اللَّهُمَّ صَلِّي عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِينْ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسِانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ :

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Pada kesempatan yang penuh berkah ini, marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Salah satu amal ibadah yang sangat dianjurkan untuk kita laksanakan adalah puasa Arafah, yang jatuh pada tanggal 9 Zulhijah. Puasa ini sangat dianjurkan bagi kita yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji di tanah suci.

Keutamaan puasa Arafah ditegaskan dalam beberapa hadis Nabi Muhammad SAW. Salah satunya adalah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Qatadah. Dalam hadis tersebut, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa puasa pada hari Arafah dapat menghapus dosa-dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.

Sebagaimana diriwayatkan dalam hadis berikut ini:
عَنْ أَبِى قَتَادَةَ الأَنْصَارِىِّ رَضِىَ الله عنه أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ … صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ …[رواه الجماعة إلا البخارى والترمذى]

“Dari Abu Qatadah (diriwayatkan) bahwa Rasulullah SAW ditanya tentang puasa hari Arafah, lalu beliau menjawab: (Puasa hari Arafah itu) menghapus dosa-dosa satu tahun lalu dan satu tahun yang akan datang…” [HR jemaah ahli hadis kecuali al-Bukhari dan at-Tirmidzi].

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,
Sebagaimana telah disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Qatadah, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa puasa pada hari Arafah dapat menghapus dosa-dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang. Namun, jamaah sekalian, perlu kita pahami bersama bahwa yang dimaksud dengan penghapusan dosa dalam konteks ini adalah dosa-dosa kecil. Dosa-dosa besar seperti syirik, zina, meninggalkan salat, dan sebagainya, memerlukan pertaubatan yang sungguh-sungguh.

Pertobatan dari dosa-dosa besar ini harus melalui prosesi khusus yang melibatkan penyesalan mendalam, komitmen untuk tidak mengulangi perbuatan tersebut, permohonan ampun kepada Allah, serta mengganti keburukan dengan amal saleh.

Dalam QS. At-Tahrim ayat 8 Allah berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ تُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّـَٔاتِكُمْ

“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu.” (QS. At-Tahrim: 8).

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,
Puasa Arafah menawarkan kesempatan bagi kita untuk membersihkan diri dari dosa-dosa kecil yang mungkin telah kita lakukan selama setahun penuh. Ini adalah momen untuk merefleksikan diri, merenungkan kesalahan, dan memperbaiki diri. Dengan menjalankan puasa ini, seorang Muslim diharapkan dapat mencapai derajat ketakwaan yang lebih tinggi, mendekatkan diri kepada Allah, dan mempersiapkan diri untuk menghadapi masa depan dengan lebih baik.

Pengampunan ini merupakan bagian dari kasih sayang Allah terhadap umat-Nya. Dalam QS. Ali Imran ayat 31, Allah berfirman:
قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

“Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Ali Imran: 31).

Pada ayat lain, Allah berfirman:
اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمٰنُ وُدًّا

“Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, kelak (Allah) Yang Maha Pengasih akan menanamkan rasa kasih sayang (dalam hati mereka).” (QS. Maryam: 96).

Kasih sayang Allah yang begitu besar memberikan kita berbagai kesempatan untuk selalu kembali kepada-Nya, memohon ampunan, dan memperbaiki diri. Marilah kita manfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya, berpuasa dengan penuh keikhlasan dan ketulusan hati, serta memohon ampunan kepada Allah atas segala dosa dan kesalahan kita. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan hidayah dan taufik-Nya kepada kita semua, agar kita selalu berada di jalan yang diridhai-Nya.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ




الخطبة الثانية لعيد الأضحى
الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ هَدَانَا لِهذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللهُ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِيْنُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ صَادِقُ الْوَعْدِ الْأَمِيْنُ اللّهُمَّ فَصَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ فَأُوْصِيْنِي وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ حَقَّ تُقَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ

Marilah kita bersama-sama mengamalkan puasa Arafah dengan penuh keikhlasan dan ketulusan hati. Semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosa kita yang telah lalu dan yang akan datang, serta memberikan kekuatan kepada kita untuk terus meningkatkan amal ibadah kita.

Marilah kita juga berdoa untuk saudara-saudara kita yang sedang menunaikan ibadah haji, semoga mereka diberikan kemudahan dan keberkahan dalam menjalankan ibadah tersebut, serta kembali ke tanah air dengan membawa haji yang mabrur.
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَقَرَابَتِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ أَجْمَعِيْنَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Sumber: https://muhammadiyah.or.id/2024/06/khutbah-jumat-keutamaan-puasa-arafah/
Share: