Media Pustaka, Informasi dan Digitalisasi

Sejarah Singkat Muhammadiyah

Bulan Dzulhijjah (8 Dzulhijjah 1330 H) atau November (18 November 1912 M) merupakan momentum penting lahirnya Muhammadiyah. Itulah kelahiran sebuah gerakan Islam modernis terbesar di Indonesia, ...

SEJARAH MUHAMMADIYAH DI NGAWI

Fajar pencerahan Gerakan Muhammadiyah di kabupaten ngawi dimulai pada tahun 1918 yang kemudian secara resmi menjadi perkumpulan pada tahun 1925, ....

Majelis Pustaka, Informasi dan Digitalisasi PDM Ngawi Ikuti Rakerwil di PWM Jawa Timur

Majelis Pustaka, Informatika, dan Digitalisasi (MPID) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Ngawi mengikuti Rapat Kerja Wilayah (rakerwil),...

Dikdasmen PNF PDM Ngawi Adakan O2SM (Olimpiade Olahraga Sains Muhammadiyah)

O2SM (Olimpiade Olahraga Sains Muhammadiyah) tingkat Kabupaten pada tanggal 26 - 28 Februari 2024....

Pengukuhan PDPM Kabupaten Ngawi Periode 2023-2027

Proses pengukuhan ini dihadiri oleh Wakil Bupati Ngawi Dr. Dwi Rianto Jatmiko, MH, M.Si, unsur Forum Pimpinan Daerah, PWPM Jawa Timur,....

Rabu, 17 Juli 2024

“Dzikir Hu”, Hu Itu Siapa? Esai Kusfandiari MM Abu Nidhat


Satu hadits menyebutkan :

وَعَنْ جَابِرٍ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، يَقُوْلُ : (( أَفْضَلُ الذِّكْرِ : لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ )) . رَوَاهُ التِّرْمِذِي ، وَقَالَ : (( حَدِيْثٌ حَسَنٌ ))

Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dzikir yang paling utama adalah laa ilaha illallah (tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah).” (Hadits Riwayat Tirmidzi, ia menyatakan bahwa hadits ini hasan) [Hadits Riwayat Tirmidzi, nomor 3383. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan].

Bagaimana halnya dengan “Dzikir Hu”?

Salah seorang pakar dzikir yang juga ahli thariqat memberikan penjelasan yang cukup panjang, sebagai berikut. “Lafadz الله ternyata memiliki keistimewaan ditinjau dari sisi hurufnya. Lafadz الله terdiri atas empat huruf, yakni alif (ا), lam (ل), lam (ل), dan ha (هـ). Tidak ada satupun yang sama dengan Allah, begitu juga tidak ada nama yang sama dengan Allah.

Lafadz الله kalau dibuang hurufnya dari depan, (maknanya) bertambah dekat dengan Allah. Kamu tidak akan dekat dengan Allah kalau tidak dibuang huruf alifnya (ا) menjadi لله (lillah/karena Allah). Bagaimanapun seseorang bisa masuk surga jika beramal dengan لله تعالى (lillahi ta’ala).

Lafadz لله (lillah) jika dihilangkan huruf lam (ل) yang pertama, akan menjadi له (lahu/hanya kepada Allah)”. Ini namanya Dhamīr Sya-an (ضمير الشأن), istilah orang mengaji. Dhamīr Sya-an ini (artinya) yang ada hanya Allah semata, selain itu tidak ada. Orang itu kalau sudah tahu Allah, maka tidak akan tahu kecuali hanya Allah.

Adapun lafadz له (lahu) jika huruf lam-nya (ل) dihilangkan, maka tersisa هـ (hu) yang bermakna tinggal Allah semata. Makanya dzikir orang yang sudah jadi Wali Allah bukan lafadz ‘Allah, Allah..’, tapi ‘Hu, Hu..’. Itulah Dhamīr Sya-an. Seluruh alam ini ada Asma (nama) yang menunjukkan jika dihilangkan huruf mulai awal akan bertambah dekat kepada Allah.

Lafadz ‘Hu, Hu..’ diucapkan dengan lisan. Jika dihilangkan ‘Hu’ tersebut, masuk ke dalam hati. Ini Namanya Dzikir Sirri. Kalau ‘Hu, Hu..’ dengan lisan masih Dzikir Jahri. Jadi dzikir kepada Allah ada yang Dzikir Sirri ada juga yang Dzikir Jahri.

Analisis

Nomina “Allah” (الله) tersusun dari empat huruf: alif (ا), lam (ل), lam (ل), dan ha (ه). Hamzah washal di atas alif (ٱ) pada artikel definitnya (ال) serta diakritik tambahan seperti syaddah (ّ ) dan alif khanjariyah (ــٰ) kadang dimunculkan untuk memudahkan pembacaan. Syaddah ditampilkan untuk menunjukkan bahwa huruf “lam” kedua (ل) mendapatkan tekanan lebih. Sementara itu, alif khanjariyah ditampilkan untuk menunjukkan bahwa setelah digandakan, lam kedua ini dipanjangkan pelafazannya. Dalam naskah-naskah Al-Qur’an modern, alif khanjariyah dapat dituliskan dengan dua gaya: 1) alif tegak dengan tambahan diakritik fathah; atau 2) alif tegak tanpa tambahan diakritik fathah. Alif khanjariah ( ألف_خنجرية) adalah tanda baca atau harakat yang dituliskan pada Abjad Arab sebagai diakritik atau pedoman pembacaan. Harakat ini memiliki makna bahwa huruf yang berharakat alif khanjariah harus dibaca mad fathah atau fathah yang dibaca agak panjang. Lihat tautan https://medium.com/@ringgo/linguistik-allah-nomina-adimakna-morfologi-1-3-3be435763e44

Ragam fungsi huruf “li” (لِ) sebagai berikut.

1. Huruf “li” (لِ) biasa diterjemahkan: untuk, bagi, kepada, milik, hendaklah. Misalnya :

اَلْحَمْدُ لِلهِ” (Segala pujian adalah milik Allah).

2. Huruf “li” (لِ) bisa berfungsi sebagai: huruf jar, huruf nashab, & huruf jazem. Penjelasan terinci di kitab Fahimna dan kitab-kitab Nahwu lainnya.

3. “li” (لِ) berfungsi sebagai huruf jar jika kata setelahnya berupa isim. Dengan adanya Li, maka Isim yang terletak setelahnya menjadi Majrur. Di antara cirinya ialah berharakat akhir Kasrah.

هَذَا الْبَيْتُ لِزَيْدٍ” (Rumah ini milik Si Zaid)

قُلْتُ لِحَسَنٍ” (Aku telah berkata kepada  Hasan)

ذَهَبْتُ إِلَى الْمَسْجِدِ لِلصَّلَاةِ” (Aku pergi ke masjid untuk shalat)

4. “li” yang berfungsi sebagai huruf jar bisa bermakna: milik, kepada, untuk (Lihat kembali contoh di atas). Kita bisa membedakannya dengan cara memahami konteks kalimatnya terlebih dahulu. Oleh karena itu, kita harus banyak punya mufradat.

5. “li” (لِ) yang berfungsi sebagai huruf jar, jika bersambung dengan isim yang beralif-lam, maka huruf alif dari isim itu harus dibuang. Lihat penjelasannya di Bagian Pendahuluan dari Kitab Fahimna Tingkat Pemula.

لِلهِ” (Milik Allah), asalnya adalah “ل + الله

لِلْمُسْلِمِ” (Miliki orang Muslim), asalnya adalah “ل + المسلم

6. Huruf “li” (لِ)  yang berfungsi sebagai huruf jar, jika bersambung dengan dhamīr (Ingat bahwa dhamīr termasuk isim mabni), maka harakatnya berubah jadi fathah. Kecuali, jika bersambung dengan dhamīr mutakallim (kata ganti orang pertama) harakat “li” tetap kasrah.

لَهُ” (untuk dia) : dhamīr ghaib (kata ganti orang ketiga tunggal)

لَكَ” (untuk kamu) : dhamīr mukhatab (kata ganti orang kedua tunggal)

لِيْ” (untuk saya) : dhamīr mutakallim (kata ganti orang pertama tunggal)

7. “li” berfungsi sebagai huruf nashab & huruf jazem jika kata yang terletak setelahnya berupa fi’il mudhari. Fi’il mudhari adalah kata kerja (verba) yang merujuk pada pekerjaan atau peristiwa yang sedang terjadi atau akan terjadi. Dengan demikian, fiil mudhari menunjukkan zaman sekarang (hal) dan zaman yang akan datang (istiqbal).
8. Jika “li”  berfungsi sebagai huruf nashab, maka fi’il mudhari yang terletak setelahnya menjadi manshub. Di antara cirinya ialah dengan diberi harakat fathah. Biasanya Li huruf nashab diterjemahkan “untuk atau agar

اِسْأَلْ لِتَفْهَمَ الدَّرْسَ” (Bertanyalah agar engkau faham pelajaran itu)

9. Jika “li”  berfungsi sebagai huruf jazem, maka fi’il mudhari yang terletak setelahnya menjadi majzum. Di antara cirinya ialah dengan diberi harakat sukun. Biasanya li huruf jazem diterjemahkan “hendaklah”. Huruf “li” ini biasanya juga dinamakan huruf lam amr, yaitu huruf lam yang berfungsi untuk memerintah. Dan biasanya bersambung denga huruf fa (yang artinya : maka). Jika bersambung sebelumnya dengan huruf fa, maka harakat “li” berubah jadi sukun.

لِيُنْفِقْ ذُوْ مَالٍ” (hendaklah berinfaq orang yang memiliki harta)

إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْكُتْ” (Jika salah seorang dari kalian marah, hendaklah dia diam!)

Huruf “li” sering kita jumpai dalam teks berbahasa Arab. Oleh sebab itu, kita perlu memahami penjelasan tersebut di atas dengan baik. Selanjutnya, kita pelajari dan pahami  penerapannya di dalam Al-Qur’an, Al-Hadits, dan kitab ulama yang jadi referensi. Tautan https://pustakalaka.wordpress.com/2013/04/04/catatan-ilmu-nahwu-2-tentang-huruf-li/ dengan penyuntingan.

Makna Lafadz لله (lillah) dan makna lafad  له  : lillah dan lahu berbeda /hanya kepada Allah)”. Ini namanya Dhamīr Sya-an (ضمير الشأن), yang artinya yang ada hanya Allah semata.  

Dhamīr Syaan adalah dhamīr yang tidak kembali ke pembahasan sebelumnya, tidak seperti  dhamīr pada umumnya memiliki tempat kembali. Secara bahasa, dhamīr berarti: yang tersembunyi, rahasia, dan perasaan. Sedangkan menurut istilah, dhamīr berarti: isim (kata benda, nomina, noun) yang disebut sebagai ibarat (kata ganti) dari mutakallim (pembicara), mukhāthab(lawan bicara), dan ghāib(yang dibicarakan). Dalam bahasa Arab, dhamīr terbagi menjadi tujuh bagian: muttashil (bersambung), munfashil (terpisah), bāriz (tampak), mustatir (tersembunyi), marfū`, manshūb dan majrūr.

Dhamīr (kata  ganti, pronomina)  adalah  kata   ganti  orang  atau  benda.   Artinya,  nama

orang/benda dapat digantikan dengan kata ini. Baik orang/benda itu berada atau tidak  ada.  Dalam  bahasa  Indonesia  kita  mengenal  saya,  kamu,  dia ,  kalian,  kita, kami. Sedangkan dalam bahasa Inggris kita mengenal : i,you, he, she, they, we, it.

Dalam bahasa Arab terdapat 14 dhamīr. Mengapa lebih banyak? Karena, bahasa Arab adalah bahasa yang paling lengkap sastranya, selain itu bahasa Arab mengenal  jumlah  1,  2  dan  jamak.  Sedangkan  bahasa  Indonesia  hanya  mengenal tunggal dan jamak, demikian pula bahasa Inggris.

Dhamīr,  terbagi menjadi 3 yaitu :

Dhamīr Munfashil/Dhamīr yg terpisah adalah Dhamīr, yang berpisah dengan kata benda, maksudnya ia tidak  bersatu/bergandeng  dengan  kata  benda  lainnya.  Dalam  bahasa  Indonesia kita  biasanya  menyebutnya  sebagai  Subjek  dan  diletakkan  sebelum  kata  benda.  Misal : Saya Muhammad., Kata Saya, itu adalah Dhamīr.

Dhamīr Muttashil/Dhamīr yang tersambung

Dhamīr Mustatir/Dhamīr yang tersembunyi

 

https://pdfcoffee.com/dhamīr-pdf-free.html

http://amoehirata.blogspot.com/2015/03/kaidah-ilmu-al-quran-dhamīrkata-ganti.html

Bahasa Arab memiliki kesadaran gender pada konstruksi bahasanya (gender centric). Artinya, segala sesuatu dalam bahasa arab memiliki jenis kelamin. Bukan hanya orang, hewan dan tumbuhan, tapi juga benda. Padahal benda tidak memiliki identitas kelamin. Semua kosa kata Bahasa Arab memiliki gender tanpa kecuali.

Gelas, kursi, meja, papan tulis, piring, sendok, televisi, dan sebagainya memiliki jenis kelamin majazy (jenis kelamin konotatif).

Gender dalam Bahasa Arab terbagi menjadi dua, yaitu malemudzakkar مذكر dan femalemu'annats مؤنث

Gender untuk hal-hal yang sebetulnya tak berkelamin disebut sebagai mudzakkar majazy atau muannats majazy. Sedangkan untuk orang, yang betul-betul memiliki kelamin disebut dengan mudzakkar haqiqy atau muannats haqiqy.

Allah dalam hija'iyah tulisannya seperti ini →الله

Dalam ilmu simbol (Semiotika) tidak ditemukan tanda gender perempuan / alamatut ta'nits (علامة التأنيث ) pada lafadz “Allah”. Oleh sebab itu lafadz “Allah” menggunakan kata ganti "he" atau dalam pronoun bahasa arab disebut huwa/ هو (dia laki-laki), dalam dhamīr muttashil ( pronoun yang menempel) disebut "hu"/ه.

Penisbatan Allah dengan gender lelaki bukan bersifat denotatif (haqiqy), tapi konotatif (mudzakkar majazy). Gender laki-laki yang bukan sebenarnya.

Tautan https://id.quora.com/Mengapa-kata-ganti-untuk-Allah-dalam-bahasa-Arab-selalu-menggunakan-kata-yang-bergender-lelaki-contohnya-anta-huwa-hu-engkau-dia-nya

Makna lafadz له (lahu) dan makna lafad  هـ (hu) berbeda : lahu dan hu berbeda.

Lafadz ‘Hu, Hu..’ diucapkan dengan lisan. Jika dihilangkan ‘Hu’ tersebut, masuk ke dalam hati. Ini Namanya Dzikir Sirri. Kalau ‘Hu, Hu..’ dengan lisan masih Dzikir Jahri. Jadi dzikir kepada Allah ada yang Dzikir Sirri ada juga yang Dzikir Jahri.

Istilah /dhamīr/ dalam tatabahasa Indonesia disebut /kata ganti/ atau /pronomina/. Kata /hu/ termasuk kata ganti orang ketiga tunggal yang berarti /ia/ atau /nya/.

Penggunaan kata ganti /ia/ atau /nya/ merupakan objek atau subjek yang dibicarakan. Dalam percakapan hanya terjadi pada kata ganti orang pertama dan kata ganti orang kedua. Jadi kata ganti /ia/ atau /nya/ menunjukkan objek yang tidak pernah terlibat dalam percakapan.

 

Dzikir Hu Tidak Menghadap Allah

Penggunaan kata ganti orang ketiga (hu, ia, nya) menunjukkan bahwa aku dan ia tidak berhadapan.

Aku dan Kau (Ana wa Anta)

Dialog terjadi antara aku dan kau atau ana wa anta.

Mencermati Doa Nabi Yunus alaihissalaam

La ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minazhzhalimin adalah lafal dzikir sekaligus doa yang dibaca oleh Nabi Yunus. Ia seorang nabi dari agama Samawi yang dikenal membaca dzikir la ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minadzolimin berturut-turut untuk memohon pertolongan dari Allah SWT (tuhannya) agar diangkat masalah hidupnya.

Doa Nabi Yunus Arab:

لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

Lailaha illa Anta subhanaka inni kuntu minazhzhalimin

Artinya Doa Nabi Yunus:

"Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim."

Nabi Yunus diberi tugas oleh Allah berdakwah kepada orang Assyiria di Ninawa-Iraq. Suatu kaum yang keras kepala, penyembah berhala, dan suka melakukan kejahatan. Meski sudah berulang kali Yunus memperingatkan mereka, tetapi mereka tidak mau berubah. Orang-orang ini bukan dari kaum Nabi Yunus sehingga membuatnya tidak mau bersabar berdakwah untuk mereka.

Nama Nabi Yunus disebutkan sebanyak 6 kali di dalam Al-Qur'an. Kisah yang digambarkan itu, membuat kehidupan Nabi Yunus menjadi penuh dengan keputusasaan dan merasa sangat berdosa. Ia melakukan pengembaraan dan suatu ketika memutuskan menunggangi kapal, tetapi justru Nabi Yunus yang mendapat undian harus disingkirkan dari kapal dan dilempar ke laut lepas.

Pada masa itu setelah bertahun-tahun berdakwah, Nabi Yunus merasa putus asa karena kaumnya selalu menentang dan tidak mau beriman. Ia pun berdoa kepada Allah agar menurunkan azab pada kaumnya.

Kemudian, Nabi Yunus memberitahukan kepada kaumnya bahwa azab Allah akan datang tiga hari lagi. Nabi Yunus pun pergi berlayar meninggalkan kaumnya untuk mencari kaum lain yang mau mendengar seruannya. Di tengah perjalanan, kapal yang ditumpangi Nabi Yunus terkena badai dan hampir tenggelam. Nahkoda memberitahukan bahwa harus ada yang dilempar ke laut untuk mengurangi beban kapal.

Penumpang di kapal melakukan undian dan nama Nabi Yunus keluar sebanyak 3 kali. Nabi Yunus akhirnya menceburkan diri ke laut, lalu Allah memerintahkan ikan paus untuk menelannya.

Lafal “laa ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minazhzhalimin” adalah dzikir yang disebut pula doa Dzun Nuun. Lafal ini menunjukkan pengakuan tauhid dari Nabi Yunus dengan mengakui bahwa diri beliau termasuk golongan orang yang zhalim. Beliau menyadari bahwa beliau ditaqdirkan untuk hidup selama beberapa hari di dalam perut ikan paus setelah dilempar ke laut. Tentu beliau memohon kepada Allah agar kesulitan hidupnya diangkat oleh Allah.

Dikisahkan pula bahwa selama 40 hari berada di dalam perut ikan paus, Nabi Yunus dengan kesungguhan terus-menerus berdzikir laa ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minazhzhalimin dan memohon ampun kepada Allah. Sampai pada akhirnya, Allah menerima taubatnya dan memerintahkan ikan paus untuk memuntahkannya ke daratan.

Mencermati Doa Antassalaam Sesudah Shalat

اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ وَإِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلاَمُ فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلاَمِ وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ دَارَ السَّلاَمِ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ يَا ذَالْجَلاَلِ وَالْأِ كْرَامِ

Allahumma antassalam, wa minkassalam, wa ilaika ya'uudussalam, fahayyina robbana bissalam, wa adkhilnal jannata daarassalam, tabarakta rabbana wa ta'aalayta, yaa dzal jalaali wal ikram.

Artinya, "Ya Allah, Engkau adalah Dzat yang mempunyai kesejahteraan, dari-Mu kesejahteraan itu, kepada-Mu akan kembali lagi segala kesejahteraan itu, Ya Tuhan kami, hidupkanlah kami dengan sejahtera. Masukanlah kami ke dalam surga kampung kesejahteraan. Engkaulah yang berkuasa memberi berkah yang banyak dan Engkaulah Yang Maha Tinggi, wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan."

Melakukan dzikir setelah selesai shalat menjadi amalan sunnah yang disukai Allah. Oleh karena itulah, sebaiknya setelah selesai melaksanakan shalat, kita tidak ketinggalan untuk berdoa dan berdzikir agar ibadahnya menjadi lebih. Salah satu dzikir yang tidak asing bagi umat muslim adalah doa allahumma antassalam.

Adapun dzikir doa “Allahumma antassalam” sudah dijelaskan dalam Hadits Riwayat Muslim yang berbunyi sebagai berikut.

حَدَّثَنَا دَاوُدُ بْنُ رُشَيْدٍ، حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ، عَنِ الْأَوْزَاعِيِّ، عَنْ أَبِي عَمَّارٍ، اسْمُهُ شَدَّادُ بْنُ عَبْدِ اللهِ، عَنْ أَبِي أَسْمَاءَ، عَنْ ثَوْبَانَ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِذَا انْصَرَفَ مِنْ صَلَاتِهِ اسْتَغْفَرَ ثَلَاثًا وَقَالَ: «اللهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ، تَبَارَكْتَ ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ» قَالَ الْوَلِيدُ: فَقُلْتُ لِلْأَوْزَاعِيِّ: ” كَيْفَ الْاسْتِغْفَارُ؟ قَالَ: تَقُولُ: أَسْتَغْفِرُ اللهَ، أَسْتَغْفِرُ اللهَ

Artinya, “Rasulullah setelah selesai dari shalatnya beliau membaca istighfar sebanyak tiga kali, lalu mengucapkan ‘Allahumma antassalam wa minkassalam tabarakta yaa dzal jalali wal ikram.’”

Dengan rutin membaca doa Allahumma antassalam, maka kita akan mendapatkan hikmah yang luar biasa dari Allah SWT. Hal ini karena kita akan senantiasa mengingat Allah SWT ketika sedang berdzikir.

Mencermati Doa Kafaratul Majelis

Usai mengikuti penyelenggaraan suatu acara, kita dianjurkan membaca doa penutup yang kita kenal sebagai doa karatatul majlis. Doa ini menunjukkan ungkapan syukur kepada Allah atas terselenggaranya acara yang dimaksud dari awal, proses, sampai akhir dengan baik tanpa ada halangan sedikitpun.

Subhaanakallaahumma wa bihamdika, asyhadu al-laa ilaaha illaa anta, astaghfiruka, wa atuubu ilaik.

Artinya: "Maha Suci Engkau ya Allah, aku memuji-Mu. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Engkau, aku minta ampun dan bertobat kepada-Mu."(Hadits Riwayat Ashhaabus Sunan dan lihat Shahih At-Tirmidzi 3/153.)

Dengan memperhatikan kata ganti orang pertama “aku” sebagai dhamīr mutakallim , doa kafaratul majlis ini dianjurkan untuk dibaca oleh masing-masing peserta yang hadir.


Allah Itu Jauh ataukah Dekat?

Suatu hari, seorang Arab pegunungan (badui) meminta izin untuk bertemu dengan Rasulullah SAW. Nabi Muhammad SAW kemudian menerimanya. Setelah itu, si badui bertanya, "Wahai Rasulullah, katakanlah kepadaku, apakah Tuhan kita jauh atau dekat?"

Mendengar pertanyaan itu, Nabi SAW diam sejenak. Beliau kemudian bertanya balik kepada si badui.

"Apa maksudmu dengan pertanyaan itu?"

"Begini, ya Rasulullah," jawab dia, "Kalau Tuhan itu dekat, aku cukup berdoa dengan suara berbisik kepada-Nya. Akan tetapi, bila Tuhan itu jauh, aku akan berteriak dengan suara keras saat berdoa kepada-Nya."

Rasul SAW pun kembali terdiam. Inilah salah satu contoh teladan Nabi SAW, yakni hendaknya tidak terburu-buru menjawab pertanyaan, apalagi tanpa adanya petunjuk. Dalam hal ini, beliau ingin menjawab, tetapi dengan kata-kata yang sampai pada daya tangkap si badui.

Tiba-tiba, wahyu turun kepada Nabi SAW. "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran" (QS Al-Baqarah 2:186).

Ayat tersebut di atas membimbing kita untuk mengambil hikmahnya yaitu adab dalam berdoa. Pertama, kita yakin bahwa Allah itu dekat, yang ditandai dengan kita percaya bahwa Allah Mahamendengar dan akan mengabulkan doa kita. Kedua, kita berusaha istiqamah dalam melaksanakan  ketaatan yang telah Allah perintahkan. Ketiga, kita berusaha istiqamah dengan teguh beriman kepada Allah .

Tautan https://islamdigest.republika.co.id/berita/q827ox458/ketika-nabi-muhammad-ditanya-allah-jauh-atau-dekat

Berdzikir dan Berdoa Mengikuti Ajaran Nabi Muhammad SAW

Di ranah tasawuf (tarekat sufi) terdapat beragam metode zikir yang diajarkan oleh para mursyid/syeikh sufi kepada para muridnya. Banyak tingkatan zikir dan cara menerapkannya yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Salah seorang ulama sufi mengatakan bahwa apapun tarekatnya ada 3 metode zikir : 1. Zikir jasad yaitu zikir dengan kalimat Laa ilaaha illallaah, 2. Zikir hati/ruh yaitu zikir dengan kalimat Hu Allah, dan 3. Zikir sirr/nurani yaitu zikir dengan kalimat Hu. Dari ketiga metode zikir tersebut tidak ada yang melebihi atau lebih utama dari yang lain kecuali kalimat Laa ilaaha illallaah sesuai dengan sabda nabi.

Klausa tersebut di atas menunjukkan bahwa berzikir yang sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW adalah kalimat “laa ilaaha illallaah”. Sedangkan 2 metode yang disebutkan sebagai zikir hati dan zikir sirr merupakan metode asumsi (metode rekayasa, metode modifikasi) yang jauh dari kaidah nahwu sharaf (sintaksis dan morfologi).

Tautan https://rumaysha.com/17107-dzikir-paling-utama-laa-ilaha-illallah.html

 

Pangkur-Ngawi, 22 Mei 2024 M / 14 Dzulqa’idah 1445 H Pukul 18.46 WIB

*) Penulis adalah Budayawan/Penasihat GPMB Ngawi bertempat tinggal di Desa Pangkur, Kecamatan Pangkur, Ngawi dan Pengurus PCM Pangkur

 

Share:

Jumat, 21 Juni 2024

Rasio Emas di Plat Nomor Kendaraan Bermotor - Esai Kusfandiari MM Abu Nidhat*)


Keberhasilan Berawal dari Hobi

Tidak ada larangan menghabiskan waktu luang hanya untuk melakukan hal-hal yang digemari. Bernyanyi, berenang, menggambar, naik sepeda, mengumpulkan barang vintage, menulis, menonton film, dan sebagainya merupakan hobi yang bisa ditekuni.

Hobi memang aktivitas yang menyenangkan, menarik, dan menantang membuat kita jadi bahagia dan imun. Ada orang yang hanya menekuni satu hobi, ada juga yang menekuni sejumlah hobi. Namun, ada pula yang kebingungan hobi macam mana yang perlu ditekuni. Menurut seorang praktisi perawat kesehatan mental psikiatri Kate Hanselman, bagi yang merasa bingung, Anda bisa menelusuri dengan langkah-langkah : 1. bertanya pada diri sendiri, 2. mengikuti tes minat bakat, 3. bersikap terbuka, 4. mengenang masa lalu, 5. membuat catatan dikotomi, 6. memulai sedikit demi sedikit dari yang kecil dan murah, 7. tidak usah merasa bersalah saat menghabiskan waktu.
https://www.liputan6.com/health/read/5272014/bisa-terus-berubah-ini-7-tips-menemukan-hobi-baru?page=4

Ada juga yang berburu nomor telepon cantik. Ia tergila-gila memburunya bahkan kalau perlu sampai ke ujung dunia. Mungkin hiperbolik ya. Sang pemburu mengatakan bahwa nomor telepon cantik memang sangat istimewa, dengan alasan : 1. mudah diingat dalam sekejap, 2. dapat dijadikan sebagai cinderamata dalam rangka pendekatan personal, lobi, mencari perhatian, dan sebagainya, 3. memberikan prestise bagi pemiliknya, 4. mendukung pemasaran brand personal atau bisnis, 5. perusahaan memakai nomor cantik, 6. menjadi identitas, 7. meningkatkan rasa percaya diri, 8. mudah diingat dalam sekejap, tidak perlu simpan di kontak hp, 9. memudahkan untuk dihubungi pada saat-saat darurat, 10. berhubungan dengan momen dan identitas (tanggal lahir, tanggal pernikahan, nomor kartu identitas, kata sandi?, nomor rumah lengkap dengan RT-RW-nya/), 11. sebagai alternatif investasi.

Nomor yang dianggap cantik menunjukkan keistimewaan, antara lain : 1. mudah diingat, misalnya nomor kembar 111222, 343434, 555666, dan sebagainya, 2. antimainstream, misalnya nomor menaik atau menurun 12341234, 345678, 54321, 98765, 3456543, dan seterusnya, 3. Nomor Kenangan, nomor sesuai tanggal lahir, misalnya Icha lahir pada 29 Februari 1988 (tanggal ini pemiliknya berulang tahun 4 tahun sekali karena hanya ada dalam Tahun Kabisat, angka tahun yang habis dibagi 4), maka ia akan memilih nomor 081029021988 atau 081019880229, Ana S. Creed lahir pada 28 Agustus 1988, maka ia memilih nomor 081028081988 atau 081019880828 (terdapat angka 8 sebanyak 5 meski berpencar). Ini hanya misal. Oleh sebab itu, jangan coba-coba menghubungi nomor yang bersangkutan : Anda tidak mengenal siapa pemilik nomor ini, dan pemilik nomor ini tidak mengenal Anda.

Guru Galib berkelakar,”Menurut saya, yang namanya nomor cantik itu adalah nomor ponsel yang selalu diisikan pulsa secara gratis oleh admin cantik. Hil yang mustahal!” Konon nomor-nomor kartu perdana operator telepon banyak diburu orang dan harganya pun bisa selangit. Benarkah memburu nomor cantik ini termasuk hobi? Sekali memburu, ketemu, dibeli, dipakai, ya sudah. Hal ini tidak termasuk hobi.

Misalnya menemukan dan membeli nomor cantik 081030303030 (0810ganulganulganul) dipakai, bangga, ya sudah. Ada yang lainnya menemukan dan membeli nomor cantik 081115151515 (0811dosoldosoldosol). Diam-diam ada yang tertarik dengan nomor palindrom , misalnya 081234432180, dibeli, dipakai, bangga, ya sudah. Palindrom adalah kata, klausa, kalimat, dan deretan angka simetris yang bisa dibaca dari depan atau belakang. Masa mau mencari nomor cantik lainnya?

Dalam imajinasi Guru Galib terbersit, untuk memburu nomor yang terbaca 08123JUMARUP, orang harus bisa menemukan 081235862787, demikian pula 0812345TIWAR → 08123484927, 081MADREROTI → 081623737684, 08123RAFILUS → 081237234587, 081234OLENKA → 081234653652, dan 081234ZIARAH → 081234942724. Maklum Guru Galib terkesan tokoh-tokoh dalam novel “Rafilus” dan “Olenka” karya Budi Darma, “Madre” karya Dee Lestari, dan "Ziarah” karya Iwan Simatupang.. Inilah salah satu hobi Guru Galib yaitu memberikan gambaran alternatif menawarkan nomor-nomor tidak penting bagi yang tidak tertarik dengan hal semacam ini!

Plat Nomor Cantik

Selain nomor cantik ponsel, ada orang yang berburu plat nomor kendaraan bermotor. Pemilik Plat Nomor Cantik Adalah Tipe Manusia Unggul. HABIBAH H4818AH, BARESS B4235S, WIRASS W1245S, LEGREG L3923G adalah deretan huruf dan angka yang merupakan contoh plat nomor cantik yang mungkin sudah digunakan dan sudah berkeliaran di jalan raya. Plat nomor semacam ini mungkin menarik perhatian orang yang sempat melihatnya. Mungkin pula mengundang pertanyaan,”Kok segitunya pesan plat nomor yang dianggap istimewa?”.

Tentu tak semudah memesan martabak kerak telor atau surabi rasa keju. Untuk memesannya orang harus punya prinsip “ana rupa ana rega”. Artinya agar bisa memeroleh nomor cantik yang diinginkan, ia tentu tak segan merogoh kocek sebagai idola bersensasi. Artinya plat nomor yang bersangkutan bernilai mahal dibandingkan dengan plat nomor yang kita menerima apa adanya dari aturan yang berlaku di kantor Samsat.

Dalam satu kesempatan, sewaktu naik mobil, Guru Galib menyempatkan diri untuk menyaksikan plat nomor mobil atau motor yang ada di depannya. Yang ia lihat tertuju,”Termasuk nomor cantikkah plat nomor yang bersangkutan?” Inilah kurang kerjanya yang membuat pikirannya terbiasa berputar-putar di zona imajinasi.

Tidak ada salahnya orang “membeli” plat nomor cantik. Pula tak ada rekomendasi supaya orang “memburu dan memesan” plat nomor cantik. Jawaban ada di kehendak hati masing-masing.

Lagi pula “penonton” tak usah merasa gusar manakala “pembeli” atau “pemesan” plat nomor cantik berorientasi menggapai prestise dan kebanggaan. Juga tak usah memberi label atau stigma negatif atas kehendak “pemburu” plat nomor cantik semacam tersebut di atas.

Harus “penonton” akui bahwa para pemilik plat nomor cantik adalah pribadi yang merepresentasikan manusia unggul. Alasannya, pertama sebagai pemberani, ia berani memasang plat nomor W4444HLU (WAAAAHLU). Kedua sebagai pribadi humble, ia dengan senang hati memampangkan namanya agar dikenal oleh para pengguna jalan, misalnya B49GUS (BAGUS), H32MAN (HERMAN), AD214N (ADRIAN), B45UKI (BASUKI). Ketiga, sebagai pribadi yang teliti, penuh analisis dan analogi, misalnya R15IKO, M4223M (MARREM), G144TT (GIAATT). Keempat, sebagai pribadi futuristik, misalnya W2024GG (2024 Tahun Kejayaan bagi Guru Galib yang berasal dari Mojokerto), B8055ARI (BOSSARI).

Usaha untuk “memburu dan memiliki” plat nomor cantik tidaklah mudah. Namun, untuk sekedar punya plat nomor cantik, Anda bisa memesan kepada tukang plat nomor kemudian memasangnya di mobil-mobilan anak Anda, agar mereka senang dan bahagia sekaligus memberi gambaran tentang plat nomor cantik. Ingat meski cantik plat palsu semacam ini jangan Anda pasangkan di kendaraan bermotor Anda, sebab urusannya bakal panjang.

Plat Nomor dengan Rasio Emas

Tidak kalah “gilanya” pemilikan nomor perdana cantik ponsel dan plat nomor cantik, salah satu di antaranya ialah penggunaan Rasio Emas sebagai plat nomor cantik. Apa itu Rasio Emas? Cantik menurut pemburu nomor yang satu ini. Cantik bagi yang memahami makna Rasio Emas. Rasio Emas adalah angka yang digunakan ketika dua kuantitas dibagi sedemikian rupa sehingga rasionya sama dengan rasio jumlah dari yang terbesar dari dua kuantitas. Angka itu adalah 1.618, disebut juga dengan Phi (π).

Sebagai contoh mobil yang dipakai oleh tokoh James Bond merupakan mobil keluaran tipe Aston Martin DB5. Mobil tersebut menjadi property terpenting dalam filmnya yang berjudul “GoldFinger and GoldenEye” yang dibintangi Desmond Llewelyn. Desain mobil ini ternyata telah menerapkan aplikasi desain dari teori Rasio Emas pada desain terbarunya yaitu DB9 dan Rapide S.

Rasio Emas menjadi teori desain yang jadi patokan dalam merancang suatu ide bentuk yang tentu menghasilkan proporsi yang baik dan indah. Pada kedua contoh desain tampilan mobil dengan teknologi canggih di atas merupakan contoh nyata suatu rancangan yang mengedepankan teori tersebut. Semuanya terlihat jelas dari elemen garis dan bentuk yang membentuk tampilan mobil yang berteknologi mutakhir. Teori “Rasio Emas” telah dipakai selama berabad-abad sebagai komposisi rancangan pada karya seni dan arsitektur hingga saat ini masih dipakai oleh desainer professional, baik secara grafis maupun komposisi.

Seperti yang terpampang dalam gambar kolase mobil-mobil dengan plat nomer Rasio Emas. Mungkin para pemilik mobil tidak berhubungan satu sama lain atau memang belum membentuk komunitas tersendiri ya(?). Mereka disatukan dalam satu pemahaman konsep Rasio Emas. Mungkin pula mereka pernah mengenal dan mempelajari konstanta phi dalam seni dan arsitektur.

Hanya yang patut dipertanyakan,”Apakah mereka memahami desain mobil yang mereka miliki berdasarkan Rasio Emas?”

Mungkin saja mereka tertarik dengan konstanta yang satu ini, karena sebelumnya mereka telah mempelajari keunikan Rasio Emas yang sering diterapkan dalam seni dan arsitektur. Bagi kalangan umum, angka ini tidak menarik. Sama tidak menariknya dengan 4 angka satuan penanda bilangan prima semua, yaitu 1379, 1793, 1937, 3791, 3917, dan seterusnya.

Bagaimana, Teman-teman Literat? Keberhasilan memang berawal dari hobi. Sekali lagi berburu nomor cantik bukan termasuk hobi, karena yang Anda buru hanya satu nomor. Namun, kalau Anda melakukan survai dan mengumpulkan data nomor cantik dan pemiliknya, baru dinamakan hobi. Kalau tidak, ya termasuk kurang kerja.

Hanyalah Permainan dan Senda Gurau

Penting bagi kita untuk kembali dengan berpedoman kepada ajaran Islam. Dalam QS Al-An'am 6:32, Allah berfirman:
وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ ۗوَلَلدَّارُ الْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لِّلَّذِيْنَ يَتَّقُوْنَۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ

"Dan kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan senda gurau. Sedangkan negeri akhirat itu, sungguh lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Tidakkah kamu mengerti?" (QS al-An'am ayat 32).

Sejumlah mufassir memandang, permainan (la'ibun) dan senda gurau (lahwun) yang disebut dalam QS Al-An'am 6:32 dan beberapa surat lainnya, memiliki makna yang sama. Pengulangan ini adalah untuk taukid atau untuk mempertegas.

Dalam tafsir Abu Hayyan, disebutkan bahwa permainan (la'ibun) merupakan kegiatan mengalihkan perhatian dari yang bermanfaat ke yang tidak bermanfaat. Adapun senda gurau (lahwun) adalah mengalihkan perhatian dari yang serius ke bercanda.

Lebih perinci lagi, Ibnu Al-Qayyim menjelaskan dalam tafsirnya, bahwa la'ibun itu permainan untuk anggota tubuh, sedangkan lahwun adalah hiburan untuk hati, sebagaimana dalam QS Al-Anbiya 21:3.

Para fuqaha berpendapat, permainan dan senda gurau itu tidak selalu tercela, sebab ada juga yang terpuji, seperti permainan atau kompetisi yang baik untuk pengetahuan.

Menurut hemat penulis, dari sisi etimologi, kata permainan (la’ibun) berpadan kata dengan play (Bahasa Inggris) dan senda gurau (lahwun) berpadan kata dengan laugh (Bahasa Inggris). Hal ini mengingat bahwa Bahasa Arab dan Bahasa Inggris termasuk Bahasa Serumpun (Rumpun Bahasa Semit). Adapun uraian tersebut di atas terkait dengan hobi maupun bukan, hanyalah permainan dan senda gurau. Perburuan nomor cantik maupun plat nomor menunjukkan upaya permainan dan senda gurau. Tentu kita sepakat bahwa setiap yang kita raih seharusnya memiliki manfaat buat kemaslahatan dalam kehidupan sehari-hari.

Nashrun min Allah wa fathun qariib.

Referensi :
  • https://geometryarchitecture.wordpress.com/2014/04/01/golden-ratio-pada-mobil-berteknologi-mutakhir/
  • https://iqra.republika.co.id/berita/s10pzb451/tafsir-al-anam-ayat-32-dunia-hanya-senda-gurau-mengapa-diseriusi
  • https://oto.detik.com/berita/d-1290821/plat-nomor-cantik-laris-rp-1-27-miliar
  • https://oto.detik.com/berita/d-5785959/alasan-orang-umum-beli-nomor-kendaraan-rfs-biar-merasa-eksklusif-di-jalan
  • https://rmol.id/read/2013/02/13/98207/nopol-cantik-kendaraan-bisa-dipesan-via-internet
  • https://www.viva.co.id/otomotif/unik/932402-pelat-nomor-cantik-ini-dilelang-orang-kaya-raya-berebut
  • https://www.viva.co.id/otomotif/unik/932402-pelat-nomor-cantik-ini-dilelang-orang-kaya-raya-berebut

Pangkur-Ngawi, 13 Juni 2024 M / 05 Dzulhijjah 1445 H Pukul 13.47 WIB
*) Penulis adalah Budayawan/Penasihat GPMB Ngawi bertempat tinggal di Desa Pangkur, Kecamatan Pangkur, Ngawi dan Pengurus PCM Pangkur
Share:

Rabu, 19 Juni 2024

Dari Sudut Mana Kita Memandang? - Esai Kusfandiari MM AbuNidhat*)


Seperti biasa, Guru Galib singgah dari grup yang satu ke grup yang lain. Jika ada postingan menarik, ia baca. Namun, jika tidak menarik, ia melakukan eksekusi “scroll” ke bawah, yang memberi kesan anggota yang satu ini telah membaca meski cuma “monitoring” padahal ia telah melakukan lompatan sampai puluhan pesan.

Satu ketika di salah satu grup, lupa grup yang mana, Guru Galib menemukan pesan dan siap untuk diolah sebagai berikut (sudah mengalami penyuntingan agar enak dibaca).

Teks 1
Saat bertamu seorang teman bertanya, “Berapa gajimu sebulan kerja di tempat itu?
Ia menjawab, "1.300.000 ".
"Hah... Hanya 1.300.000? Sedikit sekali ia menghargai keringatmu. Apa itu cukup untuk memenuhi keperluan hidupmu? Kenapa engkau tidak meminta kenaikan gaji?
Sejak saat itu ia pun merasa kurang puas dan tidak bersemangat di tempat kerjanya. Keesokan harinya, ia meminta kenaikan gaji pada pemilik tempat kerja. Pemilik itu menolak. Ia dipecat. Akhirnya, ia mengganggur dan tidak ada sumber pendapatan.


Teks 2
Saat arisan seorang ibu bertanya,"Rumahmu ini apa tidak terlalu sempit? Bukankah anak-anakmu banyak? Kenapa engkau tidak mencoba kredit rumah baru?"
Sejak saat itu rumah yang tadinya terasa lapang dan menyenangkan mulai ia rasakan sempit. Dan ketenangan pun semakin hilang saat keluarga ini mulai sering stres sebab terlilit hutang riba, dan karena ia tidak sanggup membayar cicilan. Akhirnya rumahnya pun disita oleh pihak bank.


Teks 3
Saat berkunjung, seorang saudara laki-laki bertanya kepada adik perempuannya yang baru saja melahirkan, "Hadiah apa yang diberikan suamimu setelah engkau melahirkan?"
"Tidak ada", jawab adiknya singkat.
Saudara laki-lakinya berkata lagi,"Serius, apa engkau tidak berharga di sisi suamimu? Aku saja sering memberi hadiah kepada istriku meski bukan di hari-hari istimewanya."
Siang itu, ketika suaminya lelah pulang dari bekerja meja makan pun kosong, dan ia mendapati istrinya murung di dalam kamar. Lalu keduanya terlibat pertengkaran. Sebulan kemudian, suami-istri ini akhirnya bercerai karena si istri berpikir suaminya tidak mampu membahagiakannya.


Teks 4
Saat menjenguk ke rumah, seorang tetangga berkata kepada kepada seorang nenek tua yang sakit,"Berapa kali anakmu mengunjungimu dalam sebulan?"
"Sebulan sekali," jawab sang nenek.
Sang tetangga pun menimpali "Wah, keterlaluan sekali anakmu itu. Di usia senja sepertimu ini seharusnya ia mengunjungimu lebih sering, kenapa engkau tidak memintanya setiap seminggu ? ".
Hati si nenek itu pun “terpukul” dan menjadi sedih. Padahal tadinya ia amat rela jika hanya dikunjungi sebulan sekali oleh anaknya, sebab anaknya sibuk bekerja di luar kota. Kini sang nenek jadi sering menangis dan marah. Hingga akhirnya anaknya pun terpaksa harus pulang pergi ke tempat kerja meski jauh, dan karena sering telat, akhirnya ia dipecat.


Pembaca sekalian yang budiman. Keempat macam teks tersebut di atas mungkin sering kita baca. Pengirimnya bersemangat untuk mewartakan, dengan harapan agar dibaca oleh para peserta dalam grup. Tidak ada salahnya jika disebarkan sebagai pesan yang baik. Pesan selanjutnya sebagai taushiyah, agar kita (pembaca) tidak mencontoh perilaku yang membuat lawan bicara menjadi tidak bersemangat dan mengubah pola pikir yang mengarah sikap terpuruk. Keempat teks tersebut di atas dilengkapi dengan semacam resolusi sebagai berikut.

Pertanyaan-pertanyaan seperti tersebut di atas dalam kehidupan sehari-hari nyata adanya, dan tak sedikit rumah tangga yang awalnya tenang akhirnya menjadi berantakan.

Sejujurnya, apa sebenarnya keuntungan yang diperoleh ketika kita bertanya seperti pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas itu?Maka berusahalah tidak ikut campur dalam rumah tangga orang lain. Jagalah ucapan kita saat bertemu atau berkunjung kepada seseorang. Jangan mencampuri kehidupan orang lain! Jangan mengecilkan dunia mereka! Jangan menjadi provokasi, sehingga menanamkan rasa tidak bersyukur pada yang mereka miliki.

Berusahalah masuklah ke rumah orang lain seperti orang buta dan keluarlah dari rumah orang lain seperti orang bisu. Apa yang Anda lihat dan dengar di dalam rumah mereka BUKANLAH URUSAN ANDA! Sebab bila ada bom pertengkaran yang meledak, bisa jadi, kitalah sebenarnya yang menyalakan sumbunya.


Pembaca sekalian yang budiman, keempat teks tersebut di atas dirancang dari sudut pandang penanya (komunikator) dan membuat lawan bicara (komunikan) menjadi terpuruk. Setelah diteliti ulang, Guru Galib menemukan bahwa teks yang terurai tersebut di atas berasal dari Habibie Quotes, 10 Maret 2017. Sebenarnya kita bisa membuat teks dengan sudut pandang yang berbeda, yaitu tanggapan komunikan yang ulet dan tangguh. Bukankah di era yang semakin penuh masalah ini, kita mesti memiliki filter untuk bisa memilah dan memilih mana-mana ucapan yang memberi motivasi kepada kita. Jika ada pertanyaan atau pernyataan yang menggiring kepada situasi yang negatif, kita mesti bisa meng-counter untuk mengatakan,”Tidak masalah, Bung! Saya punya cara tersendiri dalam mengambil sikap dan melakukan survive.”

Guru Galib memberikan contoh teks lain sebagai berikut.

Teks 5
Biro jodoh mempertemukan calon pasangan. Mereka terlibat percakapan serius.
Bautpager : Aku karyawan di salah satu pabrik terkenal di kota ini. Gajiku per bulan hanya tiga juta per bulan.
Sambeltery : Berarti sehari seratus ribu.
Bautpager : Begitulah kiranya.
Sambeltery : Terus?
Bautpager : Nanti, kalau kita sudah menikah, sebagian besar gajiku, kuserahkan kepada dirimu.
Sambeltery : Berapa?
Bautpager : Dua juta empat ratus ribu.
Sambeltery : Berarti delapan puluh ribu setiap hari.
Bautpager : Mampuku segitu.
Sebagai perempuan, yang secara umum dibingkai "matre", Sambeltery punya perhitungan yang njlimet. Juga secara etika tidak serta merta menerima "lamaran" Bautpager.
Bautpager : Bagaimana?
Sambeltery : Saya pikir dulu.
Setelah sepekan, Bautpager bertandang ke rumah Sambeltery untuk memastikan “lamarannya” diterima.
Bautpager : Bagaimana?
Sambeltery : Begini, kau tidak usah bekerja jauh-jauh, kelola lahan di belakang rumah, banyak rumput liar terhampar. Kau bisa memiara beberapa ekor kambing. Juga ada tanaman singkong, tales, gembili, ketela rambat, dan sebagainya. Ada sepetak sawan di Brangkulon, bisakah kau bertani?
Bautpager : (merenung beberapa saat)
Sambeltery : Bagaimana?
Bautpager : Oke? Lamaranku, kau terima kan?
Sambeltery : (mengangguk)


Teks 6
Akhir-akhir ini Kamper merasa resah dan gelisah, gegara anak perempuan semata wayangnya, usai kuliah, belum mendapat pekerjaan. Padahal anaknya sudah mencoba melamar pekerjaan di beberapa perusahaan yang bisa dihitung dengan jari.
Gempolegi, temannya menyarankan agar anak perempuan Kamper mencoba mengajukan lamaran di perusahaan yang lagi naik daun di kota ini. Ia bermaksud memberi semangat. Lamaran pun dibuat dan diserahkan kepada sekuriti.
Esok lusa pun ada kabar bahwa anak perempuan Kamper dipanggil. Seluruh anggota keluarga menangis terharu. Mereka menganggap bahwa anak perempuannya diterima.
Usai dipanggil dan menerima pengarahan dari pihak Human Resource Development (HRD), masih ada beberapa tahap seleksi. Jika tidak ada panggilan, berarti tidak diterima.
Hari berganti hari, pekan berganti pekan, tidak ada panggilan buat anak perempuan Kamper. Seluruh keluarga merasa kecewa. Gempolegi dituduh hanya memberi PHP (Pemberi Harapan Palsu).
Gempolegi minta nasihat kepada Guru Galib.
Gempolegi : (menguraikan seperti narasi tersebut di atas)
Guru Galib : Kau tidak usah merasa bersalah. Kau kan hanya memberi saran, semoga saja dalam melakukan seleksi calon pekerja, perusahaan benar-benar melakukan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Berselang empat hari, Kamper bertandang ke rumah Guru Galib. Ia pun bercerita tentang “kisah sedih” yang dialami anak perempuan semata wayangnya.
Guru Galib : Yang aku dengar dan ketahui dari seseorang yang bisa aku percaya bahwa saat seleksi ada 47 calon pekerja. Semua berkualifikasi. Tentu saja perusahaan tinggal memilih di antaranya yang paling memenuhi syarat. Perusahaan hanya mengambil 7 orang.
Dalam hal ini Gempolegi sudah seharusnya tanggap atas apa yang disampaikan oleh Guru Galib. Anak perempuan Kamper tidak masuk dalam kualifikasi bersama 40 orang lainnya.
Gempolegi memberi saran agar jangan patah arang, agar melamar di sejumlah perusahaan lainnya. Awalnya keluarga Kamper menolak karena menganggap bahwa Gempolegi penuh dengan kebohongan.
Namun, diam-diam anak perempuan Kamper bersemangat kembali dan mengajukan beberapa berkas lamaran pekerjaan. Salah satu di antaranya, ia diterima sebagai Pembimbing Sosial Masyarakat di Panti Jompo dengan gaji yang lumayan besar, karena melebihi upah minimum regional.


Teks 7
Gardugapuk berbinar saat mendengar kemenakannya diterima di perusahaan konveksi yang terkenal di kota. Perusahaan ini berkategori perusahaan kelas eksportir. Berita ini langsung ia sampaikan kepada Ulerkambang.
Gardugapuk : Tentu saja kemenakanku diterima, karena ia cantik, cerdas, dan berpenampilan menarik.
Ulerkambang : (langsung kecewa atas pernyataan Gardugapuk. Pasalnya ia tahu bahwa sebelum seleksi, ada persyaratan yang harus dipenuhi. Apalagi waktunya yang begitu mepet.)
Percakapanpun macet. Ia tidak memberikan penjelasan lebih lanjut. Biarlah ia merasa tersinggung, namun ia tidak ingin menyinggung perasaan Gardugapuk.
Di kesempatan lain, dalam percakapan yang berbeda, Ulerkambang sempat menyampaikan ungkapan Gardugapuk yang sangat menyinggung perasaannya, sebagaimana percakapan yang terjadi antara ia dan Gardugapuk.
Ulerkambang : Gardugapuk tidak menyadari bahwa waktunya sudah mepet. Lewat Gardugapuk, agar kemenakannya segera memenuhi berkas paling lambat hari Senin. Itupun perlu aku jelas-jelaskan agar benar-benar memenuhi persyaratan yang ditentukan. Mereka tidak paham betul. Saya tidak ingin menunjukkan bahwa akulah orang yang berjasa. Bukan karena kecantikannya, dan lain-lain, dan sebagainya. Coba kalau terlambat, ia tidak mungkin mengalami nasib diterima jadi calon pegawai di perusahaan itu.
Guru Galib : Begitulah. Artinya orang seperti Gardugapuk memang ada. Aku paham maksudmu, Ulerkambang. Adakalanya bahkan sering terjadi bahwa orang hanya memperhatikan hasil akhir saja. Padahal proses secara kronologis sebenarnya harus menjadi pertimbangan. Tidak ada salahnya untuk mengucapkan terima kasih. Bukan malah menunjukkan prestasi dan sangat mengabaikan proses.
Ulerkambang : Terima kasih atas motivasimu, untuk segera aku lupakan masalah itu.


Teks 8
Sewaktu berkunjung di kawasan industri, tidak sengaja Guru Galib bertemu dengan kawan lamanya, yang ternyata “sukses” dan menjadi bagian dari perusahaan di sana. Ia tertarik untuk memasukkan anak tetangganya di perusahaan teman lamanya.
Namun, belakangan Guru Galib menerima informasi dari tetangganya yang lain bahwa teman lamanya punya pola pikir yang tidak lumrah. Ia selalu menunda-nunda upah kerja bagi para pekerja bawahannya. Ia banyak berhutang. Tetangganya menjelaskan secara gamblang.
Sejak saat itu Guru Galib mengurungkan niatnya untuk mendorong anak tetangganya mengajukan lamaran pekerjaan kepada teman lamanya. Kalau jadi, itu sama halnya menambah banyak hutang teman lamanya. Alhasil anak tetangganya yang kelak jadi pekerjanya tidak bakal menerima upah kerja sebagaimana mestinya.
Guru Galib kini banyak merenung dan semakin berhati-hati. Kewaspadaan ini bakal disampaikan manakala ada kesempatan terlibat dalam perbincangan dan sangat relevan dengan hal ini.


Agar Kita Tidak Menyinggung Perasaan Orang Lain

Pembaca sekalian yang budiman. Banyak kisah yang datang kepada kita sekalian. Intinya dari sudut pandang mana kita memandang. Kita tidak tahu orang-orang yang melibatkan diri dalam percakapan menggunakan sudut pandang. Boleh jadi mereka tidak menyadari bahwa mereka sangat menyinggung dan menyakiti hati lawan bicara. Namun, setidak-tidaknya kita menjadi tahu bahwa masih ada dan banyak yang mengambil sudut pandang yang positif yang hidupnya begitu merdeka. Tanpa beban apapun. Mereka hidup begitu aman, nyaman, dan merdeka.

Menurut Guru Galib ada enam cara menjaga perasaan orang lain agar tidak tersinggung, yaitu : 1. berpikir sebelum berbicara, 2. menempatkan diri dalam posisi sebagai orang lain, 3. tidak menggunakan standar kita bagi orang lain, 4. Mempertimbangkan tujuan kita mengatakan sesuatu kepada orang lain, 5. menghindari kata-kata negatif, dan 6. kita mesti menyadari bahwa setiap kita tidak sempurna.

QS Al-Ahzab 33:53
Dalam QS Al-Ahzab 33:53 Allah berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَدْخُلُوا بُيُوتَ النَّبِيِّ إِلَّا أَنْ يُؤْذَنَ لَكُمْ إِلَىٰ طَعَامٍ غَيْرَ نَاظِرِينَ إِنَاهُ وَلَٰكِنْ إِذَا دُعِيتُمْ فَادْخُلُوا فَإِذَا طَعِمْتُمْ فَانْتَشِرُوا وَلَا مُسْتَأْنِسِينَ لِحَدِيثٍ ۚ إِنَّ ذَٰلِكُمْ كَانَ يُؤْذِي النَّبِيَّ فَيَسْتَحْيِي مِنْكُمْ ۖ وَاللَّهُ لَا يَسْتَحْيِي مِنَ الْحَقِّ ۚ وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ۚ ذَٰلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ ۚ وَمَا كَانَ لَكُمْ أَنْ تُؤْذُوا رَسُولَ اللَّهِ وَلَا أَنْ تَنْكِحُوا أَزْوَاجَهُ مِنْ بَعْدِهِ أَبَدًا ۚ إِنَّ ذَٰلِكُمْ كَانَ عِنْدَ اللَّهِ عَظِيمًا

Yā ayyuhallażīna āmanụ lā tadkhulụ buyụtan-nabiyyi illā ay yu`żana lakum ilā ṭa'āmin gaira nāẓirīna ināhu wa lākin iżā du'ītum fadkhulụ fa iżā ṭa'imtum fantasyirụ wa lā musta`nisīna liḥadīṡ, inna żālikum kāna yu`żin-nabiyya fa yastaḥyī mingkum wallāhu lā yastaḥyī minal-ḥaqq, wa iżā sa`altumụhunna matā'an fas`alụhunna miw warā`i ḥijāb, żālikum aṭ-haru liqulụbikum wa qulụbihinn, wa mā kāna lakum an tu`żụ rasụlallāhi wa lā an tangkiḥū azwājahụ mim ba'dihī abadā, inna żālikum kāna 'indallāhi 'aẓīmā

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali jika kamu diizinkan untuk makan tanpa menunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu dipanggil maka masuklah dan apabila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mengganggu Nabi sehingga dia (Nabi) malu kepadamu (untuk menyuruhmu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. (Cara) yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak boleh (pula) menikahi istri-istrinya selama-lamanya setelah (Nabi wafat). Sungguh, yang demikian itu sangat besar (dosanya) di sisi Allah."

Menurut tafsir dari Al Quran Kementerian Agama (Kemenag), isi kandungan dalam ayat ini adalah etika bertamu di rumah Rasulullah SAW. Namun, etika sopan santun dalam bertamu yang dijelaskan ayat ini pula dapat diteladani dalam kehidupan sehari-hari bagi umat muslim.

Perbedaan Ghibah dan Fitnah

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ قِيلَ أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِي أَخِي مَا أَقُولُ قَالَ إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدْ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ

Artinya: Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW pernah bertanya, “Tahukah kamu, apakah ghibah itu?” Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.” Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Ghibah adalah kamu membicarakan saudaramu mengenai sesuatu yang tidak ia sukai.” Seseorang bertanya, “Ya Rasulullah, bagaimanakah menurut engkau apabila orang yang saya bicarakan itu memang sesuai dengan yang saya ucapkan?” Beliau berkata, “Apabila benar apa yang kamu bicarakan itu ada padanya, maka berarti kamu telah menggunjingnya. Dan apabila yang kamu bicarakan itu tidak ada padanya, maka berarti kamu telah membuat-buat kebohongan terhadapnya.”

Menjauhi Prasangka

Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam juga bersabda:
إياكم والظنَّ، فإنَّ الظنَّ أكذب الحديث

“jauhilah prasangka, karena prasangka itu adalah perkataan yang paling dusta” (Hadits Riwayat Bukhari nomor 5143, Muslim nomor 2563).

Hendaknya kita mencari kemungkinan-kemungkinan baik bagi saudara kita sesama Muslim, selama masih memungkinkan. Muhammad bin Manazil rahimahullah berkata:
الْمُؤْمِنُ يَطْلُبُ مَعَاذِيرَ إِخْوَانِهِ ، وَالْمُنَافِقُ يَطْلُبُ عَثَرَاتِ إِخْوَانِهِ

“Seorang mu’min itu mencari udzur (alasan-alasan baik) terhadap saudaranya. Sedangkan seorang munafik itu mencari-cari kesalahan saudaranya” (Hadits Riwayat Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman nomor 10437).

Nashrun min Allah wa fathun qariib.
Referensi :
  1. https://hpttourtravel.com/2021/07/26/masuklah-ke-rumah-orang-lain-dalam-keadaan-buta-dan-keluarlah-dari-rumah-orang-lain-dalam-keadaan-bisu/
  2. https://muslim.or.id/52031-adab-adab-dalam-memberikan-nasehat.html
  3. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5852801/surat-al-ahzab-ayat-53-etika-bertamu-di-rumah-tetangga

Pangkur-Ngawi, 17 Juni 2024 M / 10 Dzulhijjah 1445 H Pukul 11.21 WIB
*) Penulis adalah Budayawan/Penasihat GPMB Ngawi bertempat tinggal di Desa Pangkur, Kecamatan Pangkur, Ngawi dan Pengurus PCM Pangkur
Share: