Media Pustaka, Informasi dan Digitalisasi

Sejarah Singkat Muhammadiyah

Bulan Dzulhijjah (8 Dzulhijjah 1330 H) atau November (18 November 1912 M) merupakan momentum penting lahirnya Muhammadiyah. Itulah kelahiran sebuah gerakan Islam modernis terbesar di Indonesia, ...

SEJARAH MUHAMMADIYAH DI NGAWI

Fajar pencerahan Gerakan Muhammadiyah di kabupaten ngawi dimulai pada tahun 1918 yang kemudian secara resmi menjadi perkumpulan pada tahun 1925, ....

Majelis Pustaka, Informasi dan Digitalisasi PDM Ngawi Ikuti Rakerwil di PWM Jawa Timur

Majelis Pustaka, Informatika, dan Digitalisasi (MPID) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Ngawi mengikuti Rapat Kerja Wilayah (rakerwil),...

Dikdasmen PNF PDM Ngawi Adakan O2SM (Olimpiade Olahraga Sains Muhammadiyah)

O2SM (Olimpiade Olahraga Sains Muhammadiyah) tingkat Kabupaten pada tanggal 26 - 28 Februari 2024....

Pengukuhan PDPM Kabupaten Ngawi Periode 2023-2027

Proses pengukuhan ini dihadiri oleh Wakil Bupati Ngawi Dr. Dwi Rianto Jatmiko, MH, M.Si, unsur Forum Pimpinan Daerah, PWPM Jawa Timur,....

Sabtu, 05 Oktober 2024

Khutbah Jum'at: Tiga Besaran Nikmat Allah


Khutbah Jum'at: Tiga Besaran Nikmat Allah
Oleh: Ismet Pahlevi
Guru Agama dan Mubhalig Muhammadiyah Kepulauan Anambas

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَعْطَىنَا بِالصَّبْرِ وَالشُّكْرِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ الصَّبُوْرُ الشَّكُوْرُ وَأَشْهَدُ اَنَّ حَبِيْبَنَا وَ نَبِيَّنّا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ أَخْرَجَنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ اِلَى النُّوْرِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

Alhamdulillah, kita bersyukur ke khadirat AllahSWT. yang dengan izin-Nya jualah, sehingga dapatlah kita pada siang ini kembali menunaikan fardhu Jum’at, sebagai salah satu wujud nyata dari taqwa kita kepada Allah SWT.

Kaum Muslimin Rahimakumullah
Sudah tidak dapat kita pungkiri, bahwa dalam kehidupan ini, kita selalu menerima ni’mat Allah yang melimpah ruah. Karena saking banyaknya, tidak ada satu mesin atau teknologi secanggih apapun yang mampu mencatat berapa banyak ni’mat Allah tersebut.

Sehingga jika seandainya ranting-ranting kayu yang ada di permukaan bumi ini di jadikan pena, dan seluruh lauatan yang luas dan dalam ini, dijadikan tinta, untuk menuliskan ni’matni’mat Allah, niscaya ranting-rangting kayu itu akan hancur atau musnah dan lautan itu akan kering, namun ni’mat-ni’mat Allah masih banyak yang belum tertuliskan.

Dalam hubungan ini, maka wajarlah kiranya, jika Allah SWT. Menantang kita dan mempersilakan kepada kita, kalau memang kita mau dan mampu melakukan penghitungan terhadap ni’mat-ni’mat Allah tersebut. Namun pasti, kata Allah, sekali lagi pasti, kita tidak akan mampu untuk menghitungnya.

Firman Allah dalam Al-Qur’an :
وَاٰتٰىكُمْ مِّنْ كُلِّ مَا سَاَلْتُمُوْهُۗ وَاِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ لَا تُحْصُوْهَاۗ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَظَلُوْمٌ كَفَّارٌ ࣖ

“Dan jika sekiranya kamu ingin menghitung- hitung ni’mat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu untuk menghitungnya” (QS. Ibrahim ayat 34).

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah.

Walaupun ada sebuah hadits Rasulullah SAW. yang menyatakan :
“Sesungguhnya Allah memiliki seratus ni’mat (rahmat). Satu ni’mat diantaranya telah diturunkan Allah dan dibagi-bagikan Nya kepada jin, manusia dan binatang. Dengan ni’mat yang satu tersebut, maka semua makhluk akan saling sayang menyayangi dan kasih mengasihi. Dengan ni’mat yang satu itu pulalah, seekor keledailiar mengasihi anaknya. Adapun ni’mat (rahmat) yang lainnya (99) itu, digunakan Allah untuk mengasihi hamba-Nya di akhirat (pada hari kiamat) kelak”.

Memang, kalau dilihat dari segiprosentasi, kelihatannya sangat sedikit.Dari 100 ni’mat yang dimiliki Allah, hanya 1 ni’mat yang diperuntukkan-Nya bagi makhluk di dunia ini. Sementara yang 99 ni’mat lainnya, Allah persiapkan untuk makhluk-Nya yang hidup di akhirat kelak.

Sepertinya ini tidak sebanding. Memang kalau dilihat dari segi pembagiannya jelas tidak seimbang. Namun, kalau kita lihat dan rasakan dari segi nilainya, tentu tidak dapat kita bayangkan betapa besarnya. Walaupun ni’mat yang diturunkan Allah ke dunia ini hanya 1% saja, akan tetapi bagi ukuran kita, atau bagi ukuran duniawi, sudah merupakan ni’mat yang sangat banyak, karena dari satu sumber ni’mat inilah terpancar ni’matni’mat lainnya yang beraneka ragam jenis dan macamnya dan sangat banyak jumlahnya, sehingga wajar jika tak seorangpun diantara kita yang mampu untuk menghitungnya.

Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at yang berbahagia
Kendatipun ni’mat Allah itu sangat banyak. Namun para ulama sepakat untuk mengelompokkan ni’mat Allah ini ke dalam tiga kelompok besar. Kelompok besar yang pertama adalah ni’mat hidup dan kehidupan. Ni’mat ini diberikan oleh Allah SWT.

Kepada seluruh makhluk-Nya, tanpa terkecuali. Tidak saja kepada manusia, tetapi binatang dan tumbuh-tumbuhan pun juga diberikan nikmat ini. Bahkan kepada malaikat dan jin, termasuksi durjana iblis dan syetan, semuanya diberikan ni’mat hidup dan kehidupan olehAllah SWT.

Muslimin rahimakumullah
Tahukah kita, bahwa yang menyebabkankita bisa hidup di permukaan bumi ini, dikarenakan bumi ini berputar. Dalamsatu kali putaran memakan waktu 24 jam atau satu hari. Bagi belahan bumi yang menghadap matahari, maka di sana terjadi siang. Sebaliknya, bagi belahan bumi yang membelakangi matahari, maka di sana terjadi malam.

Demikian seterusnya silih berganti, hingga hari kiamat nanti. Dengan berputarnya bumi, maka terjadilah siang dan malam. Di sinilah sebenarnya rahasia kehidupan kita. Dengan perputaran bumi inilah, kita bisa hidup dipermukaan bumi ini. Coba kalau kita bayangkan, bagaimana dan apa yang terjadi jika sekiranya bumi kita ini tidak berputar?

Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at yang berbahagia
Seandainya bumi ini tidak berputar, berarti ada belahan bumi yang mengalami siang terus-terusan dan ada belahan bumi yang mengalami malam terus-terusan.

Bagi belahan bumi yang mengalami siang terus-terusan, maka menurut prakiraan para ahli, bahwa dalam jangka waktu 100 jam saja, maka suhu udara yang ada di permukaan bumi tersebut akan mencapai 100 derajat celsius.

Ini berarti seluruh zat cair, baik itu air laut, air sungai, air danau air kali, air sumur dan sebagainya, semuanya akan mendidih, Bahkan persediaanair yang ada dalam tubuh kita, termasuk darah kita, karena darah juga merupakan zat cair, juga ikut mendidih. Kalau sudah demikian keadaannya, maka sudah dapat dipastikan, tidak akan ada kehidupan di permukaan bumi ini, bahkan lama kelamaan bumi ini hangus dan hancur lebur jadi debu.

Sebaliknya, bagi belahan bumi yang mengalami malam terus terusan, maka menurut prakiraan para ahli, bahwa dalam jangka waktu 100 jam saja, maka suhu udara yang ada di permukaan bumi tersebut menjadi 0 derajat celcius. Ini berarti seluruh benda cair akan menjadi beku. Maka kalau sudah demikian keadaannya, maka sudah dapat dipastikan, tidak akan ada kehidupan dipermukaan bumi ini.

Begitulah, dengan Rahman dan Rahim-Nya, Allah SWT. telah menjadikan bumi ini berputar, sehingga terjadilah siang dan malam secara silih berganti, yang karenanya maka suhu udara yang ada di permukaan bumi akan selalu stabil atau konstan, tidak terlalu panas, tidak pula terlalu dingin.

Cukup banyak ayat Al-Qur’an memberikan pernyataan, betapa ke Mahabesaran Allah SWT. yang dengan kuasa- Nya telah menciptakan langit dan bumi serta mengatur silih bergantinya siang dan malam. Allah berfirman

اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۙ

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal." (Qs. Ali Imran : 190).

Besaran ni’mat yang ke dua adalah ni’mat kebebasan berpikir atau kemerdekaan. Dengan ni’mat kebebasan berpikiratau kemerdekaan ini, manusia dipersilakan oleh Allah untuk memilih apa saja yang ia mau. Ketika ia sedang haus, di sebelahnya tersedia air teh manis, air susu, air kopi, air es dan sebagainya, tentu ia bebas memilih yang mana yang ia suka.

Demikian juga dalam kehidupan beragama, Allah dengan jelas dan tegas telah memberikan petunjuk-Nya kepada kita manusia, melalui Al-Qur’an dan Sunnah. baik mengenai perintah atau kewajiban yang harus dijalankan maupunberbagai larangan yang harus dihindarkan.

Namun Allah sama sekali tidak memaksa kita, mau dilaksanakan kewajiban itu, atau tidak. Mau dilanggar atau dipatuhi larangan itu, Allah tidak perduli. Yang jelas, Allah sudah memberikan garisan- garisan-Nya yang tegas dan jelas, yang kesemuanya tentu ada risiko atau konsekuensinya.

Demikianlah, memang kebebasan memilih selalu diiringi dengan penghargaan atau hukuman. Bagi yang rajin menjalankan perintah-Nya dan selalu menjauhi larangan-Nya, maka ia akan diberikan penghargaan oleh Allah berupa pahala sorga. Sebaliknya, bagi yang malas mejalankan perintah-Nya dan tidak mengindahkan larangan-Nya, maka ia akan diberikan hukuman berupa siksa neraka.

Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at yang berbahagia
Besaran ni’mat yang ketiga, atau ni’mat yang terakhir adalah ni’mat hidayah atau ni’mat Iman dan Islam. Berkaitan dengan ni’’mat ini Allah berfirman .

۞ سَيَقُوْلُ السُّفَهَاۤءُ مِنَ النَّاسِ مَا وَلّٰىهُمْ عَنْ قِبْلَتِهِمُ الَّتِيْ كَانُوْا عَلَيْهَا ۗ قُلْ لِّلّٰهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُۗ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ

orang-orang yang kurang akalnya diantara manusia akan berkata: "Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?" Katakanlah: "Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus (QS. Al- Baqarah: 142).

Hidayah adalah mutlak milik Allah. Wewenang sepenuhnya ada di tangan- Nya. Rasulullah sendiri tidak diberikan hak oleh Allah SWT. untuk memberikan hidayah kepada orang lain, sekalipun kepada keluarga, sahabat atau orang yang beliau cintai.

Sebagai contoh, seperti Abu Thalib, paman Nabi. Beliau adalah orang yang sangat mencintai Rasulullah. Beliau adalah orang yang sangat berjasa terhadap keberadaan Islam dan kaum Muslimin di masa Rasulullah.

Beliau adalah orang yang setiap saat menyaksikan betapa kemuliaan, kejujuran dan keindahan budi pekerti Rasulullah. Beliau adalah orang yang senantiasa menyaksikan betapa kebesaran mu’jizat Rasulullah. Namun apa hendak dikata, ternyata di akhir hayat beliau, paman Nabi yang bernama Abu Thalib ini, tidak sempat mengucapkan dua kalimat syahadat.

Kenapa? karena tidak mendapat hidayah Allah SWT. Padahal sebelumnya Rasulullah SAW. sudah berusaha sebisa-bisanya membujuk dan membimbing beliau, namun malah justeru tidak dihiraukan oleh beliau.

Melihat keadaan pamannya yang sedemikian ini, tak dapat dielakkan lagi, berlinanglah air mata beliau, Rasulullah benar-benar sedih hatinya, sehingga terucaplah permohonan sekaligus pengaduan beliau untuk meminta pertimbangan Allah terhadap keadaan pamannya ini. Namun justeru pengaduan Rasulullah tersebut mendapat teguran keras dari Allah SWT.

Karena itu Rasulullah menyadari akan kelemahan dirinya di hadapan Allah SWT. Beliau tidak bisa berbuat banyak tanpa izin Allah, tanpa kehendak Allah. Dan Allah Maha Tahu serta Maha Bijaksana terhadap apa yang menjadi keputusan-Nya kendati menurut kacamata manusia mungkin dirasa kurang adil.

Beruntunglah kita saat ini, karena telah ditakdirkan Allah menjadi orangorang yang dianugerahi ni’mat Hidayah atau ni’mat Iman dan Islam, sebab tidak semua orang dapat memperolehnya. Lagi pula, Rasulullah dalam sebuah hadits beliau pernah bersabda, kata beliau : “Sangat berbahagia sekali, orang yang pernah bertemu dengan aku, kemudian ia beriman”. Akan tetapi justeru Nabi mengulanginya sampai tiga kali, kata beliau : “Lebih berbahagia lagi, lebih berbahagia lagi, lebih berbahagia lagi, orang yang tak pernah bertemu dengan aku, namun ia beriman, ia percaya”

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم


Khutbah Kedua


الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَلَهُ الْحَمْدُ فِي الْآخِرَةِ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ
أَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه
أَللهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا
رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ
رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر
Share:

Senin, 29 Juli 2024

Strategi Muhammadiyah Terima Izin Tambang Untuk Menolaknya - Oleh Asyari Usman *

Tidak mungkin Muhammadiyah mau menerima tawaran Izin Usaha Pertambangan (IUP) dari Presiden Jokowi. Tetapi, mengapa itu terjadi beberapa hari yang lalu? Mengapa akhirnya ormas yang selalu dinilai keren itu menerima juga?

Kita perlu banting stir melihat keputusan Muhammadiyah meneima IUP itu. Di permukaan, tidak banyak yang memahami mengapa PP Muhammadiyah menerima. Reaksi natural publik adalah menyesalkan, mencela sampai mencerca.



Reaksi yang tidak setuju itu lumrah sekali. Begitulah pemikiran dan kesimpulan linier publik. Reaksi hitam-putih seperti itu wajar sekali.

Padahal, penyataan terbaru Muhammadiyah menerima IUP seharusnya dibaca dengan kamus diplomasi. Bahwa Muhammadiyah menerima IUP yang ditawarkan tersebut untuk menghimpun penolakan yang meluas dari pengurus Muhammadiyah di daerah-daerah.

Penolakan yang masif inilah nanti yang dikedepankan oleh PP Muhammadiyah. Sehingga para petinggi pusat bisa dengan mudah mengatakan bahwa warga Muhammadiyah tidak berkenan menerima IUP. Karena itu kami terpaksa menolak.

Selama ini, penolakan pertama dipandang oleh pemerintah sebagai sikap politik pimpinan Muhammadiyah saja. Ini berbahaya bagi ormas yang terkenal selalu aklamasi, demokratis, dan taat pimpinan itu.

Dalam beberapa hari ini pernyataan menerima IUP telah memancing reaksi negatif. Dan di hari-hari ke depan nanti akan lebih keras lagi penolakan itu.

Inilah yang sedang ditunggu pimpinan Muhammadiyah. Mereka kemudian bisa dengan enteng mengatakan kepada semua pihak, khususnya pemerintah, bahwa seluruh komponen Muhammadiyah menolak IUP.

Mengapa Muhammadiyah perlu menolak dengan cara diplomatis? Pertama, bisa jadi ada tekanan politis yang hanya pimpinan Muhammadiyah saja yang tahu. Sangat mungkin para petinggi menginginkan agar kebijakan pemberian IUP kepada ormas itu tidak gagal total karena hanya satu ormas saja yang menerima. Dan ormas itu sekarang menjadi bulan-bulanan publik, sendirian tanpa teman.

Kedua, Muhammadiyah ingin memberikan kesempatan kepada seluruh unsur internal untuk menyampaikan aspirasi mereka tentang IUP. Tentag buruk-baiknya. Pimpinan pusat sudah memprediksi penolak luas.

Kita berharap semoga uraian di dalam tulisan ini menjadi kenyataan. Sebab, kalau Muhamamdiyah benar-benar menerima IUP dan melaksanakannya, maka bersiap-siaplah warga Muhammadiyah untuk melihat fatalitas terburuk dalam sejarah kemaslahatan yang telah mereka bangun puluhan tahun.[]

28 Juli 2024
(Jurnalis Senior Freedom News)
Share:

Minggu, 21 Juli 2024

Ketika Seratus Dikurang Satu Sama Dengan Nol - Esai Kusfandiari MM Abu Nidhat


Terdapat belasan uraian Teori 100-1 = 0 baik berupa artikel maupun video yang ditayangkan di jagad maya yang sempat dilihat sekilas oleh Guru Galib. Salah satu di antaranya artikel yang disampaikan oleh Pak Sae’an, Guru MAN 1 Banjarnegara di https://man1banjarnegara.sch.id/berita-203-teori-100--1--0.html sebagai berikut (telah mengalami penyuntingan) :

Seorang guru menulis soal matematika dan jawabannya di papan tulis di depan kelas :

2 + 2 = 4
4 = 4 = 8
8 + 8 = 16
9 + 9 = 19

Begitu guru selesai menulis, tiba-tiba para murid serempak menertawakan dan berkata :
"Salah!... Salah!"

Guru membiarkan kelas gaduh untuk sementara waktu.
Setelah semua tenang, sang guru berkata :

“Anak-anak, saya memang bukan Guru Matematika. Saya tahu bahwa ini salah! Cuma saya ingin kalian belajar . Bukan hanya belajar menemukan jawaban benar. Bukan hanya belajar menemukan jawaban salah. Mari kita belajar sesuatu yang berbeda pada kesempatan ini. Kalian menertawakan karena kalian tahu ada yang tidak benar. Kalian benar bahwa ada satu kesalahan yang saya buat. Tetapi ada tiga jawaban saya yang benar, mengapa tidak ada yang memuji saya? Mengapa tidak ada yang membela saya, dan hal ini disebabkan oleh karena kalian hanya melihat satu kesalahan saja.

Anak-anak, hal apa yang bisa kita ambil pelajaran dari perjumpaan kita kali ini? Ialah apa yang baru saja kita alami merupakan salah satu di antara sekian banyak hal yang sama berlaku atas hidup kita sehari-hari.

Orang lain melakukan seratus kali kebaikan, tetapi ada satu masalah yang ia lakukan saja yang membuat kalian tidak berkenan di hati, maka kalian langsung mengabaikan "Seratus Kebaikan” yang lalu semuanya kalian lupakan. Inilah yang kita sebut “TEORI 100 – 1 = 0“.

Kita pernah mendengar pepatah : “Panas setahun dihapuskan oleh hujan sehari". Masih ingat artinya apa? Artinya “Segala kebaikan selama setahun dihapuskan oleh keburukan selama sehari“. Hal yang menyedihkan bahwa mungkin setiap kita hanya sibuk melihat kesalahan orang lain dan merasa diri sendiri yang paling benar. Apalagi kita kaitkan dengan peribahasa “Gajah di pelupuk mata tidak terlihat, semut di seberang pantai nampak jelas “ yang artinya : kesalahan diri sendiri tidak terlihat, tetapi kesalahan oran lain telihat jelas.

Melakukan kesalahan itu adalah manusiawi. Masalahnya adalah mengapa sikap kita cenderung melihat atau mencari kesalahan orang lain, lalu menghakiminya? Seharusnya kita menjadikan sebagai pelajaran dan tempat kita untuk bercermin agar kita tidak melakukan hal yang sama.

Tidak jarang diam-diam kita bersorak-sorai saat melihat kesalahan orang lain sebab hal itu bisa dijadikan bahan candaan atau perundungan. Apalagi ia tidak kita sukai, kita pikir ini adalah kesempatan untuk menjelek-jelekannya dan bersyukur atas kesalahan yang ia lakukan.

Tentu sikap tak terpuji ini harus kita hindari. Dalam etika kehidupan, kita harus belajar mengingat kebaikan orang lain. Jangan sampai kita fokus kepada kesalahan kecil lalu kita mengabaikan seluruh kebaikannya.

Ingatlah bahwa setiap orang mempunyai kelemahan dan kekurangannya sendiri! Jangan sampai kita dengan mudah menghakimi kelemahan atau kekurangan orang lain! Kita juga bukan manusia sempurna! Kita tidak usah memikirkan kekurangan orang lain. Kita harus sering memikirkan kebaikan orang lain dan dan bersyukur atas kebaikannya, maka hidup kita akan menjadi lebih baik, indah dan harmonis,” ujar guru kepada para murid.

Teman Literat yang dimuliakan Allah.
Dalam kehidupan berkeluarga juga demikian, kalau kita selalu mengingat-ingat kebaikan dari pasangan kita, maka keharmonisan memenuhi pernikahan dan keluarga kita.

Ingatlah kebaikan orang selagi masih hidup dan sayangah, kasihanilah, jangan kita baru mengingatnya orangnya sudah tidak ada. Ada baiknya kita perhatikan lirik lagu “Kehilangan” ciptaan Rhoma Irama, sebagai berikut.

Kehilangan
Artis : Rhoma Irama.

 G       F               Am 
Kalau sudah tiada baru terasa
 G       F                      Am 
Bahwa kehadirannya sungguh berharga 
 E                             F 
Sungguh berat aku rasa kehilangan dia 
 E                             F Am 
Sungguh berat aku rasa. Hidup tanpa dia
         G         F            Am 
Kalau sudah tiada baru terasa  
 G              F               Am 
Bahwa kehadirannya sungguh berharga 

Am D E Dm Am Dm Am-Am-Am Am   

G 
Kutahu rumus dunia semua harus berpisah 
F       G               Am   Dm Am 
Tetapi kumohon tangguhkan tangguhkanlah 
Am                                     G 
Bukan aku mengingkari apa yang harus terjadi 
F       G          Am Dm Am 
Tetapi ku mohon kuatkan kuatkanlah 
        G         F        Am 
Kalau sudah tiada baru terasa,
        G         F            Am 
Bahwa kehadiranya sungguh berharga 
        E                      F 
Sungguh berat aku rasa kehilangan dia 
        E                      F   Am 
Sungguh berat aku rasa hidup tanpa dia  
        G           F       Am 
Kalau sudah tiada..baru terasa    
        G          F              Am 
Bahwa kehadiranya...sungguh berharga 

Am D E Dm Am Dm Am-Am-Am 

Am                                G 
Ku tahu rumus dunia semua harus berpisah 
F        G              Am    Dm Am 
Tetapi kumohon tangguhkan tangguhkanlah 
Am                                G 
Bukan aku mengingkari apa yang harus terjadi 
F              G          Am Dm Am 
Tetapi ku mohon kuatkan kuatkanlah 
    G         F             Am 
Kalau sudah tiada baru terasa,
    G         F                Am 
Bahwa kehadiranya sungguh berharga 
    E                            F 
Sungguh berat aku rasa kehilangan dia 
    E                            F Am 
Sungguh berat aku rasa hidup tanpa dia 
    G        F                Am 
Kalau sudah tiada..baru terasa  
    G        F                    Am 
Bahwa kehadiranya...sungguh berharga
https://www.kompas.com/hype/read/2020/07/23/182000366/lirik-dan-chord-lagu-kehilangan-dari-rhoma-irama.

Murid Imam Syafi'i

Diriwayatkan bahwa Yunus bin Abdi Al-'Ala, berselisih pendapat dengan sang guru, yaitu Al-Imam Muhammad bin Idris As-Syafi'i (Imam Asy Syafi'i) saat beliau mengajar di Masjid.
Hal ini membuat Yunus bangkit dan meninggalkan majelis itu dalam keadaan marah..
Kala malam menjelang, Yunus mendengar pintu rumahnya diketuk ... Ia berkata: "Siapa di pintu?"
Orang yang mengetuk menjawab : "Muhammad bin Idris."
Seketika Yunus berusaha untuk mengingat semua orang yang ia kenal dengan nama itu, hingga ia yakin tidak ada siapapun yang bernama Muhammad bin Idris yang ia kenal, kecuali Imam Asy Syafi'i.
Saat ia membuka pintu, ia sangat terkejut dengan kedatangan sang guru besar, yaitu Imam Syafi'i.
Imam Syafi'i berkata : "Wahai Yunus, selama ini kita disatukan dalam ratusan masalah, apakah karena satu masalah saja kita harus berpisah..?
Janganlah engkau berusaha untuk menjadi pemenang dalam setiap perbedaan pendapat.
Terkadang, meraih hati orang lain itu lebih utama daripada meraih kemenangan atasnya..
Jangan pula engkau hancurkan jembatan yang telah kau bangun dan kau lewati di atasnya berulang kali, karena boleh jadi, kelak satu hari nanti engkau akan membutuhkannya kembali.."
"Berusahalah dalam hidup ini agar engkau selalu membenci perilaku orang yang salah, tetapi jangan pernah engkau membeci orang yang melakukan kesalahan itu.
Engkau harus marah saat melihat kemaksiatan, tetapi berlapang dadalah dan bimbinglah para pelaku kemaksiatan.
Engkau boleh mengkritik pendapat yang berbeda, namun tetap menghormati terhadap orang yang berbeda pendapat.
Karena tugas kita dalam kehidupan ini adalah menghilangkan penyakit, dan bukan membunuh orang yang sakit.."
Maka apabila ada orang yang datang meminta maaf kepadamu, maka segera maafkan.
Apabila ada orang yang tertimpa kesedihan, maka dengarkanlah keluhannya.
Apabila datang orang yang membutuhkan, maka penuhilah kebutuhannya sesuai dengan apa yang Allâh Ta'ala berikan kepadamu.
Apabila datang orang yang menasehatimu, maka berterimakasihlah atas nasehat yang ia sampaikan kepadamu.
Bahkan seandainya satu hari nanti engkau hanya menuai duri, tetaplah engkau untuk senantiasa menanam bunga.
Karena sesungguhnya balasan yang dijanjikan oleh Allâh yang Maha Pengasih lagi Dermawan jauh lebih baik dari balasan apapun yang mampu diberikan oleh manusia.."
Beliaupun menangis dan merangkul Sang Imam sembari mohon maaf dan berterima kasih atas nasihatnya.

Setidak-tidaknya ada empat hal yang tidak akan bisa kembali, yaitu : 1. waktu yang telah berlalu, 2. kata-kata yang telah diucapkan, 3. kesempatan yang telah dilewatkan, 4. kepercayaan setelah hilang. Mungkin di antara kita sudah bisa memperhatikan dan mengelola empat hal ini. Mungkin pula ada yang bisa menyelejuga saikan 3, 2, 1, atau bahkan sama sekali tidak bisa mengelola dengan sebaik-baiknya. Kemampuan masing-masing tidaklah sama. Kita tidak boleh menyalahkan seseorang yang tidak bisa memenuhi empat kriteria tersebut.

Di pengajian umum terbuka dalam beragam kesempatan ceramah atau tausiah.kalangan ulama sering menyampaikan :
ألإِنْسِانُ مَحَلُّ الخَّطَاء وَالنِّسْيَان

"Al-Insanu mahalu l-khata wa n-nisyan”
"Manusia tempat salah dan lupa"
Ucapan ini merupakan pepatah bahasa Arab yang populer
Semoga kita menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat.
Insyâ Allâh kita semua akan dimuliakan oleh Allâh Ta'ala.

Allâhumma Shalli 'Alâ Sayyidinâ Muhammad, Wa 'Alâ Âli Sayyidinâ Muhammad Wallâhu A'lam Bisshawab

Yâ Allâh... Ampunilah dosa dan kesalahan Murrobi dan guru² kami. Ampunilah kedua orang tua kami, ampunilah kami, keluarga kami dan saudara² kami.
Yâ Allâh... Sehat dan sembuhkan saudara dan sahabat kami yang sakit. Jadikanlah sebaik-baik amal kami pada penutupannya.
Jadikan kami dan keluarga kami sehat dzohir dan bathin. Lindungilah kami dari berbagai penyakit, bencana dan kesulitan lainnya.
Yâ Allâh, dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu pagi, dan dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu petang. Dengan rahmat dan pertolongan Mu kami hidup dan dengan kehendak-Mu kami mati. Dan kepada-Mu kebangkitan (bagi semua makhluk).
Yâ Allâh, aku memohon petunjuk pada-Mu dan kehormatan dan kekayaan serta beramal sesuai dengan apa yang Engkau cintai dan ridhai.
Yâ Allâh, aku memohon kekuatan dari-Mu karena kelemahan kami, kekayaan dari-Mu karena kefakiran dan kepapaan kami, dan kearifan dan ilmu dari-Mu karena kejahilan kami.
Yâ Allâh, sampaikanlah shalawat kepada Nabi Muhammad SAW dan keluarganya dan bantulah kami supaya dapat bersyukur dan berzikir pada-Mu, dengan rahmat-Mu wahai Yang Maha Pengasih di antara yang mengasihi.
Jadikan kami, insan yang pandai bersyukur dan bisa membahagiakan orang lain.
Jadikan kami menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat. Jadikan negri ini menjadi lebih baik.

Pangkur-Ngawi, 18 Juli 2024 M / 12 Muharram 1446 H Pukul 05.24 WIB
Share: