Media Pustaka, Informasi dan Digitalisasi

Sejarah Singkat Muhammadiyah

Bulan Dzulhijjah (8 Dzulhijjah 1330 H) atau November (18 November 1912 M) merupakan momentum penting lahirnya Muhammadiyah. Itulah kelahiran sebuah gerakan Islam modernis terbesar di Indonesia, ...

SEJARAH MUHAMMADIYAH DI NGAWI

Fajar pencerahan Gerakan Muhammadiyah di kabupaten ngawi dimulai pada tahun 1918 yang kemudian secara resmi menjadi perkumpulan pada tahun 1925, ....

Majelis Pustaka, Informasi dan Digitalisasi PDM Ngawi Ikuti Rakerwil di PWM Jawa Timur

Majelis Pustaka, Informatika, dan Digitalisasi (MPID) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Ngawi mengikuti Rapat Kerja Wilayah (rakerwil),...

Dikdasmen PNF PDM Ngawi Adakan O2SM (Olimpiade Olahraga Sains Muhammadiyah)

O2SM (Olimpiade Olahraga Sains Muhammadiyah) tingkat Kabupaten pada tanggal 26 - 28 Februari 2024....

Pengukuhan PDPM Kabupaten Ngawi Periode 2023-2027

Proses pengukuhan ini dihadiri oleh Wakil Bupati Ngawi Dr. Dwi Rianto Jatmiko, MH, M.Si, unsur Forum Pimpinan Daerah, PWPM Jawa Timur,....

Sabtu, 19 Oktober 2024

Ahammiatut Tarbiyah - Ust. Drs. Ali Nurhidayat, M.Ag KAP PCM Ngawi


Ngawi – Pada Ahad, 20 Oktober 2024, Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Ngawi menggelar Kajian Ahad Pagi yang kali ini menghadirkan Ust. Drs. Ali Nurhidayat, M.Ag sebagai penceramah. Tema yang diangkat adalah "Ahammiatut Tarbiyah" atau pentingnya pendidikan dalam Islam, dengan pembahasan yang dikaitkan dengan contoh dari para Khulafaur Rasyidin, yaitu para khalifah yang mengikuti jejak Rasulullah SAW.

Dalam mukadimahnya, Ust. Ali Nurhidayat mengawali dengan kisah inspiratif dari Khulafaur Rasyidin—Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib—yang menjadi teladan dalam mendidik generasi Muslim. Beliau menekankan bagaimana keempat khalifah ini tidak hanya unggul dalam kepemimpinan politik, tetapi juga dalam membentuk karakter masyarakat melalui tarbiyah yang berlandaskan akhlak mulia.

"Para Khulafaur Rasyidin menjadi contoh terbaik dalam pendidikan moral dan spiritual. Mereka tidak hanya memimpin umat, tetapi juga mendidik mereka dengan nilai-nilai kejujuran, keadilan, dan kasih sayang. Inilah tarbiyah yang sejati, yang harus kita warisi dan terapkan dalam kehidupan kita, terutama dalam mendidik anak-anak kita," ujar Ust. Ali.

Beliau melanjutkan, bahwa pendidikan yang diberikan oleh para Khulafaur Rasyidin kepada masyarakat pada masanya berfokus pada penguatan iman dan penegakan keadilan. Abu Bakar dikenal dengan kelembutannya dalam mengajarkan keimanan, sementara Umar bin Khattab adalah contoh pemimpin yang tegas dalam menerapkan keadilan. Utsman bin Affan memberikan teladan dalam kedermawanan, dan Ali bin Abi Thalib dikenal dengan kebijaksanaan serta ilmunya yang mendalam.

Setelah menyampaikan mukadimah, Ust. Ali kemudian menghubungkan teladan dari para Khulafaur Rasyidin dengan situasi kekinian, termasuk kasus viral anak SMP yang tidur di kuburan saat jam pelajaran. Menurutnya, fenomena ini menunjukkan kurangnya pendidikan karakter yang seimbang dengan pendidikan formal. Tarbiyah yang diberikan oleh keluarga dan sekolah harus mengutamakan pembentukan akhlak, sebagaimana yang dicontohkan oleh para khalifah.

Beliau dalam menyampaikan materi, sangat mudah dipahami oleh jamaah. Kajian ini diakhiri dengan pesan agar masyarakat, khususnya orang tua dan pendidik, menjadikan fisik, akal dan hati sebagai satu kesatuan dalam memberikan pendidikan yang holistik—pendidikan yang tidak hanya mencakup ilmu dunia, tetapi juga nilai-nilai moral dan spiritual yang kokoh.
Share:

Minggu, 06 Oktober 2024

Khutbah Jum'at: Bumi, Manusia, dan Kebesaran Tuhan


Oleh: Sidik Saiful Anwar


إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه ُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا


Jamaah Jum’at Rahimakumullah

Marilah kita senantiasa meningkatkan kualitas keimanan, ketakwaan kita kepada Allah SwT dengan senantiasa beribadah kepada-Nya. Dan juga selalu meningkatkan intensitas amal salih kita setiap harinya. Dalam situasi apapun kita tetap bersyukur kepada Allah SwT. Dan marilah kita selalu meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita secara berkualitas dalam menjalankan perintah dan  menjauhi larangan-Nya.

Salah satu perkara penting yang yang dibahas dalam Al-Qur’an adalah tentang alam semesta termasuk di dalamya adalah bumi tempat kita tinggal. Alam Semesta sering disebut dalam berbagai ayat Al-Qur’an sebagai bukti kebesaran-Nya. Sehingga kita sebagai umat Islam harus mengimani kebesaran Allah SwT sebagai pencipta alam semesta ini, dengan segala kesempurnaa-Nya yang dibarengi tanda-tanda kekuasaan-Nya. Ketika datang siang maka tidak lupa pula menyusul malam, ketika datang kemarau tidak lupa pula datang hujan. Maka terdapat banyak sekali tanda-tanda dari penciptaan alam semesta oleh Allah SwT. Diantara tanda-Nya yaitu,

Pertama, alam semesta sebagai wujud yang benar dan nyata. Hal ini harus dipahami dengan hati yang mantap. Dalam Al-Qur’an dijelaskan alam semesta sebagai sesuatu yang haq, sebagai sesuatu yang benar serta nyata dan tidaklah Allah SwT menciptakan alam ini sebagai sesuatu yang main-main atau palsu (bathil). Jika kita sebagai umat manusia menganggap alam semesta ini sebagai hal yang diciptakan secara main-main maka akan memberikan pandangan bahwa pengalaman kehidupan di dunia ini juga bersifat palsu dan bukan nyata, sehingga tidak ada pikiran tentang tanggung jawab kepada Allah SwT atas kehidupan di dunia ini.

Kedua, alam semesta sarana mencari ibrah dan hikmah. Jagat raya yang diciptakan Allah SwT sebagai ayat-ayat yang menjadi sumber pelajaran bagi manusia. Sebagaimana tanda-tandanya yaitu keserasian, keharmonisan, dan ketertiban alam semesta. Dengan ini memberikan  makna bahwa alam semesta diciptakan dengan benar (haq) tidak dengan palsu (bathil) atau kebetulan belaka. Sebagai sesuatu yang baik lagi serasi alam raya juga harus diyakini diciptakannya penuh maksud dan tujuan yang menunjukkan kebesaran sang Maha Pencipta Allah SwT. Dilukiskan dalam kitab suci Al-Qur’an yang menyadari alam raya sebagai ayat-ayat Tuhan sebagai berikut

اِنَّ فِىۡ خَلۡقِ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِ وَاخۡتِلَافِ الَّيۡلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الۡاَلۡبَابِ  الَّذِيۡنَ يَذۡكُرُوۡنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوۡدًا وَّعَلٰى جُنُوۡبِهِمۡ وَيَتَفَكَّرُوۡنَ فِىۡ خَلۡقِ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِ​ۚ رَبَّنَا مَا خَلَقۡتَ هٰذَا بَاطِلًا ۚ سُبۡحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ‏ ‏

“sesungguhnya dalam penciptaan seluruh langit dan bumi (alam semesta) pastilah terdapat ayat-ayat bagi mereka yang berakal budi. Yaitu mereka yang selalu ingat kepada Allah SWT, baik pada saat berdiri, saat duduk, mau pun saat berbaring, dan memikirkan kejadian seluruh langit dan bumi, (seraya berkata), “ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan ini semua secara batil. Mahasuci Engkau. Maka lindungilah kami dari azab neraka”. (Q.S, Ali Imran/3 :190-191).

Jamaah Jum’at Rahimakumullah

Yang ketiga, yaitu alam semesta ditundukkan bagi manusia. Allah SwT menciptakan manusia sebagai puncak ciptaan-Nya sehingga seluruh alam berada dalam martabat yang lebih rendah dari pada manusia. Dengan begitu manusia berhak memanfaatkan alam dengan sebaik-baiknya tanpa menimbulkan kerusakan, serta menjadikan alam raya ini sebagai obyek kajian terbuka bagi manusia. 

ظَهَرَ ٱلۡفَسَادُ فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِي ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعۡضَ ٱلَّذِي عَمِلُواْ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ  

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar (Qs ar-Rum ayat 41).

Atas dasar inilah malaikat agak keberatan tentang penunjukkan manusi sebagai khalifah di bumi.

وَإِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٞ فِي ٱلۡأَرۡضِ خَلِيفَةٗۖ قَالُوٓاْ أَتَجۡعَلُ فِيهَا مَن يُفۡسِدُ فِيهَا وَيَسۡفِكُ ٱلدِّمَآءَ وَنَحۡنُ نُسَبِّحُ بِحَمۡدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَۖ قَالَ إِنِّيٓ أَعۡلَمُ مَا لَا تَعۡلَمُونَ  

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui" (Qs al-Baqarah ayat 30).

Merusakknya (alam) jelas tidak dibolehkan. Namun terlalu mengagungkannya juga tidak dibenarkan makakala itu justru melahirkan kesyirikan.

وَسَخَّرَ لَكُمْ مَّا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ جَمِيْعًا مِّنْهُ ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ 

“Dan Dia (Allah) merendahkan bagi kamu semua apa yang ada diseluruh langit dan apa yang ada di bumi, seluruhnya dari Dia. Sesungguhnya dalam hal itu ada tanda-tanda bagi mereka yang berpikir” (Q.S, al-Jatsiyah/45 : 13)

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْأَنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْأَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمِ، وَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.


Khutbah Kedua


اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ إِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ وَكَفَرَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْخَلَائِقِ وَالْبَشَرِ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ،
فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ، اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. وَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْأَنِ الْكَرِيْمِ إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا،
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ، اَللَّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ، اَللَّهُمَّ لَا تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا اِلَّا غَفَرْتَهُ وَلَا عَيْبًا اِلَّا سَتَرْتَهُ وَلَا هَمًّا اِلَّا فَرَجْتَهُ وَلَا ضَرًّا اِلَّا كَشَفْتَهُ وَلَا دَيْنًا اِلَّا أَدَيْتَهُ وَلَا حَجَةً مِنْ حَوَائِجِ الدُّنْيَا وَالْأَخِرَةِ اِلَّا قَضَيْتَهَا وَلَا مَرِيْضًا اِلَّا شَفَيْتَهُ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
عِبَادَ الله إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وِالْإِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

Sidik Saiful Anwar, Kader Muhammadiyah Lampung

Artikel ini telah tayang di suaramuhammadiyah.id dengan judul: Khutbah Jum'at: Bumi, Manusia, dan Kebesaran Tuhan, https://www.suaramuhammadiyah.id/read/khutbah-jum-at-bumi-manusia-dan-kebesaran-tuhan
Share:

Selepas Mengisi KAP, Prof. Dr. Biyanto, M.Ag. Meninjau Pembangunan Islamic Center Muhammadiyah (ICM) Ngawi


Kajian Ahad pagi yang diselenggarakan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Ngawi bersama Prof. Dr. Biyanto, M.Ag., mengangkat tema "Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah." Tema ini sangat relevan bagi warga Muhammadiyah, karena "Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah" (PHIWM) merupakan panduan yang dirancang untuk membantu anggota Muhammadiyah mengarahkan kehidupan mereka sesuai dengan nilai-nilai Islam dalam berbagai aspek kehidupan.

Pedoman ini mencakup berbagai hal seperti akidah, ibadah, akhlak, dan muamalah dalam perspektif Muhammadiyah, yang mengedepankan pendekatan Islam yang berkemajuan. Dalam kajian ini, Prof. Dr. Biyanto, yang juga dikenal sebagai pakar dalam bidang studi agama dan tokoh di Muhammadiyah, mengulas bagaimana pedoman tersebut diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, serta bagaimana warga Muhammadiyah dapat menjaga integritas dan konsistensi beragama di tengah tantangan modernitas.



Kajian Ahad pagi yang dilaksanakan pada 6 Oktober 2024 oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Ngawi tersebut, mendapatkan antusiasme tinggi dari warga Muhammadiyah se-Kabupaten Ngawi. Kehadiran warga Muhammadiyah dari berbagai Cabang Muhammadiyah se-kabupaten menunjukkan semangat untuk memperdalam pemahaman terhadap "Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah" (PHIWM), yang menjadi tema utama kajian tersebut.

Acara ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi bagi warga Muhammadiyah, tetapi juga sebagai sarana untuk memperkuat pemahaman keislaman dan mengukuhkan semangat berorganisasi dalam menjalankan visi Islam berkemajuan. Kajian tersebut kemungkinan besar berisi paparan mengenai bagaimana warga Muhammadiyah bisa menjalani kehidupan yang sesuai dengan ajaran Islam dalam konteks sosial, ekonomi, dan politik di era modern.



Dengan kehadiran Prof. Dr. Biyanto, seorang tokoh Muhammadiyah dan pakar dalam studi agama, acara ini memberikan kesempatan berharga bagi warga Muhammadiyah untuk mendalami lebih jauh tentang pedoman hidup Islami yang relevan dalam menghadapi tantangan zaman.

Setelah mengisi Kajian Ahad Pagi (KAP) pada 6 Oktober 2024, Prof. Dr. Biyanto, M.Ag., yang juga menjabat sebagai Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, melakukan peninjauan terhadap pembangunan Islamic Center Muhammadiyah (ICM) di Ngawi. Peninjauan ini merupakan bagian dari komitmen Muhammadiyah dalam memperkuat infrastruktur pusat keislaman di wilayah tersebut.

Pembangunan ICM Ngawi diharapkan menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial yang berkontribusi terhadap pengembangan masyarakat Islami di Ngawi serta sekitarnya, sekaligus menjadi simbol kemajuan Muhammadiyah dalam bidang dakwah berkemajuan.
Share: