Media Pustaka, Informasi dan Digitalisasi

Sejarah Singkat Muhammadiyah

Bulan Dzulhijjah (8 Dzulhijjah 1330 H) atau November (18 November 1912 M) merupakan momentum penting lahirnya Muhammadiyah. Itulah kelahiran sebuah gerakan Islam modernis terbesar di Indonesia, ...

SEJARAH MUHAMMADIYAH DI NGAWI

Fajar pencerahan Gerakan Muhammadiyah di kabupaten ngawi dimulai pada tahun 1918 yang kemudian secara resmi menjadi perkumpulan pada tahun 1925, ....

Majelis Pustaka, Informasi dan Digitalisasi PDM Ngawi Ikuti Rakerwil di PWM Jawa Timur

Majelis Pustaka, Informatika, dan Digitalisasi (MPID) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Ngawi mengikuti Rapat Kerja Wilayah (rakerwil),...

Dikdasmen PNF PDM Ngawi Adakan O2SM (Olimpiade Olahraga Sains Muhammadiyah)

O2SM (Olimpiade Olahraga Sains Muhammadiyah) tingkat Kabupaten pada tanggal 26 - 28 Februari 2024....

Pengukuhan PDPM Kabupaten Ngawi Periode 2023-2027

Proses pengukuhan ini dihadiri oleh Wakil Bupati Ngawi Dr. Dwi Rianto Jatmiko, MH, M.Si, unsur Forum Pimpinan Daerah, PWPM Jawa Timur,....

Senin, 11 November 2024

SD Muhasa Gelar Outing Class ke Yogyakarta, Carter 5 Gerbong Kereta Api


Ngawi, 12 November 2024 – SD Muhammadiyah 1 Ngawi (SD Muhasa) menggelar outing class seru ke Yogyakarta untuk siswa kelas 4, 5, dan 6. Dalam kegiatan edukatif ini, pihak sekolah menyediakan 5 gerbong kereta api khusus, berangkat dari Stasiun Ngawi, dengan tujuan berbagai destinasi menarik dan penuh pembelajaran di Yogyakarta.

Kegiatan ini diawali dengan keberangkatan siswa dari Stasiun Ngawi, di mana suasana antusias dan keceriaan tampak dari wajah para siswa yang didampingi oleh guru serta beberapa wali murid. Titik destinasi pertama yang dikunjungi adalah Taman Pintar Yogyakarta, sebuah wahana edukasi yang dirancang untuk merangsang kreativitas dan rasa ingin tahu anak-anak. Di sini, para siswa mendapatkan pengalaman belajar interaktif melalui berbagai percobaan sains, permainan edukatif, serta berbagai instalasi yang memadukan unsur teknologi dan sains.


Berdasarkan rundown kegiatan, setelah menghabiskan waktu di Taman Pintar, rombongan Peserta didik SD Muhasa ke Situs Warisan Dunia UNESCO, yaitu Candi Prambanan. Di candi Hindu terbesar di Indonesia ini, peserta didik diajak untuk mengenal sejarah dan budaya Indonesia lebih dalam, serta mengagumi keindahan arsitektur kuno yang sarat nilai sejarah. Para siswa juga diberikan penjelasan oleh pemandu mengenai kisah dan makna di balik relief-relief yang terpahat di dinding candi.

Kepala Sekolah SD Muhasa, Bapak Joko Santoso, S.Pd., menyampaikan bahwa outing class ini tidak hanya bertujuan sebagai sarana rekreasi, namun juga untuk menambah wawasan serta membangun kedekatan emosional antar siswa dan guru. "Melalui kunjungan ke tempat-tempat bersejarah seperti Taman Pintar dan Candi Prambanan, kami berharap para siswa dapat belajar dengan cara yang menyenangkan dan lebih memahami kekayaan budaya bangsa," ujar beliau.


Para peserta didik terlihat sangat antusias dan gembira karena mendapatkan pengalaman berharga naik kereta api. Bagi sebagian besar dari mereka, ini adalah kali pertama mereka naik kereta, sehingga suasana penuh keceriaan terasa sejak keberangkatan dari Stasiun Ngawi.

Salah seorang siswa kelas 4, Lantip, mengungkapkan kegembiraannya, "Aku senang sekali bisa naik kereta api bersama teman-teman! Selama perjalanan, kami bisa melihat pemandangan yang indah, dan rasanya seru sekali berbeda dari naik kendaraan lain."


Pengalaman naik kereta api ini bukan hanya menjadi momen yang menyenangkan, tetapi juga menjadi pelajaran bagi siswa untuk mengenal moda transportasi umum, merasakan perjalanan bersama, serta mempererat kebersamaan.

Para wali murid juga mendukung penuh kegiatan outing class ini. Banyak dari mereka merasa kegiatan ini memberikan manfaat positif bagi anak-anak mereka, baik dalam hal pengetahuan maupun pengembangan karakter. Beberapa wali murid menyatakan bahwa perjalanan ini adalah kesempatan langka bagi anak-anak untuk belajar secara langsung di lapangan, mengamati hal-hal yang biasanya hanya dipelajari di buku.

Salah satu wali murid, Bapak Slamet, mengungkapkan, "Kami sangat mendukung kegiatan seperti ini karena anak-anak bisa belajar dengan cara yang menyenangkan, mengenal sejarah dan budaya Indonesia secara langsung. Mereka juga belajar mandiri, tanggung jawab, dan bekerja sama dengan teman-teman."

Selain itu, para wali murid juga mengapresiasi pihak sekolah yang telah merencanakan kegiatan dengan baik, termasuk menyediakan fasilitas transportasi yang nyaman dan aman. Keterlibatan aktif wali murid dalam kegiatan ini menunjukkan sinergi antara pihak sekolah dan orang tua untuk mendukung proses belajar yang lebih variatif dan bermakna bagi anak-anak.

Kegiatan ini diharapkan mampu meninggalkan kesan mendalam bagi para siswa, memberikan pengalaman belajar langsung di luar kelas, serta memupuk kecintaan terhadap sejarah dan budaya Indonesia.
Share:

Sabtu, 02 November 2024

Kajian "Managemen Hati dan Lisan" Bersama DR. H. Khoiruddin Bashori, M.S.I,


Ngawi – Kajian Ahad Pagi Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Ngawi kembali digelar dengan menghadirkan Dr. H. Khoirudin Bashori, M.S.I, seorang pakar dari LP2M Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dengan tema "Manajemen Hati dan Lisan," kajian yang dilaksanakan pada Ahad pagi ini berhasil menarik perhatian jamaah yang hadir.

Dalam Kajiannya Dr. H. Khoiruddin Bashori, M.S.I, menyampaikan materi "Manajemen Hati dan Lisan" mengacu pada pentingnya mengelola pikiran dan ucapan kita dalam konteks QS. Al-Fathir: 32, beliau menyampaikan bahwa manusia terbagi menjadi tiga kelas, yaitu:

1. Kelas Terendah (dzalimul li nafsih)

Kelompok terendah dari pewaris Al-Qur'an dalam surat Al Fatir ayat 32 disebut sebagai dzalimul li nafsih. Kelompok dzalimul li nafsih dijelaskan oleh DR. Khoiruddin Bashori, M.S.I, dalam kajian tersebut yakni orang yang suka mengeluh/Sambat dan suka komentar, serta sering emosi/marah.

2. Kelas Pertengahan (muqtashid)

Kelompok pertengahan dari pewaris Al-Qur'an dikatakan sebagai muqtashid. Lebih lanjut beliau memberi contoh orang yang suka ngaji. Ciri orang yang suka ngaji memiliki sifat sabar, menahan diri dari perbuatan yang tidak baik.

Artinya, orang tersebut telah mengerjakan segala kewajiban sekaligus meninggalkan larangan-larangannya. Akan tetapi, terkadang seorang muqtashid tidak mengerjakan perbuatan yang dikatakan sunnah atau masih mengerjakan sebagian pekerjaan yang dikatakan makruh.

3. Kelas Terdepan (sabiqum bil khairat)

Kelompok terdepan yang menjadi pewaris Al-Qur'an disebut sebagai sabiqum bil khairat. Masih dalam sumber yang sama, sabiqum bil khairat dijelaskan sebagai golongan orang-orang yang beriman kepada Al-Qur'an.

Kelompok inilah yang dikatakan sebagai 'Ahlul Qur'an.' Mereka begitu sering membaca Al-Qur'an, menghafalkan seluruh isinya, dan dapat mengamalkan isinya dalam kehidupan sehari-hari. Ciri-cirinya orang yang selalu mensyukuri ujian/permasalahan hidupnya, Apapun kesulitannya dihadapi dengan senyuman.

Di akhir kajian beliau mengajak para jama'ah untuk hijrah hati, menata rasa. Karena "rasa" tergantung yang punya hati dan cara pandangnya. Sehingga ketika kita sudah masuk ke kelas 3 sabiqum bil khairat, maka kita mudah untuk menata hati dan rasa.

Dengan adanya kajian ini, diharapkan para jamaah semakin termotivasi untuk mempraktikkan manajemen hati dan lisan yang baik, sehingga mampu menciptakan harmoni dan kedamaian di tengah masyarakat.
Share:

Sabtu, 19 Oktober 2024

Ahammiatut Tarbiyah - Ust. Drs. Ali Nurhidayat, M.Ag KAP PCM Ngawi


Ngawi – Pada Ahad, 20 Oktober 2024, Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Ngawi menggelar Kajian Ahad Pagi yang kali ini menghadirkan Ust. Drs. Ali Nurhidayat, M.Ag sebagai penceramah. Tema yang diangkat adalah "Ahammiatut Tarbiyah" atau pentingnya pendidikan dalam Islam, dengan pembahasan yang dikaitkan dengan contoh dari para Khulafaur Rasyidin, yaitu para khalifah yang mengikuti jejak Rasulullah SAW.

Dalam mukadimahnya, Ust. Ali Nurhidayat mengawali dengan kisah inspiratif dari Khulafaur Rasyidin—Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib—yang menjadi teladan dalam mendidik generasi Muslim. Beliau menekankan bagaimana keempat khalifah ini tidak hanya unggul dalam kepemimpinan politik, tetapi juga dalam membentuk karakter masyarakat melalui tarbiyah yang berlandaskan akhlak mulia.

"Para Khulafaur Rasyidin menjadi contoh terbaik dalam pendidikan moral dan spiritual. Mereka tidak hanya memimpin umat, tetapi juga mendidik mereka dengan nilai-nilai kejujuran, keadilan, dan kasih sayang. Inilah tarbiyah yang sejati, yang harus kita warisi dan terapkan dalam kehidupan kita, terutama dalam mendidik anak-anak kita," ujar Ust. Ali.

Beliau melanjutkan, bahwa pendidikan yang diberikan oleh para Khulafaur Rasyidin kepada masyarakat pada masanya berfokus pada penguatan iman dan penegakan keadilan. Abu Bakar dikenal dengan kelembutannya dalam mengajarkan keimanan, sementara Umar bin Khattab adalah contoh pemimpin yang tegas dalam menerapkan keadilan. Utsman bin Affan memberikan teladan dalam kedermawanan, dan Ali bin Abi Thalib dikenal dengan kebijaksanaan serta ilmunya yang mendalam.

Setelah menyampaikan mukadimah, Ust. Ali kemudian menghubungkan teladan dari para Khulafaur Rasyidin dengan situasi kekinian, termasuk kasus viral anak SMP yang tidur di kuburan saat jam pelajaran. Menurutnya, fenomena ini menunjukkan kurangnya pendidikan karakter yang seimbang dengan pendidikan formal. Tarbiyah yang diberikan oleh keluarga dan sekolah harus mengutamakan pembentukan akhlak, sebagaimana yang dicontohkan oleh para khalifah.

Beliau dalam menyampaikan materi, sangat mudah dipahami oleh jamaah. Kajian ini diakhiri dengan pesan agar masyarakat, khususnya orang tua dan pendidik, menjadikan fisik, akal dan hati sebagai satu kesatuan dalam memberikan pendidikan yang holistik—pendidikan yang tidak hanya mencakup ilmu dunia, tetapi juga nilai-nilai moral dan spiritual yang kokoh.
Share: